Prilly Kecil's POV
.
Abang Odic meminta aku menunggunya menyelesaikan rapat dengan para anggota Osis. Bang Odic selaku ketua Osis mengatakan rapat mereka hanya akan berlangsung kurang lebih selama 30 menit.
Aku beranikan diri mengintip sedikit dan mencuri dengar kedalam ruangan yang dijadikan tempat Rapat para anggota Osis itu.
.
... : "Bro, siapa tuh cewek didepan? Bening banget. Cewek lo ya? Suruh masuk sini lah, kenalin gw."
.
Odic : "Kepo lo. Awas lo berani-berani deketin dia!!"
.
... : "Yaelah bro, cuma kenalin doang bro, gak bakal gw rebut sih. Tapi kalo dia nya yang naksir gw sih gw gak bisa apa-apa bro."
.
Haduh-haduh selalu saja abang Odic disangka pacarku. Bagaimana aku mau cepet dapet pacar kalau setiap laki-laki berpikir jika aku sudah memiliki pacar setampan abang Odic? Dan satu hal lagi, Abang Odic tentu nya tidak akan pernah mengakui dari mulutnya langsung kalau aku ini adalah adiknya. Karena baginya, hal itu adalah salah satu cara menjagaku dari para laki-laki yang menurutnya kurang baik untukku.
.
Kegiatan ku mencuri dengar terhenti saat seorang wanita cantik tinggi dan putih menghampiriku.
.
... : "Hai, ini pasti Prilly ya?"
.
Loh? Bagaimana wanita ini tau namaku?
.
Ii : "Iya betul. Kok kakak tau nama aku?"
.
... : "Tau dong. Kenalkan, gw Clarrisa. Panggil aja Risa."
.
Ii : "Aku Prilly. Annaya Prilly. Kakak tau aku dari mana?"
.
Risa : "Tau lah, kan Audric udah cerita."
.
Setelah mengobrol lebih lanjut, ternyata Bang Odic yang meminta tolong pada kak Risa untuk membantu aku belajar mempersiapkan test penerimaan siswa baru. Kalau aku baca dari gerak-gerikknya, sepertinya kak Risa tidak tahu kalau aku adalah adik dari Bang Odic. Kak Risa mengajakku ke sebuah ruangan, yang bisa aku bilang ini adalah sebuah mini library karena didalamnya terdapat rak yang tersusun rapi buku-buku pelajaran tingkat SMA. Kak Risa menyodorkan aku beberapa buku yang berisi materi-materi yang akan diujikan. Sesekali Kak Risa menguji aku untuk mengerjakan beberapa soal yang dia miliki dan aku dengan cukup mudah menyelesaikannya.
.
Risa : "Kayaknya lo udah cukup mengerti materi-materi ini. Kenapa Audric minta gw untuk bantu lo belajar ya? Bahkan soal yang terakhir tadi gw kasih itu 2 level diatas dari standart soal untuk lulusan tingkat SMP loh?!"
.
Aku melemparkan senyum simpul ke arah kak Risa. Jelas aku bisa mengerjakannya. Meski aku bukanlah peringkat 1 disekolahku, tetapi aku adalah salah satu murid yang memiliki nilai tinggi di sekolah. Ya bisa dikatakan aku masuk dalam salah satu jajaran peringkat 5 besar didalam 1 angkatan. Lebih tepatnya aku peringkat ke 4 didalam angkatanku. Tidak jarang buku-buku pelajaran bekas Abang Odic menjadi santapan aku untuk aku pelajari di rumah dikala waktu senggang.
.
Ii : "Ah kak Risa bisa aja. Hanya kebetulan aku tahu penyelesaian soal itu. Sewaktu les aku sepertinya pernah mengerjakan soal serupa."
.
Risa : "Wah Audric bener-bener ngerjain gw nih. Lo udah pinter begini gak perlu lah gw ajar-ajarin lagi. Lagian, dia kan juga pinter, malah jauh lebih pinter daripada gw. Kenapa gak dia aja yang ajarin lo?"
.
Aku hanya menggeleng dan mengendikkan bahuku, pertanda menjawab ketidak tahuanku. Suara bernada berat menyambar obrolan kami.
.
Odic : "Hayo pada ngomongin gw yaah? Jawabannya karena kalau yang ngajarin gw mah bukan belajar tapi becanda terus Sa. Masih pinteran lo kok Sa. Aku mah apa atuh? Haha"
.
Selama hampir 2 jam aku belajar bersama Kak Risa dan Bang Odic. Banyak soal yang aku selesaikan siang itu. Kak Risa mengajariku beberapa cara memecahkan soal dengan lebih cepat dibanding cara yang sebelumnya sudah aku pahami. Aku beruntung sekali bisa bertemu dengan Kak Risa yang adalah juara 1 olimpiade MIPA antar SMA seluruh Indonesia.
.
Odic : "i, aku keluar dulu bentar ya, lanjutin ya belajarnya."
.
5 menit berlalu sejak ditinggalkan Bang Odic, Kak Risa menutup semua buku yang kami gunakan untuk belajar.
.
Ii : "Loh kok ditutup bukunya Kak?"
.
Risa : "Gw pastikan lo bisa ngerjain semua soal test nanti. Mending sekarang kita ke kantin aja yuk, jajan apa kek gitu."
.
Ii : "Hmmm tapi aku gak enak kak, aku kan bukan anak sekolah sini."
.
