Part 42

1.2K 40 0
                                    

By : Aprilia Cintiya Ayu

Hari pertama perjalanan mereka kegua indrajaya. Jodha memilih untuk banyak diam. Sedangkan rukaya tiada henti untuk menekuk mukanya. Atifa bahkan sedang cemas dengan apa yg akan terjadi digua tersebut. Jalal hanya diam diam dan diam keheningan terjadi dikereta tersebut.
"Yang mulia kapan kira2 kita sampai ? Tanya atifa cemas
"3 hari" ucap jalal singkat
Atifa sedikit menghela nafas panjang.
"Sepertinya aku harus melakukan rencana kedua. Aku harus hamil sebelum kedokku kebuka. Sehingga jalal selalu terikat denganku" batin atifa licik
"Berhenti! Ucap jodha tiba2
"Knp jodha? Tanya rukaya
Jodha tidak menjawab tapi langsung turun dari kereta dan memuntahkan isi perutnya.
"Jodha sepertinya kmu tidak enak badan? Tanya rukaya membantu jodha
"Mungkin kak. Rasanya perutku kembung dan tidak enak. Padahal usia kandunganku sudah melewati 3 bulan" ucap jodha
"Kau sudah makan? Tanya jalal tiba2 disebelah jodha
"Sudah yangmulia" ucap jodha
"Kau berbohong. Lihatlah isi muntahanmu hanya air. Kenapa kau belum makan? Tanya jalal kuatir
"Aku sudah makan yang mulia" ucap jodha berbohong
"Jodha berhentilah berbohong. Kapan terakhir kamu makan? Tanya jalal
"Kemarin pagi" ucap jodha sambil memegang perutnya kembali dan kembali muntah2 kali ini hanya rasa mual tanpa ada yg dikeluarkan karena sudah habis isinya
"Haduhh jodha itu selalu mencari perhatian" batin atifa gemas
Jalal mendekati jodha dan memegang perutnya.
"Kita harus makan jodha" ucap jalal
"Aku gak lapar jalal" ucap jodha
"Jodha kamu harus makan. Ibu hamil harus banyak makan. Bayangkan kemarin pagi kamu makan bagaimana nutrisi bayimu" ucap rukaya juga cemas
Jodha hanya mengangguk lemah
Jalal mengandeng tangan jodha dan membantu naik kekereta kali ini jalal duduk disebelah jodha.
"Kusir kita cari tempat makan terdekat" perintah jalal
"Aku membawa makanan" ucap atifa tiba2
"Ratu jodha makanlah" ucap atifa memberikan roti gandum
"Tidak perlu atifa. Jodha bisa menahan laparnya" saut rukaya
"Rukaya! Knp kmu tidak pernah berubah. Biarkan atifa berbuat baik pada jodha" ucap jalal
"Kak sudahlah" ucap jodha mengambil roti dari tangan atifa
"Jodha jika roti ini menambah kepercayaan jalal kepadaku, tapi nanti di tempat makan kamu akan merasakan makanan istimewa" batin atifa licik
Jodha memakan rotinya hingga habis, dan mereka berhenti disebuah kedai dipasar desa.
Jalal turun dari kereta bersama ketiga ratunya. Disambut hangat oleh masyarakat.
"Silahkan yang mulia" ucap pemilik kedai
Jalal mengagukan kepalanya dan duduk bersama ratu2nya
Makanan datang. Sang pemilik kedai mencicipi semua makanan didepan raja.
"Silahkan yang mulia makanan ini aman untukmu dan ratu" ucap pemilik kedai
Jalal lalu mengambilkan jodha nasi dan membantu jodha menyuap makanannya.
Sementara atifa melirik dan memasukkan sesuatu kedalam sup jodha dengan cepat.
"Ratu makan juga sup ini sangat bagus" ucap atifa
"Terimakasih atifa" saut jodha
Jalal mengambil supnya dan menyuapi jodha
"Sup itu tidak akan bereaksi cepat tapi pasti" batin atifa menyeringai

