Taehyung masuk ke kamarnya dan segera mengunci pintunya. Malam ini ia tak ingin siapapun merecokinya.
Jimin mungkin akan paham dengan perilaku Taehyung yang tiba-tiba seperti itu. Namun, Taehyung selalu menyembunyikannya dari Wendy. Jadi Taehyung sedikit khawatir, jika Wendy berpikir macam-macam.
Ia hanya ingin sendiri saja malam ini.
Taehyung memilih duduk di veranda kamarnya. Mencari udara segar, yang barangkali bisa menenangkannya barang sedikit saja.
Irene.
Gadis cantik itu sungguh berbeda dari pacar-pacar Taehyung sebelumnya. Dalam segi umur, sudah pasti. Karena Taehyung selalu memiliki pacar yang lebih muda darinya. Selain itu Irene lebih bijak dan tenang. Jadi Taehyung nyaman berada di dekatnya.
Namun, tiba-tiba saja Irene membahas pernikahan. Ia sedikit paham jika Irene sedang terburu-buru karena permintaan ayah ibunya. Tetapi bagi Taehyung pernikahan bukanlah perkara sepele. Jadi ia tak bisa mengambil keputusan secara tak bertanggung jawab, hanya karena diburu waktu. Lagipula ia juga merasa belum siap dari segi mental dan finansial.
Taehyung termenung memikirkan semua ucapan yang keluar dari bibir Irene.
Apakah ia tak mencintai gadis itu?
Tidak. Hatinya menyangkal. Ia mencintai gadis itu.
Ia hanya takut tak bisa menjaga Irene dengan baik di masa depan.
Masalahnya Irene bukanlah barang yang bisa begitu saja dimiliki. Ia putri yang berharga dari sebuah keluarga. Tentu saja orang tuanya berharap ia akan membahagiakan putri mereka, kan? Orang tua mana yang tega menyerahkan putrinya untuk hidup susah dengan orang lain.
Taehyung mendesah keras. Tengkuknya terasa kaku. Kepalanya seperti ditindih beban berat. Apa perlu ia membaginya dengan Jimin?
Besok saja ia bercerita pada Jimin. Malam ini ia ingin menikmati sakit hatinya sendiri saja.
Dan akhirnya laki-laki itu jatuh tertidur di veranda.
*
Pagi menjelang. Jimin telah berangkat lebih dulu. Katanya ia belum mengerjakan tugasnya, jadi ia akan menyontek milik temannya. Sedangkan Wendy, jadwal hari ini memang diantar Taehyung.
Suga?
Kebetulan hari ini ia sedang ke luar kota dan tak bisa mengantar jemput Wendy.
Sebenarnya Wendy sedikit ragu untuk meminta Taehyung mengantarkannya. Dengan keadaan Taehyung yang seperti itu, pasti ia malas mengantarnya. Apalagi ia bisa saja bertemu Irene secara tak sengaja karena gadis itu merupakan guru Wendy.
Wendy akhirnya memberanikan diri mengetuk pintu kamar Taehyung. Bebrapa kali ia mengetuk dan memanggil cowok itu, Wendy tak mendapatkan jawaban. Hal itu membuat Wendy sedikit takut.
"Bang Tae!" panggil Wendy. Ia juga mencoba memutar kenop kamar Taehyung, tapi nihil. Pintu itu tetap bergeming.
Wendy akhirnya lari ke bawah mencari kunci serep kamar Taehyung. Gadis itu takut terjadi apa-apa dengan Taehyung.
Setelah kunci cadangan berada di tangan, Wendy segera membuka kamar Taehyung.
Saat gadis itu membuka pintu kamar, Wendy terkejut hingga mulutnya terbuka lebar.
"Bang Tae!!"
*
Jimin melirik jam digital di layar ponselnya. Masih ada lima menit lagi sebelum kelas dimulai. Ia semakin mempercepat menyalin pekerjaan teman baiknya, Kai.

YOU ARE READING
Bang! | p.jm-k.th-s.sw
FanfictionFluffy drabble(?) story, tentang Wendy dan kakak kembarnya Jimin & Taehyung yang punya sister complex! Beware of cringey words! cover by me :)