Cerita ini tertulis saat mendengarkan lagu Elisa berjudul lagu Eppure sentire
Baca ya baca aja ya gak perlu vote atau komen kok. Semerdeka kamu aja. Dadaahh
--------
Lokasi : Capital Residences apt. Jakarta
Waktu : 02:30 AM. (pagi)
Di sebuah kamar berukuran 9x5 meter, dinding bertempelkan walpaper import bercorak hitam dan ukiran merah hati, gorden tinggi berwarna coklat dan merah hati menandakan kamar itu berkesan glamour, tetapi sedikit berantakan dengan adanya tas tangan baju dua helai dan highels yang berserakan.Tampak seseorang gadis terjaga dari tidurnya, mengerjabkan matanya mencoba menyesuaikan cahaya lampu di kamar itu. Kakinya menendang-nendang badcover berwarna coklat, seperti tidak ingin tubuhnya terselimuti dengan bad cover tersebut.
Ia meraba sesuatu disampingnya, seperti mencari seseorang tetapi tidak mendapatkan apa yang ia cari. "Syaah.." panggilnya pelan
"Kok nggak ada?"
Setelah usahanya untuk tidur lagi gagal, gadis itu berjalan keluar kamarnya, dan melihat sosok yang ia cari sedang membelakanginya. Duduk di sofa sedang berpangkukan laptop dalam cahaya yang minim. Cahaya televisi menerangi ruangan gelap itu.
Tentu saja ia adalah Marsyah yang dicarinya sedari tadi. Gadis itu tersenyum dan berjalan mendekati Marsyah yang tampak tidak menyadari kehadirannya.
Ia ikut duduk di samping kiri Marsyah, dan tanpa kata dengan manja tangan kirinya memeluk perut gadis itu, mukanya di benamkan di belakang antara punggung Marsyah dan sofa.
Marsyah sedikit terkejut "Indah. Kok bagun?"
Reflex Marsyah memajukan tubuhnya, agar gadis bernama Indah tersebut dapat nyaman tidur di belakang punggungnya. Tangan kirinya membelai lembut tangan kiri Indah di perutnya.
Ia menaruh laptop ke meja yang ada di depannya. Mengacak pelan kepala Indah yang ada di belakang punggungnya.
"Hei kok malah tidur di sini?" Tanyanya lembut.
Indah masih diam menghiraukan pertanyaan Marsyah
"Ndah, hey bangun." bujuk Marsyah. "hey jangan tidur disini. Pindah kamar gih"
"Aaaa, aku udah coba tapi nggak bisa tidur lagi" terdengar suara cemberut Indah yang sedikit serak khas suara bangun tidur.
Marsyah tersenyum mendengar suara manja sahabatnya. "Ya udah sini aku pangku jangan di belakang gitu. Punggung kamu nanti sakit kalau tidur gitu."
Marsyah menegapkan tubuhnya, menarik tubuh Indah untuk menaruh kepala Indah di pangkuannya.
"Sini ayo.." Perintahnya lagi. Indah menurut merebahkan diri di sofa, kepalanya di pangkuan Marsyah.
Tangan kanan Indah memeluk pinggang Marsyah ke belakang, kepalanya berada di pangkuan Marsyah, wajahnya memeluk ke perut gadis itu.
Lagi Marsyah tersenyum melihat tingkah manja sahabatnya itu. Ia membelai pelan rambut halus Indah yang lembut. Sesekali ia menyeka rambut ke belakang telinga Indah. Tangan kirinya mengusap usap punggung Indah agar gadis itu kembali tertidur.
Indah tersenyum kecil karena di manjain seperti itu. Ia mencium perut Marsyah nyaris tidak terasa, karena memang mukanya terbenam erat di perut Marsyah tetapi dengan gerakan kecil ia memajukan bibirnya menandakan gerakan itu adalah "ciuman"
"Kamu kenapa?" Tanya Marsyah yang menyadari Indah belum tertidur. Indah tidak menjawab.
"Masih galau ya karna Randy?" Tanya Marsyah lagi dengan nada menggoda.

YOU ARE READING
It's a curious wanting thing. [ complete ]
Teen Fiction*Ndah kalo suka sama seseorang enaknya di ungkapin atau di pendem?:') =enakan di pendem sih kalo gw. *Tapi nyesalnya jauh lebih ngenes, hiks *Tapi kak masa hanya cuma bisa mengagumi, tanpa di cintai... = "aku mencintaimu, itu uru...