Mereka kembali melanjutkan perjalanan setelah selesai makan. Jodha merasakan pusing yg teramat sangat. Namun jodha menahannya.
"Kamu knp? Tanya jalal melihat perubahan muka jodha
"Tidak knp yang mulia" ucap jodha
"Sini" ucap jalal meraih kepala jodha dan merebahkan didada bidangnya
"Istirahatlah jodha aku tidak ingin kamu lelah" ucap jalal sambil mengelus rambut jodha
Jodha merasa sakitnya berkurang. Yaa rasa nyaman berada didekat jalal membuatnya merasakan kebahagiaan
"wanita ini masih aja manja2an harusnya aku yg ada disana" batin atifa kesal

Rasa pusing jodha terus menjalar kelehernya.
"Ya tuhan kuatkan aku. Aku tidak ingin jalal kuatir" batin jodha menahan sakitnya

****

"Pelayan geledah kamar atifa! Perintah hamida di istana
Hamida sejak kedatangan atifa sangat curiga. Apalagi aduan rukaya memperkuat argumentnya. Sebagai ibu dan orang tertua dia seperti dapat merasakan seseuatu kekuatan magis dari aura tubuh atifa.
Pelayan menggeledah semua isi kamar atifa.
"Tidak ada yg aneh ibu suri" lapor pelayan
Hamida semakin tidak percaya
"Baik biar aku ikut memeriksa kamarnya" ucap hamida
Hamida mulai memasuki kamarnya bersama aram.
Hamida menuju pada kaca riasnya. Dia melihat satu2 perhiasan atifa.
"Tidak ada yg spesial" ucap hamida
"Aw" pekik aram
"Knp aram? Tanya hamida mendekati aram yg sedang membuka lemari atifa
"Aku merasa seperti terbakar ketika memegang mutiara ini" ucap aram menunjukan mutiara hitam berkilau di bawah baju atifa.
Hamida menatap mutiara itu semakin dilihat mutiara itu semakin bersinar dan terang. Hamida penasaran dan memegannya
"Achh" ucap hamida reflek menjauhkan tangannya
"Benarkan bu? Tanya aram
"Iyaa mutiara ini sangat aneh" ucap hamida memandang tangannya
"Pelayan segera jemput empu istana" perintah hamida
"Siapa atifa sebenarnya" ucap hamida
"Iyaa ibu sepertinya atifa sangat aneh" ucap aram

****

Mereka berhenti untuk beristirahat dan membangun tenda.
"Rukaya km satu tenda dengan atifa biar aku satu tenda dengan jodha" ucap jalal
"Bagaimana caranya aku mendekati jalal jika jalal selalu dan selalu bersama jodha" batin atifa geram
Rukaya menatap sengit kearah atifa dan segera masuk kedalam tenda
"Sepertinya aku juga harus melenyapkan rukaya. Lama2 bosan mendengar keluhannya tentang diriku" batin atifa melihat tatapan sengit rukaya

"Hati2 jodha" ucap jalal menuntun jodha dengan sangat hati2
Jodha berjalan teratih2 karena menahan sakit yg sudah sampai dipunggungnya. Nyeri sekali sehingga jodha tidak banyak bicara.
"Tidurlah" ucap jalal membantu jodha merebahkan diri

