Part 21

127K 10.2K 687
                                    

18+ 😆

***

Aku sudah pernah merasakan bagaimana sensasi ketika bersentuhan dengan seorang Damian sebelumnya. Dia memberiku perasaan hangat yang membuatku ketagihan. Tidak pernah ada kontrol pada diriku jika Damian sudah meletakkan tangannya padaku. Entah sudah dimulai sejak kapan, bahwa setiap sentuhan Damian adalah kehancuran pertahanan diriku.

Sama seperti sekarang.

Bibir Damian bergerak lembut di atas bibirku. Melumat dengan berirama memabukkan seolah memuja dengan cumbuan manis yang ia lakukan. Ia menyesap bibirku dengan penuh kehati-hatian. Membuatku terbuai dan menikmati setiap tekanan halus dari permukaan basah miliknya. Aku tersesat di dalam hangatnya.

Bibirnya menjauh sesaat, tak cukup jauh hingga aroma nafasnya masih menghipnotisku. Matanya berkabut ketika menatapku penuh janji lalu tanpa membiarkan waktu terbuang ia kemudian kembali mengecup sudut bibirku perlahan menuju bibir bawahku. Kedua lengannya menyusup masuk di sela pinggangku, menarikku lebih melekat padanya hingga tidak ada jarak.

Aku bisa merasakan hembusan kasar dari nafas Damian setiap kali ia memagutku. Menyembunyikan senyuman ketika ia menggigit bibir bawahku yang selalu berhasil membuatku berjengit dan mendesah diakhir.

Tidak percaya jika gigitan kecilnya memberiku getaran nikmat hingga mematikan setengah kerja daya tubuhku. Tanganku bertumpu di dadanya saat ia menciptakan pola berurutan dimana ketika giginya menggigit kecil bibirku lalu memijatnya dengan cara yang menggoda, kemudian melumat layaknya kumbang yang sedang menikmati sari dari setangkai bunga.

Aku kehabisan nafas.

Pagutan Damian tak berhenti bahkan justru semakin liar disetiap lumatannya. Tanganku berusaha mendorong dadanya, namun tubuh Damian justru semakin merangsek maju, seolah tidak ingin membiarkan ada ruang diantara kami. Ia menghimpitku dengan tubuh depannya hingga membuatku jatuh ke atas ranjang bersama dengan dia di atasku.

Satu tangan Damian menyangga tubuhnya di samping kepalaku, sedangkan tangan yang lain mengusap sisi wajahku guna mengarahkan cumbuannya. Sekarang bukan hanya kehabisan nafas saja, tapi Damian juga tak membiarkanku bergerak sama sekali. Perlahan tanganku kembali mendorong dadanya. Berusaha melepaskan pagutannya yang semakin menuntut untuk sekedar mengambil udara bagi paru-paruku yang sepertinya akan segera mengempis.

Damian terengah, disaat aku sudah kehabisan napas. Wajahnya hanya beberapa senti di atasku dengan bibir berkilau basah. Matanya tajam tertutupi oleh gelapnya gairah, namun disaat yang bersamaan memberiku sensasi menyenangkan karena ditatap sedemikian intens olehnya.

"Damian.... tung-,"

"Ini yang sangat ingin kulakukan sejak lama padamu, Alicia."

Damian tidak menungguku untuk selesai bicara karena dia kembali menunduk dan menyatukan bibirku dengannya. Seperti kehausan, ia membuka bibirku dengan kembali menggigit bibir bawahku. Seperti kelaparan ia menelusupkan lidahnya memasuki rongga mulutku. Mencari lidahku yang kaku karena sensasi menggiurkan yang baru pertama kurasakan. Lidahnya memilin bersama di dalam mulutku, mencari sudut sensitif yang sempurna membuatku mengeram.

Perlahan aku bisa mengikuti pergerakan lembut lidahnya di dalam mulutku. Ia menuntunku untuk memberi belitan yang sama padanya disaat lengan Damian semakin menarikku menyatu dengan tubuh tegapnya. Aku bisa merasakan aroma tubuhnya yang kini sudah bercampur dengan tubuhku.

Tanganku bergerak melingkar di leher Damian ketika kutemukan diriku begitu menikmati ciumannya. Dan juga lidahnya. Sesekali Damian mengubah posisi kepalanya dari kiri ke kanan demi mencari sudut yang pas untuk kembali melumat dan merasai seluruh indra pengecapku tanpa terkecuali.

Shadow Kiss [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang