Keserakahan terhadap harta benda adalah salah satu sebab perselisihan yang sering terjadi. Karena keserakahan tersebut, timbul permusuhan bahkan pertumpahan darah. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita menanamkan di dalam diri kita sikap zuhud, yakni sifat yang bisa menghilangkan keserakahan dan tamak terhadap dunia.
Berkaitan dengan hal ini, ada kisah yang menarik untuk kita simak dan bisa dijadikan pelajaran untuk kita semua.
Kisah ini adalah kisah yang pernah diceritakan oleh Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam kepada para sahabatnya. Sebagaimana yang disebutkan di dalam riwayat Abu Hurairah radiyallahu anhu dan dimuat di dalam kitab shahihain.
Dikisahkan bahwa ada seorang yang membeli tanah kepada orang lain. Kemudian secara tidak sengaja dia menemukan sebuah tembikar berisi emas di dalam tanah yang dia beli.
Apa yang pembeli tanah itu lakukan? Apakah dia gembira karena hasil temuannya itu? Apakah dia diam-diam mengambil emas itu dan tidak memberitahukan temuannya kepada si penjual? Tidak, dia justru merasa bingung. Dia kembali kepada penjual tanah dan berkata, 'Ambilah emasmu ini, karena aku hanya membeli tanah saja darimu dan tidak membeli emas.'
Subhanallah, bagaimana sikap kita seandainya kita berada di posisi si pembeli tanah? Mungkin kita menganggap bahwa emas itu adalah milik kita, karena dia terpendam di tanah yang kita beli. Tapi tidak dengan lelaki itu.
Lalu bagaimana respon si penjual tanah? Apakah dia gembira dengan apa yang dikatakan si pembeli tanah? Apakah dia menganggap si pembeli tanah bodoh karena memberitahukan temuannya kepadanya? Tidak, justru penjual tanah merasa tak berhak dengan emas itu.
Si penjual tanah menjawab, 'Sesungguhnya saya sudah menjual tanah itu kepadamu beserta isinya, maka emas itu menjadi milikmu.'
Si pembeli tanah keukeuh dengan pendapatnya bahwa emas itu milik si penjual, begitu juga si penjual tanah, dia tidak mau menerima emas itu dan mengatakan dengan tegas bahwa emas itu telah menjadi milik si pembeli. Hingga pada akhirnya, keduanya sepakat mengajukan perkaranya kepada seseorang yang bijaksana.
Maka laki-laki tersebut akhirnya memberikan keputusan, 'Apakah kalian berdua memiliki anak?'
Maka salah satu dari keduanya menjawab, 'Aku memliki seorang anak laki-laki.' Dan berkata yang lain, 'Aku memliki seorang anak wanita.'
Kemudian laki-laki yang bijaksana itu mengatakan, 'Nikahanlah keduanya dan sedekahkanlah harta itu untuk keduanya.'
Maka mereka pun melakukan saran tersebut. Menikahkan anak mereka berdua dan memberikan satu tembikar emas itu kepada anak mereka.
Ada pelajaran berharga dari kisah tersebut. Andai kisah yang sama terjadi di masa sekarang, mungkin akan terjadi perselisihan karena memperebutkan emasnya, bukan berselisih karena tidak mau menerima emasnya. Si pembeli akan mempertahankan emasnya dan berdalih bahwa semua yang ada di dalam tanah juga ikut menjadi miliknya, sementara si penjual akan mempertahankan mati-matian dengan dalih bahwa dia hanya menjual tanahnya saja, tidak termasuk emas yang ada di dalamnya.
Kecintaan manusia tersebut terkadang menjadikan mereka saling hasad, saling membenci, dan saling membelakangi, bahkan berani menghalalkan sesuatu yang haram, membunuh jiwa yang terjaga darahnya dan membuahkan pesengkataan yang berkepanjangan.
Semoga kita terhindar dari sikap tamak dan rakus terhadap harta dunia, dan semoga Allah subhanahu wata'ala menjadikan kita pribadi yang zuhud dan waro' sebagaimana tokoh di dalam kisah yang tadi kita simak.
Semoga bermanfaat

YOU ARE READING
Renungan Kehidupan
SpiritualTim Author @Jawara_Indonesia --- Memungut potongan-potongan makna yang berserak dari kehidupan. Melukis cinta dari berbagai kisah dan perenungan yang mendalam. Menggugah nurani dan inspirasi