Kalau Berubah Pikiran "Buka Aja"

37.4K 4K 88
                                    

Vote sebelum baca, budayakan ya hihi

oOo

Seperti biasa, Tio yang membukakan pintu rumah.

"Simpen nih," ucap Listya sambil memberikan plastik belanjaannya pada Tio.

Seolah sebuah kebiasaan, Tio menerima dan menyimpan belanjaan itu di ruangan khusus.

"Pantesan pulangnya lama, belanja ternyata," jawab Tio. "Padahal hampir aja aku berpikir kakak kencan. Sama angin haha."

Listya bisa saja meladeni Tio seperti biasa, namun rasanya sore ini ia sangat lelah. Sehingga tak menimpali candaan Tio.

"Mama mana?"

"Tuh, di ruang tv."

Tanpa menjawab, Listya langsung menuju ruang tv. Ia menjatuhkan diri ke karpet bulu yang berada tepat di depan tv. Saking seriusnya, Ratih tak menyadari kehadiran putrinya.

"Nih notanya. Aku pake uang Mia dulu. Jadi kalo bisa Mama nggak nunda waktu. Maksudnya, biar besok langsung aku balikin uangnya ke Mia."

Tak ada jawaban. Mamanya masih sibuk menonton tv, matanya dengan khusu menyaksikan adegan demi adegan pada layar televisi.

Refleks Listya ikut memerhatikan layar berukuran 21 inci itu. Terdapat adegan seorang wanita yang berteriak karena hendak tertabrak odong-odong namun akhirnya adegan terputus menandakan iklan segera tiba. Hal itu ditandai adanya tulisan besar sebuah judul film.

"Suamiku Mencuri Ayam Tetangga untuk Menafkahi Kesembilan Istrinya."

What? Itu judul macam apa? Listya langsung ternganga membacanya.

"Eh, anak Mama udah pulang. Kok nggak bilang-bilang, kayak hantu aja tiba-tiba ada di samping Mama," ucap Ratih terkejut melihat putrinya sudah ada di ruang tv. Ia benar-benar tak menyadari karena fokusnya pada film. Saat iklan, barulah ia sadar Listya sudah duduk dengan manis.

"Mama kalo udah nonton tv pasti lupa segalanya. Aku tadi ngajak ngomong Mama..."

"Ngomong apa? Ulangi dong. Mama kan nggak denger."

"Jadi totalnya seratus tujuh puluh tiga ribu. Mama tau kan ini tanggal tua, aku sampe pinjem uang Mia."

"Iya, terus?" tanya Ratih.

"Ko terus? Ya maksudnya besok musti dibalikin uangnya."

"Oh, iya tenang aja, tapi pesanan Mama lengkap kan?"

"Lengkap dong."

"Termasuk calon mantu buat Mama?"

"Mama...." ucap Listya kesal. "Pramuniaganya juga cewek. Emang Mama pengen punya mantu cewek?"

"Oh, ya udah nanti coba lagi cari yang lain."

"Udah ah, Ma. Aku mau mandi. Belanjaannya di simpen sama Tio di tempat biasa."

"Makasih ya, Sayang," jawab Ratih.

Listya tersenyum, lalu bengkit dan berjalan menuju kamarnya. Ia membiarkan Mamanya kembali fokus pada televisi lagi.

Baru saja Listya membuka pintu kamar, tiba-tiba Ratih sudah ada di belakangnya. Gadis itu menatap mamanya dengan tatapan bingung.

"Film nya udah selesai? Kok malah ngikut ke sini. Aku mau mandi, Ma."

"Perhatikan kamar kamu!" ucap Ratih, tangannya mulai berkacak pinggang. Kalau sudah seperti ini Listya yakin kalau jiwa emak-emak Mamanya akan keluar.

Oh, Jodoh!Where stories live. Discover now