Haikal baru saja dari dapur, menyegarkan tenggorokannya yang terasa haus. Ia masuk ke dalam kamar. Dan mendapati Neira baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Wajahnya pucat. Khawatir, Haikal langsung menghampiri Neira yang duduk di sisi ranjang.
"Sayang, kamu kenapa?" Tanya Haikal panik.
Neira hanya menggeleng lemah, rasanya kalo bicara saja tidak kuat. Entahlah, perutnya terasa bergejolak, dan di dalam sana ada sesuatu yang mendesak keluar.
Haikal ingin menuntun Neira untuk tidur, namun Haikal terkejut ketika istrinya menghempas tangannya dengan kasar. Dan Neira berlari masuk ke dalam kamar mandi. Haikal yang melihatnya, menghampiri Neira.
Huek ... Huek ...
"Kamu kayaknya masuk angin deh, Sayang ... " Kata Haikal. Kedua tangannya di sisi lengan istrinya, bermaksud membantu Neira agar tidak terjatuh.
"Mungkin ... " Ucap Neira lemah.
"Kita ke dokter aja, ya?"
Neira menggeleng.
"Neira enggak mau ke dokter. Neira mau sesuatu, Mas," ucap Neira.
Haikal menghela napas. Perasaannya tidak enak. Jangan-jangan Neira minta yang aneh-aneh lagi.
Tapi, sebagai suami yang baik, Haikal berkata, "Mau apa?"
"Mau ... Itu ... mmm ... mangga," ucap Neira di akhir kalimat sedikit berbisik. Membuat Haikal tidak mendengarnya.
"Apa?" Tanya Haikal lagi. Sungguh, ia tidak mendengarnya.
Neira mendengus kesal. "Mangga!"
"Pagi-pagi gini mau mangga? Yang ada nanti perut kamu sakit. Kan belum sarapan."
"Tapi Neira maunya sekarang!"
Haikal menggeleng kepalanya. "Enggak boleh!"
"Ayolah, Mas ... Ya? Ya?" Neira memasang wajah memelas. Haikal yang melihatnya menjadi tidak tega.
Pada akhirnya Haikal menuruti permintaan istrinya. Ia keluar dari dalam kamar.
"Minta mangga kayak orang ngidam aja," gumam Haikal.
Atau jangan-jangan ...
Ah, iya, Haikal teringat akan satu hal. Kemarin, saat pulang kantor, Haikal mampir ke suatu tempat, dan membeli satu barang.
Dengan buru-buru ia mengambil kunci mobil. Karena barang tersebut masih ada di dalam mobil. Haikal lupa membawanya. Padahal niatnya, semalam ia akan memberikannya pada Neira. Namun, gara-gara Neira minta ini-itu, membuat Haikal lupa.
Haikal langsung masuk ke dalam kamar, dan mendapati Neira tengah asyik dengan ponselnya. Dengan posisi terduduk, dan punggungnya yang menyandar pada kepala ranjang.
"Mangganya mana?" Tanya Neira.
Haikal tidak menjawab dan malah memberi plastik berwarna putih tersebut pada Neira.
Neira membuka kresek putih itu. Dan isinya adalah ...
"Testpack?" Neira bingung.
Haikal langsung berkata, "Coba kamu tes pake itu, Mas curiga kalau kamu itu hamil."
"Enggak mau! Neira mau mangga!"
"Iya, tapi kamu tes dulu, ya? Nanti mas beliin mangga," ujar Haikal.
Neira tampak berpikir. Kemudian berkata, "Yaudah."
Neira masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Haikal, ia menunggu dengan gelisah.

YOU ARE READING
Pasangan Sah
General FictionBerawal dari perjodohan yang dilakukan oleh Ibunya, Neira mengenal Haikal, laki-laki yang sudah dua kali membuat insiden dengannya secara tidak sengaja. Neira bisa saja menolak. Sebab memutuskan hidup bersama dengan seseorang yang asing, dapat menim...