by sirhayani
part of zhkansas
...
Akibat kejadian sebelum dan saat upacara tadi, aku jadi perhatian hampir semua siswi di kantin ini. Mereka menatapku dengan berbagai ekspresi. Bukan hanya persoalan Kak Sean yang mendatangiku, tetapi juga gosip yang beredar bahwa siswi yang ditunjuk Kak Malvin adalah aku. Entah bagaimana gosip itu bisa menyebar dan aku mendengar dari Widya bahwa beberapa senior kelas XII curiga bahwa aku adalah target Game Over.
Aku berhenti melamun dan segera mengambil makanan setelah Sisca. Ninik mengikut di belakangku. Aku melihat Sisca menunggu. Aku dan Sisca tidak begitu akrab. Dia lebih akrab dengan Widya karena teman sebangkunya.
Setelah Widya selesai, kami bertiga segera mencari tempat makan dan tebak apa yang selanjutnya menjadi pembahasan? Game Over! Lagi dan lagi.
"Mereka yang merhatiin lo, gue yang nggak nyaman," ucap Widya yang berjalan tepat di sampingku.
"Lo aja nggak nyaman apalagi gue yang udah pasti jadi sasaran perhatian dan gosip." Aku duduk di sebuah bangku yang berhadapan dengan Sisca.
"Lihat, tuh, lihat! Kak Gama, Kak Erlang, Kak Sean. Mereka duduk dekatan." Widya mengarahkan kami untuk melihat ke area duduk kelas XII.
Aku pura-pura sibuk makan, tetapi mataku diam-diam melihat Kak Sean dari sini. Aku tak bisa menahan senyum saat melihatnya sedang mengangguk. Dia sangat serius saat bicara dengan teman-temannya.
"Selesai pengibaran, gue nggak sengaja denger gosip anak-anak paskib tentang kejadian Kak Sean yang ngasih lo topi," kata Sisca.
Aku langsung mendengarkan dengan saksama. Pembicaraan mengenai Kak Sean adalah hal yang paling menarik di dunia ini.
"Terus, gosipnya apa?" tanyaku, antusias.
"Mereka curiga Kak Sean bener-bener anggota Geng Rahasia dan masuk dalam permainan Game Over di mana lo sebagai targetnya." Aku tak menyangka Sisca, yang kelihatan cuek dengan apa pun di sekelilingnya juga bisa tahu soal Game Over. Tapi seperti katanya tadi, itu hanyalah gosip yang tidak sengaja dia dengarkan dari anggota paskibra yang lain.
Sisca kembali menatapku setelah selesai menelan makanannya. "Terus, kata mereka kejadian yang Kak Sean ngasih lo topi, ingat?"
Aku mengangguk cepat.
"Mereka katanya yakin banget Kak Sean sengaja deketin lo karena modus. Modus ngasih lo topi karena lo kelihatan nggak punya topi. Jadi, itu cara Kak Sean buat deketin lo. Sebagai permulaan dari rencana permainanya."
Aku langsung menggeleng cepat. "No. Kak Sean ngedeketin gue bukan karena ngedeketin gue dalam tanda kutip. Gue dan Kak Sean itu tetanggaan. Gue lupa bawa topi dan mungkin karena Kak Sean tadi masih di rumahnya, jadi nyokap gue nitip ke dia, deh."
Sisca menaikkan alis. "Oh, wow." Lalu disantapnya makanannya kembali.
"Bisa aja kali," kata Widya, membuatku sontak memandanginya. "Lo lupa Kak Sean termasuk jajaran cowok-cowok ganteng? Lo lupa Geng Rahasia itu isinya cogan semua?"
Aku memijat pelipisku. Kak Sean adalah anggota Geng Rahasia? Aku merenung. Tanpa sadar tersenyum lebar. "Kalau Kak Sean pemain Game Over dan gue adalah targetnya, ya gue maulah! Tapi mustahil, sih. Eh, Kak Sean ganteng emang sudah kodratnya diciptakan ganteng. Tapi, dia nggak sebodoh itu buat masuk geng-gengan nggak jelas."
"Hilih. Kalau Kak Sean beneran ikut Game Over gimana?" Ninik mencebikkan bibir. "Ah! Tebakan lo yang waktu itu, Ver! Yang lo tiba-tiba ketemu sama Kak Malvin di belakang sekolah. Terus, lo juga kan yang ditunjuk Kak Malvin pas di atap? Itu udah pasti!"

STAI LEGGENDO
Game Over: Falling in Love
Teen Fiction[1] TERBIT 📖 - Aku jadi target Geng Rahasia selanjutnya? Tidak mungkin aku dijadikan target, tapi aku juga tidak mengelak sepenuhnya. Satu per satu kenyataan terkuak terlebih lagi mustahil jika 5 cowok secara bersamaan mendekatiku, sementara tampa...