Selamat Membaca~
•••
Kehamilan yang memasuki bulan ke-4 memang sedikit membuat kau kerepotan. Begitu banyak hal yang di inginkan oleh bayi dalam rahimmu yang bahkan terkadang tak masuk akal.
Suami mu Kim Mingyu, dia akan melakukan apa saja untuk memenuhi keinginanmu. Tapi tidak untuk kali ini.
"Oppa!"
"Aku sudah bilang aku tidak mau!"
"Kenapa? Kau tak ingin anak ini bahagia? Ini anakmu oppa."
"Tidak!"
Kau sudah sangat kesal. Toh ini juga bukan keinginanmu, tetapi Mingyu tak mau mengerti. Sungguh ini bukan keinginanmu.
"Sayang, bagaimana bisa kau biarkan aku untuk tidak memelukmu selama beberapa hari! Aku tidak bisa."
"Aku juga tak mau, tapi rasanya aku sungguh kesal saat kau memelukku."
"Lalu aku harus bagaimana? Aku bahkan tak bisa tidur jika tak memelukmu (y/n)-ah!"
Lihat itu sifat kekanakannya muncul lagi. Dia selalu saja seperti ini bahkan dia sudah mau memiliki anak tetapi sifatnya seperti anak kecil. Ck!
"Hanya beberapa hari saja. Ayolah.."
Mingyu masih saja diam. Bahkan dia sekarang sudah memunggungiku, sepertinya dia pura-pura tertidur.
"Aku tahu kau belum tidur. Baiklah kau pasti mendengarku bukan? Bagimana jika kau tidak memelukku selama dua hari? Bagaimana? Dua hari saja, mudah bukan?"
Kau mendengar Mingyu menghembuskan nafasnya dengan berat. Tak lama dia membalikkan badannya dan melihatmu dengan mata sedih. Uh! Bahkan kau sangat ingin menciumnya.
Ingin rasanya tidur dalam pelukkannya. Tetapi jika kau dalam pelukkannya yang ada kau akan kesal, pusing dan merasakan berbagai hal yang menjengkelkan.
"Satu hari saja bagaimana?"
"Dua hari Oppa. Jika kau tidak mau akan aku tambah harinya."
"Ehh.. baiklah dua hari. Tapi kalau kita tidur bahkan kita tidak tahu bisa saja kau yang memelukku."
"Tidak akan!"
"Maksudmu?"
"Kau akan tidur di kamar tamu oppa."
"Hah?"
Kali ini Mingyu benar-benar terkejut. Entah mengapa rasanya kau ingin tidur sendiri dan menguasai kasur sendiri selama dua hari.
"Maafkan aku. Tapi ini untuk kita semua."
"Bukan untukku yang pasti. Huh, kau sangat pandai menyiksaku."
"Mengertilah. Aku juga tak mau, tapi ini demi anak kita."
Kau merasa bersalah, menunduk dan kemudian menangis. Mingyu yang melihatnya langsung menghapus air matamu.
"Sudah jangan menangis, baiklah. Aku pindah ya ke kamar tamu. Kau tidur yang nyenyak dan jika butuh sesuatu panggil saja aku."
"Iya. Aku masih bisa sendiri kok."
Mingyu berjalan meninggalkan mu yang masih duduk dikasur. Tiba-tiba dia berhenti dan berbalik menatapmu lekat.
"Kenapa?"
"Apa boleh menciummu?"
Kau tertawa mendengar ucapannya.
"Boleh."
Dengan malu-malu kau menjawabnya. Mingyu berjalan kearahmu dan mencium kening, kedua matamu, hidungmu dan terakhir bibirmu. Setelah itu dia mengusap kepalamu dan menghilang di balik pintu.
Tidurlah yang nyenyak oppa. Maafkan aku.
Setelah itu kau jatuh dalam tidurmu yang nyenyak dan damai.
•••
Tak terasa hari ini Mingyu sudah boleh memelukmu. Mingyu sangat senang dan tidak sabar.
Kau berjalan menghampiri Mingyu yang bahkan sudah senyum dengan sangat manis menantimu dikasur.
"Kemarilah. Aku sudah tak sabar ingin memelukmu, baru dua hari saja rasanya sangat lama. Seperti berpuluh-puluh tahun."
"Menggombal huh?"
"Tidak, aku serius."
Kau duduk dipinggiran kasur dan membuat Mingyu juga duduk dan menyender pada kepala ranjang.
"Kata siapa aku sudah mau dipeluk?"
"Apa? Jadi kau masih tak ingin aku memelukmu?"
"Emmm... aku.. hanya bercanda Oppa."
Kau tertawa dengan puas dan membuat Mingyu menyipitkan matanya. Kemudian dia sudah menarikmu dalam dekapannya.
Suasana sangat canggung saat jarak diantara kalian sangat dekat, mungkin hanya 7 cm.
Kau sedikit ngeri saat melihat Mingyu yang menatapmu lekat.
"Jangan melihatku seperti itu! Tidurlah Kim Mingyu!"
"Tidak!"
"Huh?"
"Malam ini kau! Ny. Kim! Tidak akan aku biarkan tidur. Kau harus mengikuti keinginanku. Kali ini kau harus menemaniku hingga pagi."
Kau membelakkan matamu namun terlambat karena Mingyu sudah mencium bibirmu dan ciumannya juga semakin menuntut.
"Aku merindukanmu.."
"Aku juga oppa. Tapi aku tak bisa menemani hingga pagi. Maaf ya aku mengantuk, sangat lelah rasanya. Besok saja ya."
Kau melihatnya menghembuskan nafas berat dan kemudian dia tersenyum.
"Baiklah, tapi lihat saja besok kau akan aku punyai seharian full!"
"Terserah kau. Karena aku memang milikmu!"
"Sudah tidurlah, kau tak ingin aku berubah fikirankan?"
Kau hanya tertawa dan kemudian Mingyu memelukmu. Kalian sama-sama menikmati pelukan ini. Dan kemudian kalian tertidur dengan nyenyak.
Selesai~
Bagaimana? Semoga suka ya..
Simply_Gyu
8-1-2017

YOU ARE READING
IMAGINE WITH SEVENTEEN AS HUSBAND
Fanfiction"Kita memiliki kendali penuh atas perasaan kita." Sikapnya membuatku terluka. Aku terluka karena pria ini dan pria ini terluka karena aku. Kita hanya saling menyakiti. *potongan cerita *Member Seventeen x You