"Ratu biar aku bantu" ucap atifa menawarkan diri membantu rukaya melepaskan perhiasannya
"Tidak perlu atifa. Ayolah berhenti berpura2 baik denganku. Aku tau kau siapa. Bukannya hanya karena kau adik benazir tapi aku melihatmu melakukan ritual aneh dikamarmu" ucap rukaya membuat atifa kaget
"Ratu bicara apa? Aa aku tidak mengerti" ucap atifa syok
"Atifa aku hanya tidak memiliki bukti. Apalagi jalal sangatlah percaya denganmu, tapi cepat atau lambat rahasiamu pasti akan terbongkar" ucap rukaya menatap sinis kearah atifa
"Ratu pasti salah paham. Ritual apa ? Aku benar2 tidak mengerti" ucap atifa berbohong
"Oh yaa ? Biar waktu yg menjawab atifa. Jika kmu baik aku akan menjadi sangat baik, tapi jika kamu licik aku lebih licik lagi. Aku keturunan ratu namasinga tidak akan mungkin tidak bisa membaca taktik kampunganmu" ucap rukaya sambil tertawa
"Sial dia ternyata anak ratu namasinga yg terkenal kejam itu" batin atifa
"Knp atifa ? Apa kau mengenal ibuku? Apa kau tau siapa dia ? Jadi jangan banyak bermain2 denganku. Dengar atifa bagiku kamu hanya seekor semut yg sekali pencet langsung musnah. Aku tidak peduli kau punya kekuatan apa! Karena km tidak akan berharga dimataku" cibir rukaya
Atifa hanya diam dia benar2 tak menyangka rukaya tau tentang dirinya
"Aku harus benar2 memiliki langkah seribu untuk ini semua. Aku tidak bole menyerah dengan misiku mendapatkan jalal" batin atifa

Rukaya ingin melabrak atifa saat jalal akan menjadikannya ratu. Tapi dia melihat sesuatu saat akan masuk kamar atifa. Dia melihat atifa membakar semacam kemenyan dan memanggil manggil nama jalal. Rukaya menyaksikan semuanya dan melangkah mundur dan mengatakan pada hamida dan aram. Akhirnya hamida membuat rencana untuk membongkar rahasianya. Rukaya sengaja tidak bicara dengan jodha takut jodha kuatir dan semakin stres dan tidak baik untuk kehamilannya.

****

"Bagaimana empu ? Ini barang apa? Tanya hamida penasaran
"Ini adalah mata naga dari gunung di kahyangan ibu suri. Mata ini membuat pemiliknya sangat kuat. Namun saat mata ini dimiliki oleh orang lain pemiliknya akan lemah. Namun untuk memiliki mata ini tidaklah mudah. Mata ini hanya bisa dipegang oleh seseorang yg tulus" jelas empu
"Maksudmu? Aku tidak tulus? Hardik hamida
"Bukan begitu ibu suri. Orang yg benar2 memiliki hati yg murni yg akan dapat memegang mata ini dan membuatnya lemah lalu mencair" ucap empu
"Lalu siapa? Siapa orang berhati tulus itu? Tanya hamida
"Kita adakan sayembara untuk memegang mutiara ini ratu. Semua bisa mencobanya" ucap empu
"Kamu tau putra dan menantuku sedang bersama iblis dan kau menyuruhku mengadakan sayembara! Ucap hamida bingung
"Aku harus melindungi jalal" ucap hamida cemas
"Ibu apa mungkin ratu jodha yg dimaksud? Dia adalah satu2nya wanita yg tulus mencintai kakak. Cinta kakak sebagai jalal bukan sebagai raja" saran aram
"Aram kau susul kakakmu bawa mutiara ini" ucap hamida memberi isyarat agar empu memasukkan kedalam kotak perhiasan
"Baik ibu" ucap aram
"Jangan sampai atifa curiga. Berdiskusilah dengan ratu rukaya sebelum bertindak" ucap hamida
"baik bu" ucap aram lagi
"Ingat jangan ceroboh jangan sampai jalal ataupun jodha tau" ucap hamida memperingatkan

****

"Jalal! Pekik jodha tiba2
"Knp? Tanya jalal panik
"Aku gak kuat jalal sakit sekali" ucap jodha memegang punggungnya
"Ahhh ini rasanya seperti mau patah teriak jodha
"Jodha sabar bertahanlah" ucap jalal panik dan mengurut punggung jodha
"Pelayan cari tabib!!! Teriak jalal

Next?

Kasta dan CintaWhere stories live. Discover now