Part 39

1.3K 38 0
                                    

By : Aprilia Cintiya Ayu

Dengan senyum sok manisnya atifa berkata kembali.
"Apa yang pantas aku minta dari yang mulia? Hamba hanyalah seorang tawanan. Apapun akan saya terima, namun jika raja memaksa untuk saya meminta saya hanya meminta menjadi abdi raja. Menjadi seseorang yg selalu didengar dan dekat dengan yang mulia, walaupun bukan perdana mentri itupun sudah cukup untuk saya" ucap atifa lugas
"Wah aku tak menyangka putri permintaanmu sungguh membuat hatiku tersentuh kau tidak meminta kekuasaan dan kekayaan kau hanya ingin mengabdi setia untukku" ucap jalal spontan melontarkan pujiannya pada atifa
"Aku mengabulkannya" ucap jalal yg benar2 membuat rukaya dan jodha saling berpandangan kaget.
"Entah knp hatiku merasa tak tenang dengan datangnya atifa" batin jodha gelisah
"Sepertinya wanita ini sangat berbahaya lebih berbahaya dari pada benazir. Dia benar2 bisa mengambil hati jalal" batin rukaya tak tenang
Atifa tersenyum bahagia mendengar permintaannya terkabul
"Terimakasih yang mulia" ucap atifa melangkah maju dan memegang tangan jalal lalu menciumnya
Adegan itu membuat semua orang yg ada disidang tampak kaget dengan prilaku atifa yg sangat berani
"Putri tidak perlu kau lakukan ini" ucap jalal kaget
"Itu hanya ungkapan betapa aku sangat berterimaksih pada tuhan dan padamu. Rasa syukur yg mendalam bagaimana tidak seorang tawanan mendapatkan keistimewaan darimu" ucap atifa menyanjung jalal dengan cara yg lembut
"Putri kamu sungguh pintar memainkan kata belum 1 jam kau dipersidang begitu banyak kata2 pujian yg membuatku tersanjung" ucap jalal tulus
"Yang mulia pujian itu pantas untuk anda. Jika yang mulia tidak keberatan saya punya 1 permintaan lagi" ucap atifa
"Apa itu? Tanya jalal
"Aku ingin mengekspresikan rasa terimakasihku dengan bermain harpa dan menyanyi untukmu" ucap atifa dengan senyuman yg sulit diartikan
"Sanjungan apa lagi ini putri ? Aku sungguh terkesima. Silahkan. Pelayan bawakan harpa untuk putri atifa" ucap jalal

Atifa mulai mengambil posisi dan memainkan harpanya lalu menyanyi

kumencintaimu lebih dari apapun
meskipun tiada satu orang pun yang tau
kumencintaimu sedalam-dalam hatiku
meskipun engkau hanya kekasih gelapku

haa..haa..haa..haa?

kutahu kutakkan selalu ada untukmu
disaat engkau merindukan diriku
kutahu kutakkan bisa memberikanmu waktu
yang panjang dalam hidupmu

yakinlah bahwa engkau adalah cintaku
yang kucari s?lama ini dalam hidupku
dan hanya padamu kuberikan sisa cintaku
yang panjang dalam hidupku

haa?hidupku?haa?

kumencintaimu lebih dari apapun
meskipun tiada satu orang pun yang tau
kumencintaimu sedalam-dalam hatiku
meskipun engkau hanya kekasih gelapku

hoo..oooo..

wooooww?
kumencintaimu sedalam-dalam hatiku
meskipun engkau hanya kekasih gelapku
mencintaimu lebih dari apapun
meskipun tiada satu orang pun yang tau
kumencintaimu sedalam-dalam hatiku
meskipun engkau hanya kekasih gelapku
kekasih gelapku?
huuu?huu?

"Putri suaramu sungguh indah dan petikkan harpamu dapat menyejukkan jiwa" puji raja lagi
"Terimakasih yang mulia" ucap atifa
Yang lain memberi atifa tepuk tangan
"Sidang hari ini saya akhiri" ucap
Jalal sambil meninggalkan ruangan sejenak berhenti dan tersenyum pada atifa. Atifa membalasnya.

"Pertama aku akan musnahkan rukaya. Dia tampak lebih cerdas dari jodha lalu baru jodha aku musnahkan" batin atifa dengan senyum licik

"Salam ratu" sapa atifa lembut saat rukaya dan jodha akan meninggalkan ruangan
"Aku harap kau tidak membuat kekacauan seperti kakakmu benazir" sindir rukaya
"Ratu maafkan jika kakakku banyak membuat salah. Kau bisa pastikan bahwa diriku tidak akan membuat kalian kecewa. Aku akan menebus semua kesalahan kakakku" ucap atifa lembut
"Aku harap kau tidak ingkari kata2mu ingatlah posisimu disini jika bukan karena kebaikan raja kau tidak akan ada disini" ucap rukaya
"Tenanglah ratu aku akan selalu mengingat siapa diriku" ucap atifa
"Diriku seorang putri dan selamanya putri dan berakhir jadi ratu bukan abdi" batin atifa
"Putri aku harap kau tidak berharap lebih atas kebaikan yang mulia terhadapmu" ucap jodha angkat bicara
"Tidak akan ratu. Aku cukup tau diri jika aku hanya abdi raja, tidaklah pantas aku menyaingi dirimu" ucap atifa
"Aku akan ingat kata2mu" ucap jodha lalu pergi bersama rukaya
"Iyaa tidaklah pantas aku menyaingimu aku terlalu sempurna untuk jadi sainganmu jodha" ucap atifa dengan senyum liciknya
"Putri atifa" panggil aram tiba2
"Iyaa putri" ucap atifa kaget dengan panggilan aram
"Bisakah kau mengajariku bermain harpa? Tanya aram yg kagum atas permainan atifa
"Apapun putri aku lakukan untuk dirimu" ucap atifa merendah yg dibalas senyuman oleh aram

Kasta dan CintaWhere stories live. Discover now