Terima kasih buat semua komen yang pada greget banget buat para tokoh di miss troublemaker ini 🤗🤗🤗 ya ampun komen kalian pada beyond expectations deh 😋 author jadi ketawa sendiri pas bacanya 🤣🤣🤣
Anyway author jadi makin semangat update nih 🤓 biar kalian pada makin gregetan 🤣🤣🤣 uups!! 😜😆😂Salam greget selalu 😍😘😂
____________________________________Verinda memacu mobilnya dengan kecepatan penuh sambil sesekali melihat ke kaca spion tengah. Tak butuh berapa lama hingga bayangan Edenin sudah menghilang dari pandangannya. Verinda menarik nafas panjang sambil mulai mengurangi kecepatan mobilnya. Ia masih berusaha menenangkan emosinya yang meledak-ledak. Pandangan matanya lalu tidak sengaja melihat sebuah tas clutch yang tergeletak di bawah jok mobilnya. Verinda langsung reflek mengerem mobilnya.
"Brengsek lo!!" Sayup-sayup terdengar suara makian dan klakson dari kendaraan yang nyaris menabraknya namun Verinda tidak menggubrisnya.
Verinda termenung beberapa saat sebelum akhirnya mengambil tas clutch yang tergeletak itu. Awalnya Verinda ragu sebelumnya membuka isi tas milik kakak tirinya itu.
"Shit!" umpat Verinda ketika menemukan dompet dan ponsel Edenin di situ.
Verinda langsung melemparkan kembali tas itu dan buru-buru mencari cela untuk memutar balik mobilnya.
***
Edenin sudah semakin histeris sambil memegangi pipinya. Sementara pria itu masih berniat memaksa Edenin jika saja ia tidak melihat sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju tak terkendali ke arah mereka. Dengan sisa kesadaran yang dimiliki, pria itu buru-buru menghindar hingga jatuh terjungkal ke belakang.
Edenin langsung menoleh dan melihat mobil itu terus melaju ke arahnya. Edenin memejamkan mata pasrah akan nasibnya yang tragis. Detik berlalu tapi yang ditakutkannya tidak terjadi. Edenin membuka matanya dan melihat mobil itu berhenti hanya sejengkal dari posisinya berdiri.
Verinda keluar dengan panik menghampiri Edenin. Isak tangis Edenin makin pecah dan dengan gemetaran ia mencengkeram erat tangan adiknya. Verinda berusaha menenangkan Edenin walau ia sendiri merasa kedua lututnya lemas. Verinda menunduk memeriksa wajah Edenin yang sudah sepucat mayat.
"Elo nggak apa-apa?" suara Verinda bergetar karena merasa bersalah, ia lalu mengerutkan alisnya ketika melihat salah satu pipi Edenin memerah.
Verinda mendengus sambil melirik ganas ke pria hidung belang yang mencoba bangkit dengan sempoyongan. Verinda menghambur ke pria itu dan sempat tertegun ketika menatap wajahnya. Ia mencium bau alkohol yang menyengat dari nafasnya.
"LO APAIN KAKAK GUE, HAH?!" bentaknya sambil mendorong pria itu dengan sekuat tenaga. Pria itu langsung jatuh tersungkur lagi dan berteriak kesakitan ketika Verinda menendang perutnya sekeras mungkin. "LO APAIN, BRENGSEK?!"
Cewek yang bersama pria itu hanya bisa melongo. Verinda sempat melirik cewek itu sebelum ia berbalik lagi ke Edenin yang berdiri kaku. Verinda buru-buru menarik tangan kakak tirinya sebelum pria hidung belang itu bangkit dan melakukan pembalasan.
"Cepet masuk." Verinda membukakan pintu untuk Edenin dengan panik.
Verinda langsung memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi berusaha menghindari kemungkinan pria itu akan mengejarnya. Beberapa saat berlalu hanya ada suara tangis tertahan Edenin. Verinda diam-diam melirik ke Edenin yang tampak kacau dan gemetaran. Verinda meneguk ludah karena rasa bersalah yang membuncah. Terlambat sedikit saja, seumur hidup dia bisa disalahkan semua orang jika terjadi apa-apa pada Edenin. Verinda bergidik ketakutan.

YOU ARE READING
Miss Troublemaker (terlalu sulit untuk dimengerti)
ChickLitSequel of Miss Troublemaker (nona si pembuat onar) Edenin stress mikirin nasib Verinda, adik yang selama ini dia musuhin tanpa alasan itu pergi nggak tau ke mana. Bertahun-tahun dihantui perasaan bersalah dan ketakutan soal nasib adiknya, bikin hid...