Butuh lebih dari maut

25K 1.7K 68
                                    

**************

"Eh, eh itu Indah." Teriak Guruh menujuk Indah keluar dari toko sepatu yang tampak elite.

Melisa membuka kaca jendala mobilnya "Indaaaah" Teriaknya memanggil sambil melambaikan tangan. Indah menoleh dan langsung melangkah ke arah mereka. Raga, Guruh dan Melisa senyum-senyum sendiri melihat penampilan Indah yang amat berbeda. Hanya memakai kemeja putih motif batik di kera dan rok hitam batas lutut, rambutnya di gulung khas pelayan. Indah masuk ke mobil dan duduk di samping kemudi, Raga. Indah menghembuskan nafas lelah dan membuka sanggul kecil rambutnya.

"Baby aku keliatan cape banget nih?" Raga mengacak rambut Indah gemas..

"Iyalah cape, gue gak tidur dari semalam Ga, sempet ketiduran eh bangun-bangun pontang panting biar gak telat kerja. Lo bawa baju gue Sa?" Tanya Indah menoleh ke tiga sahabatnya yang hanya senyum-senyum melihatnya. Melisa mengangguk, dan memberikan tasnya. Indah langsung membuka kancing kemeja kerjanya, karena memakai tang top Hitam, jadi tidak canggung membuka kemjenya di hadapan Guruh dan Raga. Mengganti kemeja kerjanya dengan baju yang di bawa Melisa. "Eh liatin apa'an? Cepet jalan, kebandung ya"

"Bandung??" Tanya Guruh dan Melisa berbarengan. Indah mengangguk sambil mengeluarkan tangannya dari lengan kemeja. "Ngapain Ndah??"

"Lo inget tadi malam nomor tak dikenal nelpon gue tanpa detik itu?" Tanya Indah ke Melisa, Melisa mengangguk. "Itu orang ternyata mau ngasih tau gue kalau ada yang aneh sama akun sosial Media Marsyah"

"Terus?"

"Diem dulu deh gur, gue malas ngomong bolak-balik jadi biar gue jelasin dulu" ucap Indah terlihat rusuh mengurus pakainnya. "Dodit kalau gak salah nama orang itu. Dia bilang semua akun Marsyah kacau, banyak foto-foto gue dan Marsyah di upload bahkan foto jorok, pokoknya trafficnya gak wajar. Jadi si Dodit ini mengasumsikan kalau iPhone Marsyah pasti di bajak atau gak hilang. Nah kalau bener iPhonenya hilang ya bisa gawat dong ya? Karna Marsyah itu apa-apa bayar pake Mobile Banking. Transaksi perbankan dia semua itu pake ponsel. Dari pembayaran semua tagihan tiap bulan, transfer pokoknya semua. Jadi gue telpon tuh malam-malam Bank-nya tanya apa ada traffic gak wajar karena iPhone itu hilang gue bilang. Ternyata bener, transfer gila-gilaan dia. Gila kayaknya yang nemu hanpone dia orang berpendidikan deh, ampe cepet gitu menggerogoti."

"Kok bisa lo nelpon Bank-nya? Emang lu bisa lewati tahap prosedurnya? Kan bukan lo yang punya rekening"

Indah tertawa "Gak ngerti juga kenapa gue bisa lolos semua prosedurnya. Gue seakan-akan ngurus rekening gue sendiri sangkin lancarnya. Bahkan dari SMP Marsyah ngajari gue biar bisa ngambil semua uang dia rekening dia."

"Ha? Maksudnya?"

"Maksudnya dia ngasih tau semua rahasia dia ke gue,Guruh. Dua pertanyaan rahasia rekening dia jawabannya bakal buat kalian ngakak deh. Konyol banget."

"Oh gitu, jadi kita ke bandung buat?"

"Gue udah nelpon si Doditnya bilang kalau semua transaksi dari rening Marsyah sudah di bekukan pihak Bank. Terus dia bilang dia juga sudah ngelacak perangkat iOS yang hilang itu dan bilangnya di daerah Dago.Ya langsung aja gue suruh, sergap itu rampok sinting. Gak papa deh setengah duitnya Marsyah buat Dodit, yang penting gak ke tangan monyet rampok itu. Bener deh,gue lebih iklas ngasi duit itu ke pengemis dari pada tukang nyolong itu"

"Atau gak ke kita-kira" ucap Malisa ngebanyol. Guruh dan Raga tertawa.

"Ya udah deh Ndah, lo tidur aja. Duh, dah cape gini pacar gue" ucap Raga mengusap kepala Indah.

"Iya,Cape banget Ga" ucap Indah cemberut

"Pacar-pacar di makan Edgar baru rasa lo" Ketus Melisa.

It's a curious wanting thing. [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang