No edited!
"Kalau nanti orang liat gimana?" tanya Dila ragu-ragu.
"Udah ngga pa-pa, naik aja." ucap Dylan memberikan helm untuk dipakai.
"Aku naik mobil aja lah sama Dela." tawarnya lagi saat melihat Dela sudah bersiap-siap masuk dalam mobil tanpa melihat mereka berdua yang sedang berdebat.
"Naik, Dila." dua kata dan langsung membuat Dila naik di belakang Dylan, sedikit kesusahan karna roknya yang pendek.
Dylan melepas jaket yang ia kenakan lalu memberikannya pada Dila, "Pake, aku ngga mau orang merhatiin kaki kamu." Setelah Dila selesai memakai jaket, Dylan langsung membunyikan mesin motor kemudian motornya pun bergabung dengan kendaraan lain.
Dela yang melihat kepergian Dylan yang membonceng Dila hanya bisa tersenyum lalu ia meraih ponsel di kantung bajunya dan menghubungi seseorang.
"Mereka udah berangkat."
----
Bisik-bisik itu jelas membuat Dila risih, sepanjang perjalanannya di koridor sekolah hampir semua murid menatapnya dengan berbagai macam tatapan yang tidak dapat diartikan.
Dylan yang disampingnya tidak menghiraukan tatapan itu dan tetap berjalan sambil memegang tangan Dila.
"Gausah dipegang lah Dyl, anak-anak pada ngeliatin kita." bisik Dila.
Dylan tidak perduli dan tetap berjalan.
"Woy, Dylan.."
Dylan berhenti diikuti dengan Dila kemudian Azka datang dari belakang dengan napas yang tak beraturan.
"Lo berdua harus ngeliat mading!" Dylan menaikkan alisnya bingung.
"Ck.. ikut gue!" Azka langsung menarik tangan Dylan hingga Dila juga ikut terseret.
"Minggir lo semua." ucapnya saat mereka bertiga sudah sampai didepan mading, murid-murid yang mengerumuni mading otomatis memberikan Dylan jalan.
Setelah bisa melihat jelas apa yang tertera di mading, Dila hanya membulatkan matanya sedangkan Dylan mengepalkan tangannya.
Di mading itu terdapat dua foto Dylan dan Dela, foto pertama foto mereka saat ada yang mendorong Dela hingga bibir mereka bersentuhan dan foto kedua saat Dela menghisap tangan Dela yang tertusuk duri.
"Siapa yang masang ini?" tanyanya geram entah kepada siapa, satu persatu murid yang tadinya berkumpul didepan mading mulai pergi menyisakan mereka bertiga.
"Gue bilang siapa!"
"Paling anak jurnal, lo tenang dulu." ucap Azka, Dylan langsung merobek gambar-gambar yang terpampang di mading lalu membuangnya asal.
Sedangkan Dila hanya menunduk tidak tau harus berbuat apa namun dalam hati ia juga bertanya-tanya siapa yang memasang mading seperti ini, apalagi tulisannya yang membuat hati Dila serasa diremas.
"Sang troublemaker sekolah kedapatan bermesraan dengan sang Ketua Osis."
Tanpa berkata apapun Dila langsung pergi, mungkin dia akan bolos hari ini.
*****
Dela memejamkan matanya, perasaan bersalah itu tiba-tiba masuk dan membuat dadanya sesak, apa yang baru saja dia lakukan?
Dalam hati dia merutuki dirinya sendiri yang telah menghancurkan perasaan Dila, dia bisa melihat dengan jelas bagaimana shocknya Dila saat melihat fotonya dengan Dylan dan bagaimana emosinya Dylan saat meremas gambar-gambar itu.
Seseorang menepuk pundaknya membuat Dela terlonjak, Devan tersenyum penuh arti. "Rencana pertama berhasil dan kita tinggal lakuin rencana kedua"
"Gue ngga bisa.." Dela menggeleng, "Gue ngga sanggup ngeliat Dila kaya gitu."
