VOTE SEBELUM BACA, BOLEH? 😂😂
Bisikin typo juga ya...
oOo
Listya mengobrak abrik isi tasnya mencari-cari tiga foto yang Mia kasih kemarin, permen yang ada dalam wadah pun jadi berantakan. Ia memang biasa menyediakan permen satu pack. Beberapa saat kemudian Listya urung mengambil identitas Adam Rich atau yang lainnya. Rasanya akan percuma, lagi pula email tidak fast respon seperti panggilan telepon. Jadi, dari pada akan sia-sia lebih baik Listya melanjutkan perjalanannya menuju bengkel. Toh sebentar lagi juga sampai.
Berselang kurang lebih sepuluh menit, mobil Mahesa berhenti tepat di depannya lagi. Ya Tuhan, apa lelaki itu memutar balik? Tapi untuk apa?
Mau tidak mau Listya berhenti karena untuk kedua kalinya mobil Mahesa menghalangi jalan. Sampai pada akhirnya seorang lelaki mulai turun. Itu jelas bukan Mahesa, padahal Listya yakin itu adalah mobil yang sama dengan yang Mahesa kendarai tadi.
"Selamat pagi, Mbak."
"Ada apa, ya?" tanya Listya.
"Ban motornya bocor 'kan?"
"Kok tau?"
"Karena dia udah membocorkan hati lo," jawab seseorang tiba-tiba muncul dari belakang lelaki itu. Ya, Mahesa sudah seperti hantu yang tiba-tiba muncul. Padahal seharusnya Listya tak perlu terkejut. Bukankah dia tahu kalau itu adalah mobil Mahesa? Tunggu, Mahesa bilang membocorkan hati?
"Jadi, lo yang bawa dia?"
"Namanya Pak Diman, dia yang bakal urusin motor lo."
Sungguh, Listya tak menyangka apa yang akan Mahesa lakukan. Ia pikir lelaki itu tak akan kembali.
"Mana mungkin gue ninggalin cewek sendirian dan dorong motor. Ngenes gue liatnya. Apalagi cewek yang gue kenal. Gini ya, misalnya nggak kenal lo sekalipun gue tetep balik lagi, apalagi udah kenal kayak gini."
Fix. Ini pencitraan.
"Tapi bentar lagi gue juga nyampe bengkelnya kok. Jadi makasih atas bantuannya. Kayaknya tanggung, gue sendiri aja."
"Nah, satu hal yang belum lo tau. Pak Diman ini salah satu karyawan bengkel terdekat yang lo maksud."
"Apa?" tanya Listya terkejut.
"Iya, jadi yakin masih pengen dorong motor lo?"
"Nggak apa-apa sih, lagian sekalian olah raga," jawab Listya asal.
"Olah raga di Selasa buta ijo? Yang ada malah lo bisa terlambat! Saran gue, lo percayakan motor lo sama Pak Diman aja. Lo ke tempat tujuan naik mobil gue. Itu juga kalo lo nggak mau nolak kebaikan."
Apaan sih, pake bawa-bawa kebaikan? Ini kan masalah kepercayaan juga bagian dari antisipasi dan waspada, mana mungkin gue nyerahin motor gue yang belum lunas ini ke orang baru kenal. Lagian, gue nggak bego kali. Bisa jadi Pak Diman sama Mahesa ini sekongkol buat begal motor gue secara halus. Siapa yang bisa jamin kalo mereka itu baik?
"Gimana Mbak?" timpal Pak Diman membuyarkan segala yang Listya pikirkan. "Saya karyawan bengkel kok, ini ID card saya kalo nggak percaya. Ini bengkel resmi, bukan tipu-tipu. Mbak bisa lihat testimoninya di instagram."
Listya baru menyadari ternyata di leher Pak Diman ada ID card yang dikalungkan.
"Oke," jawab Listya.
"Oke apa?" tanya Mahesa memastikan.
"Ya silakan bawa ke bengkel." Listya menyerahkan motornya ke Pak Diman. "Nanti pulang kerja saya ke sana ya, Pak."

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, Jodoh!
ChickLitJodoh itu bukan dicari, tapi ditemukan. Namun, yang jadi masalahnya adalah Listya tidak ingin menemukan jodoh sekarang. Masalah itu berkembang saat Sang Mama bersikeras memintanya cepat menemukan calon suami. Belum lagi beberapa orang disekitarnya s...