No edited!
"D-devan?" Dila yang tiba-tiba muncul dan berdiri dibelakang Devan melihatnya kaget.
Wtf?
Jadi Dila cupu adiknya Devan?
Dila kembali berjalan menuju Dela dkk disusul oleh Dylan lalu mereka pun menatap Devan dan Dila cupu dengan pandangan bingung.
"Ada yang bisa menjelaskan sesuatu sekarang?" Dila bersuara.
"Mending kita bicarain diruangan osis. Ikut gue." Dylan berjalan disusul oleh yang lainnya dibelakang.
"Dia adik gue." ucap Devan setelah mereka semua sudah berada di Ruangan Osis.
"Dia?" tunjuk Dela tak percaya. Devan mengangguk.
Hening.
Tak ada yang berbicara, semua sibuk dengan pikiran masing-masing sampai akhirnya Dila berceletuk.
"Okey, gimana nih ketos? Kita mau dihukum?" Dylan menaikkan alisnya, "Lagian kalian kenapa malakin anak orang? Kalian ngga dikasih duit jajan sama orang tua kalian yah?" ucapnya dengan dingin.
Dila tersenyum miris. Kalian ngga dikasih duit jajan sama orang tua? Haruskah dia menangis atau tertawa sekarang?
Dela yang merasakan perubahan Dila meremas tangan saudarinya itu, menyalurkan kekuatan. Dila tersenyum dan ikut meremas tangan Dela dan kelakuan mereka tak luput dari pengawasan Dylan.
"Bacot banget deh pak ketos!" sinis Dela dibalas pelototan oleh Dylan.
Dylan terus memperhatikan Dila yang diam, akhirnya setelah hening kembali yang cukup lama Dylan memecahkan.
"Gue ngga akan hukum kalian asal kalian minta maaf."
"Minta maaf? Hell no! Lagian salah sendiri datang ke kandang macan."
"Lo?!!" desis Dylan sambil menunjuk Dela tajam.
"Apa hah?!" balasnya menantang.
"Minta maaf!!"
"Ngga akan! Inget yah! Jangan ada dari kita yang minta maaf! Ngga ada sejarahnya senior minta maaf ke junior!!" ucap Dela dengan menekankan semua kata dalam kalimatnya.
Mungkin jika tatapan bisa membunuh, Dela sudah terkapar sekarang dengan bersimbah darah karena tatapan tajam yang dilemparkan oleh Dylan padanya.
"Kalau kalian ngga mau minta maaf itu artinya kalian bakalan dihukum!"
"Hukum aja, emang gue takut!"
Dylan menghela nafas, lelah berdebat dengan Dela yang seakan tak berujung. Pandangannya beralih pada gadisnya, Dila menatapnya seolah berkata 'yang-sabar-yah' dan Dylan mengangguk samar.
"Sekarang kalian gue bagi dua kelompok! Dila Airin bersihin indoor basket, Dela Fellyn Alika bersihin outdoor basket. Sekarang semuanya bubar." ucapnya bak perintah dan diangguki oleh semua orang yang berada diruangan itu kecuali Dela yang menghentak-hentakkan kakinya dilantai seolah lantai itu adalah Dylan dan dia siap menginjak-injaknya hingga tak bernyawa.
Satu persatu dari mereka keluar, kecuali Dila. "Lo duluan ke indoor Rin, gue ada urusan bentar." ucapnya yang diangguki oleh Airin dan sahabatnya pun meninggalkan mereka.
Dila menghampiri Dylan yang sedang duduk dikursi kekuasaannya sambil memijit pelipis, Dila sedikit membungkuk dihadapan Dylan lalu mengusap dahinya, menguraikan kerutan disana.
"Jangan kebanyakan mikir nanti cepat tua."
Dylan mendongak lalu menatap Dila yang sedang tersenyum manis kepadanya dan otomatis senyum itu menular ke Dylan.
"Kamu buat ulah mulu sih." Dylan mengerucutkan bibirnya dan langsung mendapatkan sentilan dari Dila.
"Sakit Dil.." Dila terkekeh.
"Ohiya–" ucap Dila terhenti dan dia menatap Dylan tajam. "Kenapa kelompok aku ngga disamain sama Dela?" tanyanya.
"Karna sebentar aku mau nyamperin kamu dan ngga mau denger suara nyai rombeng kembaran kamu." jawab Dylan enteng yang langsung dihadiahi pukulan dilengan oleh Dila.
"Gitu-gitu tapi dia saudara aku tau!"
"Yaudah kamu sana kerjain hukumannya!" Dylan tiba-tiba berucap tegas membuat Dila memutar bola matanya.
"Samperin yah bentar.." sebelum keluar Dila mencium pipi Dylan dan meninggalkan kekasihnya itu yang terkekeh melihat tingkahnya.
Dan tanpa mereka berdua sadari, ada seseorang yang melihat kejadian itu semua diiringi dengan seringaian liciknya.
#Dila dan Airin tengah membersihkan lapangan indoor basket sekolahnya dengan ogah-ogahan.
"Gila capek banget! Dylan ngasih hukuman ngga ngira-ngira nih. Cita-cita gue kan jadi Model bukan jadi OG (Office Girl)."
"Ini lagi nih, jelas-jelas ada tempat sampah anak-anak malah buang bekas minumnya di bawah bangku tribun. Jorok banget!"
"Ih Dylan ngeselin banget sih! Suka merintah, ngomong irit, jangankan ketawa senyum aja gapernah. Siapa tuh yang bakalan jadi cewek dia kalo sifatnya kaya gitu. Gue mah ogah!"
"Bacot deh! Kerjain aja!!" Dila yang sudah bosan mendengar perkataan Airin yang makin lama makin ngaco, apalagi kata yang terakhir..
"Lo bukannya ngedukung gue Dil!!" Airin melempar sapunya kesembarangan arah, Dila menatapnya tajam.
"Gue mau ke toilet bentar yah Dil." dan sebelum mendapatkan lemparan sapu dari Dila, Airin sudah ngacir duluan.
"Kampret yah, gue ditinggalin!" Dila menggeruti sebal sembari menyapu lapangan itu dengan asal.
"Hai.."
Seseorang telah berdiri dihadapan Dila yang otomatis menghentikan aktifitas menyapunya.
Dila mendongak dan mendapati sesosok Devan lengkap dengan kacamata yang bertengger manis dihidungnya yang mancung.
"H–hai." balasnya. Sial, kenapa gue jadi gugup gini? Batinnya.
"Lo capek kan? Maafin gue yah, gara-gara adik gue lo dihukum." ucap Devan dengan penuh penyeselan.
"Eh? Ngga kok. Lo ngga salah, ngapain minta maaf. Harusnya gue sama temen-temen gue yang minta maaf sama adik lo." Dila cengengesan, rasanya tak ikhlas jika membayangkan dirinya meminta maaf kepada adik Devan.
Teringat akan tujuannya ke mari, Devan memberikan sekaleng soda untuk Dila. "Nih, lo aus kan?"
Dila langsung mengambilnya dengan senang hati. "Ah makasih, tau aja gue lagi aus." Dila membuka penutupnya dan meminumnya dengan rakus.
Devan tersenyum melihat tingkah lucu Dila, matanya sekilas melihat kearah pintu dan senyumnya makin melebar.
"Haus banget yah, sampe belepotan. Ckckc.." Devan mengelap sudut bibir Dila dengan ibu jarinya. Dila mematung mendapat perlakuan seperti itu dari teman sekelas yang baru dikenalnya selama tiga hari ini.
Sedangkan Dylan yang hendak masuk menghampiri Dila hanya terdiam melihat adegan itu dengan satu tangan terkepal dan satu tangannya lagi meremas botol minuman kuat-kuat.
***
Tbc~
Konflik baru mulai.. Keep vote and comment guys🙈

YOU ARE READING
Duo Troublemaker
Teen FictionSatu gadis Pengacau disekolahmu mungkin bisa kau atasi, tapi bagaimana jika ada dua? Kembar pula. Dila Rasyifa Nathania dan Dela Razheena Nathania. Gadis penguasa SMA Harapan. Apa yang akan dilakukan Dylan sang Ketua Osis untuk membuat kembar ini b...