Satu Motor Seribu Umat 7

6 2 0
                                    

Nama author : Shandez Darlene
Nama wp : myboy_
Tema : kebersamaan
Alasan : karena mereka naik motor bersama-sama, jadi mikirnya kebersamaan, walaupun bersama dalam hal yang konyol dan membahayakan.

***

Judul : Satu Motor Seribu Umat

Temen-temen gue gila, dan kayaknya gue juga ketularan. Pernah kami mau pergi ke tempat makan, warung Mbok Erte, tempat favorit kami karena bisa ngutang. Gue tentu naik motor kesayangan gue, walau udah butut, gue tetep sayang. Karena gue orang yang sangat setia.

Rafi tiba-tiba udah nangkring di belakang gue waktu gue idupin motor. "Gue nebeng," ucapnya seenak jidat. Gue manggut aja.

Terus dateng lagi satu curut, namanya Riko. "Nana, gue nebeng juga, ya."

Gue gelisah. Nggak apa-apa semotor bertiga? Gue kebayang ditilang sama polisi, motor gue kesita, gue nggak bisa jalan-jalan lagi, mati dong gue? Eh bentar, tadi Riko manggil gue Nana, ya? Sialan. Nana itu dari Rolana, nama gue.

"Turun lo. Nggak boleh bertiga."

Temen gue yang namanya Ahmad dateng. Kami emang kemana-mana berempat. "Eh, kalian bertigaan. Gue juga ikut, dong." Dia tertawa lebar, persis kayak anak kecil yang kedapetan permen.

"Kalian gila. Kalau motor gue disita kayak mana?"

"Ya tinggal ambil aja sama Sita," jawab Riko.

Kita berempat di atas motor gue. Tempat duduk gue udah kecil banget, berasa kayak duduk di angkot terus sampingnya emak-emak yang bawa barang banyak banget ditambah bau badan, terus disamping gue lagi banci. Nah, tau kan rasanya gimana.

"Jalanin, Nana. Gue pengen tau gimana naik motor berempat."

"Kalau jatuh?"

"Tinggal berdiri lagi."

"Kalau melayang?" Maksud gue melayang itu meninggal.

"Yah.." Rafi mikir lama. "Daripada penasaran?"

Mending temen gue kurus-kurus, ini badannya udah kayak paus semua. Eh, tapi coba aja nggak apa-apa, kan? Nggak akan secepet itu kan gue nggak ada di dunia ini?

"Ya udah, sampe depan perumahan aja, ya?"

Gue mulai jalanin motor. Berat bener. Waktu lewatin polisi tidur, gue merasa bumi berguncang hebat. Belum sampe di depan perumahan, kami udah jatuh dari motor. Badan kami saling menimpa. Bukannya kesakitan, mereka ketawa. Temen-temen gue gila, sayangnya gue juga ketularan.

IDC DrabbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang