- lxxvii -

1.9K 302 186
                                    

Usai menyantap makanan buatan Wendy, Suga merapikan wadah bekal-bekal tersebut. Melihat hal itu, Wendy merasa tak enak.

"Eh, biar Wendy aja yang beresin, kak," tukasnya. Tangannya terulur hendak meraih salah satu kotak bekal, tapi ditahan oleh Suga.

"Nggak usah! Biar kakak aja. Kan kamu udah bikinin," ucap Suga. "Siniin tasnya."

Wendy akhirnya menurut. Gadis itu tersenyum melihat Suga yang serius membereskan wadah bekal tersebut.

Selesai membereskan wadah-wadah tersebut, Suga lalu menatap Wendy. "Abis ini mau kemana?"

"Mmmm...." Wendy mengangkat bahunya.

"Wendy kan cuma rencananya kesini doang. Nggak tahu mau kemana setelahnya," tambahnya.

Suga diam. Berpikir mau kemana setelah ini. Ia bosan jika harus ke mall atau pantai. Mereka berdua sudah sering kesana.

"Campus date? Gimana?" usul Suga.

"Kemana?" ulang Wendy, tak paham dengan ide Suga.

"Ya di kampus kakak lah. Ada beberapa spot bagus banget di kampus ini. Mau lihat sunset nggak?"

"Sunset? Di kampus? Emang bisa?" Wendy sedikit ragu.

"Bisa lah. Emang lihat sunset cuma bisa di pantai atau gunung doang?"

Wendy merasa ide Suga cukup anti-mainstream. Dan sepertinya ide tersebut worth untuk dicoba.

"Dimana emang kak?" tanya Wendy. Dari ekspresinya, tak dipungkiri bahwa gadis itu penasaran.

"Ntar juga kamu tahu," Suga tersenyum miring.

"Sok misterius," cibir Wendy.

Suga hanya terkekeh. "Eh, tapi mampir ke sekre bentar ya. Ngambil barang."

"Oke sip," Wendy mengacungkan salah satu jempolnya, tanda setuju.

*

Suga dan Wendy kini dalam perjalanan menuju sekretariat himpunan mahasiswa program studi Suga. Cowok itu janjian dengan salah seorang teman yang meminjam gitarnya beberapa hari lalu. Dan hari ini temannya itu hendak mengembalikan gitar miliknya tersebut.

Wendy hampir berlari kecil untuk menyamai langkah Suga yang lebar-lebar. Suga yang menyadari hal itu lantas menghentikan langkahnya. Wendy mendadak ikur berhenti.

"Kok berhenti, kak?"

"Kakak kecepeten ya Wen?" tanyanya pada gadis di sebelahnya.

Wendy meringis, tanda setuju.

"Maaf," ucap cowok itu.Wendy menggeleng, lalu tersenyum.

"Kalo gitu..." Suga meraih tangan Wendy. Menautkan jari-jarinya di sana.

Wendy yang tak menyangka Suga akan melakukan hal itu, merasa sedikit terkejut. Namun detik berikutnya, rasa terkejut itu tergantikan dengan rasa hangat yang memenuhi dadanya.

"Biar kamu nggak ketinggalan," ucap Suga, memecah kecanggungan yang muncul tiba-tiba.

Wendy tertawa kecil, lalu membalas tautan jari-jari Suga.

Wendy tertawa kecil, lalu membalas tautan jari-jari Suga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu akan menyukai ini

          


Mereka berdua berjalan beriringan, meneruskan perjalanan ke sekre. Di tengah jalan, beberapa orang mengenali Suga. Tentu saja mereka tak melewatkan untuk menggoda pasangan tersebut. Celetukan-celetukan keluar dari mulut-mulut tersebut. Pasalnya, Suga jarang sekali  mengumbar kemesraan bersama seorang cewek. Meski hanya gandengan tangan, itu merupakan pemandangan tak biasa, karena cowok itu terkenal dingin dan tidak terlalu memperlihatkan afeksinya.

Yah walaupun ia sering keluar bersama Jennie ataupun Hani, tapi mereka tidak semesra itu.

"Ciye baang Suga, ama siapa? Bening amat," seru Jackson, salah satu teman sekelas Suga dan Jimin, yang mulutnya tidak bisa dikontrol.

"Ciye baang Suga, ama siapa? Bening amat," seru Jackson, salah satu teman sekelas Suga dan Jimin, yang mulutnya tidak bisa dikontrol

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suga hanya melirik cowok itu dingin. Lantas mempercepat langkahnya ke sekre. Sehingga Wendy mau tak mau juga menambah kecepatannya.

Sekre cukup ramai, mengingat setelah ujian selesai, banyak dari mereka yang berkumpul disana. Saat Suga tiba disana, tentu saja banyak dari mereka yang menyoraki. Tak peduli dengan Suga yang bisa saja berubah menjadi singa yang siap mencaplok mereka.

Beruntunglah mereka, keberadaan Wendy membuat mereka selamat. Suga berpikir dua kali untuk memarahi mereka. Ia ingin menjaga image-nya di depan Wendy.

Sedangkan Wendy sendiri, memilih bersembunyi di belakang tubuh Suga. Malu dengan teman-teman Suga.

"Panggilin Ceye," ujar Suga pada salah satu anggota yang duduk di dalam sekre.

"Bang Ceye! Dicari Bang Suga tuh!" teriak si anggota tersebut.

Seseorang yang dipanggil ’Ceye’ tersebut keluar dari dalam sekre dengan tangannya menenteng tas gitar berwarna hitam.

Seseorang yang dipanggil ’Ceye’ tersebut keluar dari dalam sekre dengan tangannya menenteng tas gitar berwarna hitam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Ini bang. Makasih gitarnya," ucap cowok bernama ’Ceye’ tersebut sambil mengulurkan tas gitar berisi gitarnya pada sang pemilik.

Suga menerima tas tersebut.

"Gue langsung cabut ya," pamit Suga.

"Yelah, buru-buru amat sih bang. Paling nggak, kenalin dulu lah anak perawan yang dibelakang lo itu bang," tukas Ceye.

Bang! | p.jm-k.th-s.swTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang