Ii : "Omaaaa Na.."
.
Rheina : "Heii cucu oma.. Selamat datang di Jakarta sayang."
.
Ii : "Makasih ya oma udah jemput ii sama daddy. Payah nih abang masa gak mau jemput ii sih. Pasti dia sibuk pacaran deh. Huh."
.
Rheina : "Jangan gitu dong cantik. Abang kamu lagi ada urusan penting sayang. Kan dijemput sama Oma, emang gak seneng ya Oma dan Opa yang jemput?"
.
Ii : "Seneng banget dong Oma. Eh iya Oma, aku kan masih libur, aku mau nginep dirumah oma dong. Boleh gak?"
.
Sorot tatapan mata mendelik langsung dilemparkan Daddy ke arahku. Pertanda dia kurang setuju. Tapi lagi-lagi aku masih tidak mau mengalah.
.
Ii : "Daddy, boleh kan? Aku kan kangen Om Raja. Atau Daddy ikut aku aja nginep dirumahnya Oma Na dan Opa Ndo?"
.
Tapi kali ini aku harus sedikit kecewa, bukan tanpa alasan Daddy dengan tegas menolak permintaanku.
.
Ali : "Bukan Daddy tidak mau mengabulkan permintaanmu, tapi Daddy mohon jangan sekarang. Kamu harus persiapan ujian penerimaan siswa baru dulu, dan Daddy juga banyak yang harus dikerjakan."
.
Ii : "Terus kapan dong Dad? Aku kangen kamar Bunda dad."
.
Suaraku sangat parau dan setengah menahan tangisku.
.
Ali : "Daddy janji weeekend besok kita kesana. Sekalian kita ziarah ke makam Bunda. Kita ajak abang sekalian?"
.
Ii : "Daddy janji?"
.
Aku menyodorkan jari kelingking ku kearah Daddy. Sejak kecil aku terbiasa mengaitkan kelingking dikala mengucap janji pada orang lain. Setelah jari aku dan daddy bertautan secara bergantian aku mengecup pipi daddy dan daddy membalasnya dengan kecupan hangat di keningku. Aku ku dan Daddy mengundang perhatian dari Oma Na dan Opa Ndo.
.
Findo : "Kalian ini, bapak dan anak tapi seperti sepasang kekasih. Nampaknya kalau Opa buat FTV kalian bisa jadi pemeran utama wanita dan prianya. Chemistry nya sangat dapet sekali."
.
Ali : "Papa bisa aja. Sepertinya aku meniru Papa dan Prilly dulu. Bahkan aku sering cemburu melihat kemesraan kalian kala itu."
.
Rheina : "Nah ya langsung nostalgia."
.
Ii : "Memang begitu Oma? Dulu Bunda dan Opa juga dekat dan manjanya sama seperti aku dan Daddy? Bahkan Daddy juga sampe cemburu sama Opa?"
.
Rheina : "Iya sayang. Oma aja kadang merasa cemburu juga."
.
Ii : "Ahahaha jadi aku tahu sekarang dari mana sifat manja aku ini. Ternyata menurun dari bunda."
.
Ali : "Iya Princess kamu memang turunan bunda banget. "
.
.
Matahari mulai menyinari bumi tanpa malu-malu. Tanganku menarik selimut yang menutupi tubuhku semakin keatas hingga menutupi hingga bagian kepala untuk menghalau sinar matahari yang mengintip dari celah gorden kamarku. Suara gaduh dari luar kamar terdengar seiring dengan suara seseorang membuka pintu dan melangkah memasuki kamar.
.
Odic : "Ayooo anak gadis masa jam segini belum bangun sih?Bangun bangun bangun.. Cepet bangun!!"
.
Aku mengulet dan kembali menarik selimutku semakin naik keatas menunjukkan bahwa aku masih ingin tidur ku tidak diganggu.
.
Odic : "Ayoo dong bangun cantik. Nanti cantiknya berkurang dipatok ayam karena bangun siang loh."
.
Masih didalam selimut aku menjawab sekenanya.
.
Ii : "Abaang maah, aku masih ngantuk tau. 1 jam lagi ah. Aku masih libur boleh dong sekali-kali bangun siang."
.
Odic : "Adee ayo bangun dong, temenin abang pergi."
.
Ii : "Iya 1 jam lagi ya bang, ini sebagai hukuman buat abang, karena kemarin gak jemput aku sama Daddy ke bandara. Huh."
.
Odic : "Bangun atau abang kelitikin princess?"
.
Jika kalian tanya bagaimana kedekatanku dengan abang Odic aku bingung jika disuruh menjelaskan. Kedekatan ku dengan abang Odic sering kali disalah artikan semua gadis-gadis yang tergila-gila pada abangku ini. Mereka selalu beranggapan aku ini adalah kekasih abang Odic. Bahkan pernah satu ketika saat aku baru memasuki kelas 1 SMP, aku terkena labrak oleh seorang senior wanita yang menyukai abangku. Dia berpikir aku anak baru berani-beraninya kecentilan dengan idola para kaum hawa di sekolah kami.
Tiba-tiba tubuhku sudah melayang diudara. Dengan terpaksa aku membuka mataku dan dihadapanku kulihat wajah nan rupawan abangku tersayang. Ternyata saat ini aku sudah berada didalam gendongan ala bridal style.
.
Ii : "Abang apa-apaan sih? Masa aku digendong begini sih? Turunin bang!!"
.
Odic : "Akan abang turunin nanti di bathtub dan kamu harus segera mandi! Apa perlu abang yang mandiin?"
.
Ii : "Aaarrgghh aku masih ngantuk bang. Enak aja abang mandiin. Memang nya aku bayi?!"
.
Odic : "Kamu kan selalu jadi bayi besar abang dan Daddy, sweety!!"
.
Ii : "Kita mau kemana sih bang? Kenapa pagi banget? Mall jam segini belum buka abang."
.
Abang Odic menurunkan aku tepat diatas bathtub yang untungnya belum terisi air.
.
Odic : "Cepet mandi sweety! Abang tunggu di meja makan. Gak pake lama!!"
.
.
Ali's POV
.
Pagi ini hari-hari ku mulai ramai kembali dengan keributan kedua buah hatiku. Sudah 2 tahun aku dan Prilly kecilku berpisah pulau dengan jagoanku Audric. Aku dan Ii masih stay di pulau Bali sedangkan saat kenaikan kelas 2 tahun yang lalu Odic memilih untuk melanjutkan sekolah di Jakarta. Dan saat ini akhirnya kami bisa bersatu kembali bersama-sama tinggal dalam 1 atap.
.
Odic : "Morning dad!! Hari ini Daddy langsung masuk kerja?"
.
Ali : "Yes boy. Daddy ada meeting dengan semua karyawan hari ini. Kalian ini kalau sudah bertemu kenapa kayak anjing dan kucing? Ribut terus bang?"
.
Odic : "Hmm beginilah ungkapan ekspresi kekangenan kami Dad. Akhirnya kita 1 rumah lagi."
.
Ali : "Akur-akur lah abang sama adik kamu."
.
Odic : "Siap komandan!! Mana ada bakat sih anak-anak Daddy saling berantem?"
.
Ali : "Ya udah sarapan gih kamu. Daddt mau siap-siap ke kantor."
.
Kataku sambil menyuapkan gigitan roti terakhir lalu menenggak kembali susu yang ada dihadapanku.
.
Odic : "Dad, hari ini aku sama Ii pergi sampe malam ya?"
.
Ali : "Mau kemana memang? Jangan lupa kasih waktu adikmu belajar ya bang?! Ingat, test penerimaan disekolah kamu tinggal 2 hari lagi."
.
Odic : "Odic yakin Ii pasti bisa melalui test itu dengan mudah kok Dad. Daddy gak usah khawatir."
.
Ali : "Daddy percayakan sama kamu dan Ii, tapi tau kan konsekuensinya kalau sampai Ii tidak bisa masuk sekolah yang sama dengan sekolah abang?"
.
Odic : "Tenang Dad!!"
.
Aku tahu anak-anakku sangat paham bahwa aku sangat mencintai mereka melebihi dari apapun yang ada didunia ini. Tapi aku sebagai ayah harus tetap memiliki ketegasan yang dapat disegani oleh anak-anakku. Semua aku lakukan untuk mendidik anak-anakku agar memiliki porsi manja yang tepat kepadaku.
Untuk masalah masuk ke dalam sekolah favorit yang dimaksud dalam obrolanku dengan Odic sebenarnya bukan masalah sulit jika aku sudah turun tangan menggunakan kekuasaan dan uang yang kumiliki. Tapi hal itu tidak akan pernah aku lakukan untuk anak-anakku. Bukan berarti aku pelit, tapi beginilah caraku mendidik mereka. Aku selalu mendidik mereka untuk melakukan usaha sebelum mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.
*
*
*
*
*
Tbc
.
.
.
Hai para readerrrss sekalian.. Pada kangen gak sama Daddy Ali , Abang Odic dan Princess Ii.. Nih sekarang hadir lagi nih.. Seneng gak ini dilanjut lagi??
.
Ditunggu yah vote dan commentnya.. Kalo vote dan comment nya banyak bakal dilanjut, kalo sepi gak dilanjut2 deh.. Hehe ✌️
YOU ARE READING
Mother Complex
RomanceIni adalah kisah lanjutan dari 'Takut Jatuh Cinta' - 'Jatuh Cinta' - 'Perjuangan Cinta' - 'Keabadian Cinta' , cerita disini menceritakan seorang Prilly kecil, anak kandung dari Prilly dan Ali. Buat yang belum baca 4 judul diatas, bisa buka IG @lolab...
