Sumber: Scaryforkids.com
Translate: AuthorAku selalu membenci acara kumpulan keluarga. Tapi aku paling benci hari ulang tahunku. Tahun-tahun berlalu, tatapi semuanya tetap sama saja. Setiap orang tidak berubah. Semua orang memainkan perannya masing-masing.
Ibuku sibuk di sekitar dapur, menyiapkan makanan, dan menyapa para tamu dengan sebuah senyuman palsu yang menempel di wajahnya. Ayahku selalu minum terlalu banyak lalu berjalan terhuyung-huyung sambil tertawa sangat keras. Ia juga menepuk punggung para tamu kuat-kuat.
Nenekku melimpahiku dengan ciuman, sedangkan aku merasa jijik saat rambut-rambut di dagunya menggesek pipiku. Pamanku membombardirku dengan banyak pertanyaan. Ia bertanya apakah aku punya pacar. Jika belum, mengapa? Bibiku meceritakan padaku semua tentang anak perempuannya. Betapa sempurnanya dia atau apa yang ia lakukan di sekolah. Sepupuku selalu menyakitiku dengan mengatakan bahwa dia pintar atau dia jauh lebih pintar dariku.
Sepupu-sepupuku yang masih kecil berlarian di sekitar rumah seperti kecoa. Mereka menghentak-hentakkan kaki, melompat di tangga, berteriak dan menjerit sampai napas mereka habis. Mereka memanjat ke atas bufet, merangkak di bawah meja, dan menarik apa pun yang mereka lihat. Tidak ada apa pun yang tidak tersentuh oleh tangan kecil yang kotor milik mereka. Mereka berlari kesana dan kemari seperti tikus-tikus di atas roda.
Aku sejujurnya tidak percaya jika aku memiliki hubungan dengan orang-orang ini, tapi aku harus menahan lidahku. Aku tidak ingin mereka menyinggungku lebih dari yang mereka lakukan.
Meja terisi penuh dengan roti isi dan keripik. Kemudian diikuti dengan botol wine, whiskey, dan vodka. Mereka semua duduk di ruang keluarga, meneguk minuman mereka, bertukar cerita tentang masa lalu, dan membual tentang diri mereka sendiri. Aku merasa ngeri saat mendengar mereka mengoceh dan tertawa seperti seekor hyena. Hal itu cukup membuat setiap orang menjadi gila.
Aku berdiri untuk meninggalkan ruangan, putus asa ingin menjernihkan pikiranku. Aku tahu bahwa di dalam saku jaket pamanku ada sebungkus rokok dan sebuah korek api. Tentu saja ia tidak akan sadar kalau kuambil sebuah. Aku bisa mendengar para orang dewasa menyanyikan sebuah lagu di ruang tamu, jadi aku pergi ke dapur untuk merokok diam-diam. Tentu saja tidak ada seorang pun yang memperhatikan.
Ada sebuah bau aneh di udara yang membuatku mengerutkan hidung, tapi aku tidak terlalu menaruh perhatian padanya. Adik-adik sepupuku sudah ada di dapur untuk membuat kerusakan seperti biasanya. Mereka memberiku tatapan terkejut saat aku masuk seolah-olah mereka telah melakukan sesuatu yang nakal dan mereka takut jika aku akan menangkap mereka.
Aku menjepit rokok diantara bibirku, lalu menoleh ke arah jendela. Aku memantikkan korek api. Mendadak api memancar menyeberangi ruangan ke arah kompor gas tua. Ada ledakan yang memekakkan telinga. Ruangan seketika terbakar hebat. Seluruh rumah terbakar api.Aku mendengar suara teriakan dan tangisan. Aku juga mencium bau daging yang terbakar. Aku merasa panas yang hebat saat kami semua dimakan api. Aku lalu menutup mata dan mendengus lega saat semuanya diam.
Sampai tahun berikutnya.
Saat aku akan berumur empat belas lagi.
Lagi dan lagi.
Selamanya berumur empat belas tahun.
***Pengumuman!!!
Mulai sekarang, gue bakal memprivat beberapa cerita yang kira-kira nggak pantes dibaca sama anak kecil. Makasih kerja samanya.
See ya on next chapter. 🙏🙏🙏

STAI LEGGENDO
Creepypasta! [COMPLETED]
HorrorSuka cerita horror? Suka cerita menegangkan? Suka cerita misterius penuh teka-teki? Penasaran? Silahkan baca. Kalo suka, klik tombol vote-nya. Udah baca dan nge-vote, tapi belum bisa memecahkan teka-tekinya? Komen aja, siapa tahu Author bisa bantu j...