"Kita udah setengah jalan, lo mau ini berakhir sia-sia?"
Dela diam.
"Gimana?" Devan menaikkan sebelah alisnya, Dela menggeleng. "Gue ngga tau."
"Gue tunggu keputusan lo." dan Devan pun berlalu dari hadapan Dela.
----
"BANGSAT LO!"
BUGH!
Dylan kembali menarik kerah baju Gaga agar lawannya itu berdiri.
"Maksud lo apa pasang foto gituan di mading bangsat!!" Dylan memberi pukulan bertubi-tubi pada wajah Gaga yang sudah babak belur.
Dan entah mendapatkan kekuatan dari mana satu tinjuan keras dari Gaga membuat Dylan sadar dari kalapnya.
Dylan jarang berkelahi namun dia juga punya ilmu beladiri agar berguna seperti saat ini, dan lawannya sebenarnya bukan orang lemah melainkan anggota taekwondo dan Ketua Jurnalistik SMA Harapan.
Rega Muhammad.
"Gue udah bilang bukan gue, anjing!" ucap Gaga setengah meringis karna sudut bibirnya yang berdarah menyulitkannya berbicara.
"Lo ketua jurnal, pasti lo tau." Dylan berucap tanpa menatap Gaga, guna menghindari tinjuannya melayang lagi.
"Dela sendiri yang kasih foto itu ke gue.." Dylan menatap Gaga dengan dahi berkerut. "Maksud lo?"
"Dia yang kasih sendiri foto itu ke gue kemarin dan nyuruh anak mading buat pasang, gue cuma iya-iya aja."
"Terus kenapa lo iyain?" geram Dylan.
"Apa yang bisa lo lakuin selain buat orang yang lo suka itu ngeliat lo?" Sekarang Dylan mengerti.
"Lo suka sama Dela?" tanya Dylan pelan. "Yah, dan dia suka sama lo. Selamat." setelah itu Gaga pergi meninggalkan Dylan yang diam sejuta pertanyaan dikepalanya.
---
Untuk kesekian kalinya Dila membersit hidungnya dengan tisu lalu membuangnya, tidak perduli seberapa banyak tisu berserakan di sekitarnya dan seberapa berantakan kamarnya saat ini.
Foto dimading tadi kembali membuatnya membuka luka lama, luka lama yang bahkan belum tertutup sempurna, Dila ingin pergi ke Sarah untuk curhat seperti biasa tapi diurungkan niatnya karena sampai sekarang Dila juga belum berhasil mendapat donor mata.
Kembali mengingat kejadian pagi ini membuat Dila meneteskan air matanya lagi, mereka mencintai laki-laki yang sama dan seandainya itu bukan Dela mungkin semuanya tidak akan serumit ini.
Dila menutup wajahnya dengan kedua tangan lalu terisak, bahunya naik turun. Walaupun Dela bilang akan melupakan Dylan tapi Dila tau, semua tidak segampang mengucapkan, dan Dila bersumpah akan mencari siapa yang memasang foto terkutuk itu di mading.
"Kenapa harus lo, Del." lirih Dila dengan tangan masih menutupi wajahnya.
•••••
Okey ini emang ngebosenin banget dan bentar lagi bakalan tamat jadi jangan bosen dulu yak wkwk
Ada yang heran karna orang baru muncul? Tenang dia cuman muncul sekali doang sekalian mau promosi buat baca cerita Gaga, disitu ada Dela tapi.... Ngga tau deh kalau Dila😂 (ini spoiler loh..)
Jadi silahkan cek works gue dan liat cerita gue yang judulnya "Gaga & Lala"
Vote dan komennnn😘😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Duo Troublemaker
Teen FictionSatu gadis Pengacau disekolahmu mungkin bisa kau atasi, tapi bagaimana jika ada dua? Kembar pula. Dila Rasyifa Nathania dan Dela Razheena Nathania. Gadis penguasa SMA Harapan. Apa yang akan dilakukan Dylan sang Ketua Osis untuk membuat kembar ini b...