Does She Love You Like I Do? (4)

981 50 0
                                    

"Kamu ke sini dalam rangka apa?" tanya Adhitya seusai mereka shalat maghrib.
        "Tadinya aku janjian sama Putri. Tapi sampai sekarang dia nggak dateng-dateng. Dihubungi hapenya juga nggak diangkat."
        "Hmm..." Adhitya mengerenyitkan kening. "Sepertinya aku mencium bau persekongkolan."
        "Maksudmu?"
        "Aku kemari karena diminta Indra."
        Mulut Ajeng membentuk huruf O. "Mereka berdua itu..."
        Adhitya tertawa. "Daripada mereka repot memikirkan kita, kenapa nggak mereka aja yang balikan lagi, ya. Jadian lagi kayak dulu."
        Ajeng hanya tersenyum. Posisi Putri sama dengan dirinya sekarang, sama-sama patah hati karena sang kekasih akan menikah dengan wanita lain. Tapi ia tidak akan menceritakan hal itu pada Adhitya.
        "Kuantar kamu pulang, yuk."
        "Aku kan bawa mobil sendiri."
        "Ya, aku ikuti kamu di belakang. Sampai rumahmu."
        Ajeng terkikik geli. "Kamu ini lucu, deh."
        "Sudahlah, yuk."
        Mereka kembali ke mobil masing-masing. Hati Ajeng sangat bahagia saat ini. Dirinya sudah sering membawa mobil sendiri bahkan ke luar kota. Tapi baru Adhitya yang memaksa mengantarnya bahkan dengan mengikuti di belakang. He's my gentleman.
***

        Keesokan harinya, Ajeng mendapat satu pesan di inbox Facebooknya. Dari Adhitya.

        From: Adhitya Handoko
        Subject: Bésame Mucho
        Messages:
        Aku dapet dari sebuah website tentang lagu itu

        Besame besame mucho,
        Each time I bring you a kiss
        I hear music divine.
        So besame besame mucho,
        Yeh, I love you for ever
        Say that you'll always be mine.
        Dearest one, if you should leave me
        Then each little dream will take wings
        And my life would be through.
        So besame besame mucho,
        Yeh I love you for ever,
        Make all my dreams come true.
        Oh this joy is something new,
        My arms are holding you,
        I never knew this thrill before.
        Who ever thought I'd be
        Holding you close to me
        Whispering it's you I adore.

        Ajeng membaca pesan barusan dengan perasaan masygul. Maksudmu apa, Dhit?
***

        Air mata berlinang membanjiri pipi Alysyaa. Ia terlarut dalam doa-doa panjang.  Berbincang dengan Tuhan, mencari jawaban. Ini sudah shalat istikharahnya yang kesekian kali. Namun hatinya masih diselimuti rasa ragu. Sudah benarkah semua keputusaannya? Benarkah Adhitya memang jodohnya dan pria yang tepat untuknya?
        Isak tangis tertahan terdengar memilukan. Ingin rasanya ia membagi beban ini. Tapi pada siapa? Orang tuanya? Orang tua Adhitya? Namun hatinya khawatir malah akan menyakiti perasaan mereka dan malah memperpanjang masalah. Ia harus berbicara pada Adhitya langsung. Harus. Tapi ia tak mampu.
        Maka ia hanya bisa mengadu pada Tuhan. Untuk urusan seperti ini, Alysyaa yakin hanya Dia yang memiliki jawabannya. Dan ia harus belajar untuk ikhlas, untuk keputusan apa pun yang akan terjadi.
          Gadis itu tersungkur dalam sujudnya.

***

Dansa Masa LaluWhere stories live. Discover now