Risa : "Santai aja, gak akan ada yang berani sama pacar dari ketua osis disini. Mereka macem-macem sama kamu berurusannya sama Audric nanti."
.
Aku tersenyum dengan sedikit terpaksa. Lagi-lagi mereka menyangka aku ini pacarnya abang Odic. Memang dapat dipastikan mereka tidak akan percaya begitu saja kalau aku mengatakan aku adalah adiknya, secara fisik, wajah kami memang tidak ada kemiripan.
.
Ii : "Kata siapa aku pacar bang Odic kak?"
.
Risa : "Halah gak usah malu Prill. Dari cara Audric bicara ke kamu, sudah beda kok dibanding cara dia berbicara pada wanita lain di sekolah ini."
.
Saat kami memasuki kantin, banyak mata memandang ke arah ku dan Kak Risa. Aku yakin kak Risa adalah primadona disekolah ini.
.
Ii : "Kok sekolah rame banget ya kak? Bukannya ini hari sabtu? Memangnya gak libur ya? Tapi kok pada pake baju bebas semua kak?"
.
Risa : "Hari sabtu adalah hari ekstakurikuler, jadi semua tetep ke sekolah tapi cuma ekskul aja."
.
Aku hanya ber'ooh' ria saja. Kak Risa menghampiri sebuah meja yang sudah diduduki beberapa orang yang sudah sangat dikenalnya. Kak Risa memperkenalkan aku pada semua temannya ditempat itu. Kamipun memesan beberapa cemilan dan minuman dingin. Pemandangan tempat kami duduk tepat menghadap pada lapangan basket. Disana banyak anak-anak yang sedang berlatih. Lumayan bisa cuci mata sedikit disini, barang kali ketemu jodoh. Astaga pikiranku mulai ngelantur. Sebuah tangan mencolek pinggangku dari belakang. Aku langsung mengumpat dalam hati, siapa yang berani-beraninya mencolekku. Ternyata orang itu adalah abangku.
.
Odic : "Hayo matanya mulai mencari yaa??!"
.
Baru aku mau menjawabnya, suara temana-teman Abang Odic sudah menjawab duluan.
.
... : "Duilaah dric.. Cemburuan amat lo.."
.
Odic : "Haha enggak lah, tetep gw paling tampan lah. Gak bakal terganti lah. i, belajarnya udah selesai?"
.
Aku mengangguk sebagai jawaban.
.
Odic : "Okaaay.. Saatnya malam mingguan."
.
.
Didalam mobil aku memasang wajah cemberut. Pagi-pagi aku paksa bangun ternyata hanya disuruh belajar lalu aku ditinggalkan begitu saja karena bang Odic mau malam mingguan.
.
Ii : "Huh jadi pagi-pagi bangunin aku sekarang aku ditinggal pacaran nih? Mentang-mentang sudah punya pacar. Aku ditinggalkan begitu saja."
.
Odic : "Apa sih Princess ku? Siapa yang mau pacaran? Ya kita yang mau malam mingguan."
.
Ii : "Kita? Lah pacar abang gak diajak malam mingguan?"
.
Abang Odic tertawa.
.
Odic : "Pacar abang jauh dek. Dia sekolahnya di Singapore. Ya kalau mau malam mingguan musti kesana dulu abang. Oh iya, Ryan katanya kangen tuh. Telpon gih. Katanya kamu gak bales pesan dia ya?"
.
Hell yeah, entah kenapa bang Odic kurang terbuka mengenai pacarnya ini. Dia pernah bercerita bahwa dia memang memiliki kekasih, tapi jangankan memperkenalkan, memberi tahuku siapa namanya saja dia tidak mau. Disaat membahas yang menyinggung tentang kekasihnya dia selalu menghindar seperti itu.
.
Ii : "Biarin aja bang. Aku lagi ngambek sama Ryan. Dia tau kok musti ngapain kalau mau pesannya aku bales."
.
Aku memang sedang tidak akur dengan Ryan. Liburan sekolah masih cukup lama. Ryan sudah berjanji padaku dia akan main ke Jakarta. Tetapi kemarin malam, dia mengirim pesan bahwa dia mendadak tidak bisa ke Jakarta dengan alasan yang tidak bisa dia jelaskan padaku. Aku paling benci dengan orang yang suka memberi harapan palsu. Berani mengumbar janji tetapi ternyata tidak bisa menepatinya. Biar tau rasa dia karena mencoba memPHPkan aku.
.
Odic : "Kalian tuh lucu ya, kalau ditanya hubungannya apa, jawabnya sahabatan. Tapi tingkah laku kayak orang pacaran aja. Kenapa gak pacaran aja sekalian sih?"
.
.
.
.
.
Lalalalalalaa.. Akhirnya nulis 1 part MC kelar juga.. Untuk next part, lebih pengen bahas tentang pacar nya Abang Odic atau tentang hubungannya Ii sama Ryan duluan nih?? Ditunggu pendapat kalian.. ;)
Jangan lupa vote dan comment nya ya.. Kiss kiss..
YOU ARE READING
Mother Complex
RomanceIni adalah kisah lanjutan dari 'Takut Jatuh Cinta' - 'Jatuh Cinta' - 'Perjuangan Cinta' - 'Keabadian Cinta' , cerita disini menceritakan seorang Prilly kecil, anak kandung dari Prilly dan Ali. Buat yang belum baca 4 judul diatas, bisa buka IG @lolab...
