sebelumnya ini akan jadi part terpendek sepanjang masa. Haha!
Tapi, bingung juga mau dipanjangin gimana, soalnya dr judul bab nya aja udah tau kan ini mengarah kemana? Yep, jd ga mungkin kalo 'lain-lain' nya dimasukin kesini juga. Anggep aja deh ini spin off atau apapun u called it.So, selamat berasumsi, yeorobun!:))
*******
Sehun termangu, duduk di ujung ranjang dengan kedua mata menatap menembus kegelapan. Tubuhnya yang terbalut piyama hitam dengan dua kancing dibiarkan terbuka dibagian atasnya.
Lampu kamar yang dibiarkan tetap mati itu nyatanya tetap tak mampu menyembunyikan seringaian diwajah itu. Tangan Sehun bergerak mengambil sesuatu dari balik bantalnya, kemudian kedua manik mata itu menatap lama pada beda ditangannya. Sebuah benda illegal yang didapatkannya dari seorang kenalan di Korea dengan mudah. Benda yang akan digunakannya untuk menghabisi seseorang, tapi sepertinya sudah tidak dibutuhkan lagi karena satu-satu nya wanita yang dicintai lelaki itu sudah menyerahkan diri kepadanya. Untuk dicintainya.
Sehun melirik keatas nakas ketika ponselnya bergetar. Sebuah panggilan dari nomor luar negeri yang di simpannya dengan nama "Zedd" itu menari-nari di layar. Dengan menggunakan tangan kirinya, Sehun mengambil benda persegi itu dan tanpa menunggu lama ia sudah mengangkatnya.
"Ya." Jawab Sehun setelah mengangkat panggilan itu. Satu seringaian bengis ditampakkan Sehun kala mendengar suara Zedd diujung sana, "Tidak. Aku tidak membutuhkan plan itu. Suzy sudah memutuskan meninggalkan lelaki sial itu demi aku. Bukankah aku hebat?" Sehun terkekeh.
Kerutan dikeningnya terlihat, nampak seperti tidak sependapat dengan apa yang diucapkan seseorang bernama Zedd, "Tidak, Zedd. Jang Tae Joon tidak akan membuka mulutnya. Dia sudah berjanji, karena jika dia berani membuka mulut, maka dia tidak akan bisa menemui anak dan istrinya di Sydney selamanya." Kedua telinga Sehun mendengar suara Zedd bersamaan dengan lonceng jam yang berdenting. Menandakan kalau ini sudah larut malam. "Zedd, akan kuinfokan besok. Bye."
Kemudian sambungan itu tertutup. Dan layar ponsel itu langsung menampilkan foto perempuan cantik sambil memegang bunga, tersenyum lebar kearah kamera. Pupil mata Sehun meredup sedih, sinar semangat seolah padam ketika melihat wajah di dalam ponselnya itu, dan tanpa disadari kesepuluh jemarinya mengepal.
Sehun kembali memusatkan fokusnya pada benda ditangannya. Sebuah pistol berjenis HS2000 yang biasanya dipakai oleh badan penegak hukum. Pistol yang tadinya ingin digunakan untuk membalaskan dendamnya kepada Kim Myungsoo.
Selain menguras emosi dan tenaga, berakting seolah-olah tidak mengenal itu ternyata membuat kebenciannya semakin terpupuk tiap detiknya.
Bicara soal berakting, Sehun tidak menyangka jalannya bisa semulus ini. Memata-matai Myungsoo selama lebih dari lima belas tahun akhirnya membuahkan hasil. Walaupun pada awalnya Sehun mengira jika Ellen lah wanita yang harus direbutnya--sedikit sulit karena Sehun tahu sifat wanita itu--tapi Sehun tidak bisa lebih senang lagi saat wanita itu adalah Suzy. Kembaran Ellen yang memiliki sifat bertolak belakang dari wanita itu. Walaupun jauh di dalam hatinya, ia tidak ingin melibatkan Suzy dalam dendamnya. Namun, satu-satu yang mampu membuat Myungsoo menangis adalah dengan mengambil orang yang paling disayang pria itu.
Makanya, sebisa mungkin dia tidak ingin menyakiti perasaan Suzy. Dan sebisa mungkin, Sehun akan terus merahasiakan rahasia ini hingga akhir hayatnya dan hidup untuk membahagiakan Suzy, selamanya.
***
Suzy menatap keluar jendela, bau khas dari air hujan yang membasahi tanah tercium melalui indera penciumannya melewati celah jendela yang terbuka. Entah apa yang terjadi mengapa hujan tiba-tiba datang mengguyur kota Seoul sepagian tadi padahal sekarang adalah musim panas. Kedua matanya menatap kearah langit, matahari sudah mulai menampaki diri setelah tempatnya disabotase sementara waktu oleh sang hujan. Kemudian, melalui ekor matanya, Suzy melirik ponselnya yang terus berbunyi sejak tadi.
Suzy tahu kalau itu adalah panggilan dari Myungsoo, karena nomor pria itu sudah diberikan ringtone khusus olehnya. Sehingga, tiao kali Myungsoo menghubungi Suzy bisa langsung mengetahuinya. Tatapannya berubah sendu, jemari tangannya bergerak menyentuh bibirnya dan langsung merasakan ciuman yang Myungsoo kepadanya.
Suzy menghela napasnya dengan berat. Keputusannya untuk menahan Sehun disisinya mengharuskan Suzy melupakan cinta masa lalu nya. Karena, dia akan lebih memilih seseorang yang akan selalu ada untuknya. Dan dalam kasus ini, Sehun lah orangnya.
Diliriknya kembali ponsel yang lagi-lagi berbunyi tanpa jeda itu, lalu mendesah,
"Baiklah. Hari ini akan kuhabiskan waktu bersamanya. Untuk yang terakhir kalinya." Putus Suzy, lalu mendorong dirinya untuk berjalan mengambil ponsel itu.
***

YOU ARE READING
One Day in Summer #2
Fanfiction[Lanjutan dari FF Spring Blooming]{PRIVATE ACAK FOLLOW UTK MEMBACA} Tujuh tahun berlalu. Semua baik-baik saja, ya semua. Semua, kecuali kehidupan romansa Suzy. Tanpa sadar, suzy meninggalkan hatinya pada pria musim semi nya. Pria yang sangat di benc...