Syekh Nuruddin Albanjari, dalam sebuah ceramahnya pernah memberi pertanyaan kepada jemaah. "Kenapa tidak ada seorang pun pemain sepak bola yang membawa handphone mereka masuk lapangan ketika bertanding?"
Jemaah terdiam, tidak ada satu pun yang menjawab. Kemudian syekh melanjutkan. "Sebab tidak ada kepentingan. Mereka hanya perlu fokus pada permainan mereka. Jadi kenapa kita perlu membawa handphone ketika masuk ke rumah Allah atau masjid?
Apakah lapangan bola itu lebih mulia daripada masjid? Atau apakah bermain bola itu perlu lebih fokus atau khusyuk daripada salat? Mulai sekarang, belajarlah. Belajarlah untuk tidak menyibukkan diri dengan handphone, notebook, dan laptop dalam rumah Allah (masjid), karena tidak ada urusan yang lebih penting dari pada urusan kita dengan Allah. Jaga adab kita dengan Allah.
***
Syekh Abdurrahman Assudais, Imam Masjidil Haram, di suatu masa ketika mengimamkan salat di depan Ka'bah, beliau mendengar suara alunan musik dari satu handphone milik seorang jemaah yang turut bersalat di belakangnya. Setelah selesai salat beliau bangkit sambil menangis, dia berkata kepada jemaah salat.
"Saya belum pernah mendengar musik di rumah saya, tetapi hari ini saya mendengar musik di rumah Allah."
***
Seorang teman sharing pula tentang handphone, menyindir diri sendiri. Tidak tua tidak muda, tidak laki-laki tidak perempuan, kalau sudah ditaruh dan ditinggal sebentar dilihat lagi, ditutup sebentar dibuka lagi. Semua sangat sayang sama yang namanya handphone, jika bepergian mengantongi handphone, kumpul-kumpul sama teman bawa tas isinya handphone.
Sehari handphone bisa keluar masuk dari tas atau saku kemeja lebih dari lima puluh kali. Sesudah mandi lihat handphone. Sesudah menyapu lihat handphone. Sesudah masak lihat handphone. Sesudah menyuci lihat handphone. Sesudah makan lihat handphone. Sesudah kedatangan tamu lihat handphone. Sesudah bangun tidur lihat handphone. Tengah malam terjaga lihat handphone.
Pokoknya asal sesudah apa saja yang dilihat handphone. Karena setianya sama handphone pulsa tinggal sedikit cepat-cepat dibelikan, lowbatt satu strip bingung cari colokan listrik, sinyalnya lemah bingung cari tempat. Apalagi kalau pas lowbatt listrik mati lagi, PLN yang disumpahi.
Dipanggil suami/istri pura-pura tidak mendengar. Handphone bunyi langsung lari mencari di mana handphone ditaruhnya tadi. Pokoknya kalau sudah selesai acara apa saja, yang dicari handphone.
Kalau perempuan, namanya Nokia binti Samsung, kalau laki-laki, namanya Sony bin Lenovo. Semoga kita tidak ketularan seperti itu.
***
Seorang bocah perempuan ketika ditanya oleh ibu gurunya di sebuah TK, "kamu mau jadi apa?" jawabannya berbeda dengan kawan-kawannya yang lain, dia menjawab, "ingin jadi HP." Ketika ditanya lagi, "kenapa?" Dia menjawab, "Karena HP sangat disayang oleh papah dan mamah."
***
Doa untuk handphone, "Ya Allah, ampuni dosa-dosa kami yang mempunyai handphone ini ya Allah, karena saya lebih banyak isi pulsa daripada sedekah, lebih banyak baca SMS/WA/FB/BB daripada baca kitab suci, lebih sering update status daripada update amal saleh kepada-Mu ya Allah.
Lebih sering buka bluetooth daripada berlutut sujud, sering telepon, tapi jarang silaturahim, isi pulsa 10.000 tidak puas, tapi isi kotak amal 10.000 saja merasa kebanyakan, kalau dengar handphone bunyi langsung buru-buru angkat sama cengar-cengir, tapi pas suara azan dikumandangkan malah santai internetan. Ya Allah, semoga Allah mengampuni dosa-dosa kami yang punya handphone. Dan semoga handphone kami bisa bermanfaat untuk sarana ibadah kepadamu Ya Allah.

YOU ARE READING
Renungan Kehidupan
SpiritualTim Author @Jawara_Indonesia --- Memungut potongan-potongan makna yang berserak dari kehidupan. Melukis cinta dari berbagai kisah dan perenungan yang mendalam. Menggugah nurani dan inspirasi