Ini kisah mereka
Kisah sepasang gadis cantik kembar identik dari keluarga Tejakusuma.
Gadis kembar dengan kepribadian yang berbeda.
KALILA ORIANA TEJAKUSUMA
MIKAYLA DAVIANDRA TEJAKUSUMA
Tentang permainan konyol yang telah mengubah kehidupan pribadi...
"Jangan...." dengan mata terpejam, tubuh itu bergerak gelisah dalam tidurnya. Rain membuka matanya dengan nafas terengah, terduduk secara spontan. Mimpi itu datang lagi.
. . .
"Aarg...!! Tidak! Justin... Jangan pergi..."
"Mika!" Rain berjingkat kaget mendengar suara teriakan. Dengan kesadaran yang masih setengah di alam mimpi, Rain berlari ke dalam kamar. Ke arah Mika yang mulai membuang semua yang ada di dekatnya.
"Tidak!! Jangan pergi...," Teriak wanita yang sedang histeris di ranjangnya, wajahnya ketakutan dengan rambut berantakan.
"Sst... Mika, tenanglah. Semua sudah berakhir, tidak ada yang terluka lagi...," Rain naik ke ranjang, memeluk Mika yang mengamuk
"Justin... Jangan pergi. Justin....,"
"Sst... Sayang, semua sudah berakhir. Tenanglah..." Rain tetap memeluk Mika yang meronta-ronta, tangannya meraih udara kosong, memanggil nama almarhum suaminya.
"Dia disini, Mika. Di hati kamu..." Bisik Rain, mengisi jari-jari kosong Mika yang menggapai entah apa dengan jari-jarinya.
"Dia selalu disini, bersama kita, menjaga kamu dan Angelo." Berkali-kali Rain membisikkan kata-kata itu agar Mika tenang. Memeluknya dengan lembut, membelai rambut wanita itu dengan sayang.
"Justin...,"
"Iya Mika, dia ada di dalam hatimu... Menjagamu...,"
Rain mengelus punggung Mika dalam pelukannya yang perlahan tenang, walaupun tatapan wanita itu begitu hampa. Mereka saling terdiam lama dengan Mika dalam rengkuhan, dan Rain yang menenangkannya.
Rain membaringkan tubuh Mika, menyelimutinya hingga wanita itu merasa hangat. Perlahan Mika memejamkan matanya dengan Rain yang masih memegang tangannya.
Rain menatap sedih wanita rapuh itu. Mengusap air mata yang masih mengalir walaupun sang pemilik sudah tertidur. Bibir pucat itu tidak henti mengigau penuh kecemasan. Berulang kali Rain mengucapkan kata-kata menenangkan, mengabaikan dokter untuk memberikan Mika obat.
Rain mendesah bimbang, tidak tahu apa yang harus Rain lakukan lagi. Dokter mengatakan bahwa Mika mengalami trauma pasca kejadian menyakitkan itu, ditambah Mika yang pernah mengalami anxiety syndrom saat kecil, gejala penyakit itu datang lagi. Mika melakukan Denial terhadap kenyataan.
"Justin. Apa yang harus aku lakukan?" Rain menghela nafas, matanya menatap langit-langit kamar Mika.
"Kamu pasti menertawakanku ya disana? Laki-laki tidak becus, tidak bisa diandalkan. Menghadapi ini saja tidak mampu...." Rain mengangkat tautan kedua tangannya dengan tangan kanan Mika yang sudah bernafas tenang, menempelkannya pada pipi Rain. Wajahnya menunduk suram.
"Bantu aku sekali lagi... Justin, tolong bisikan pada Tuhan agar segera mengirimkan kebahagiaan Mika kembali." Bisik Rain menutup matanya.
"Please...,"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hai...
Aku mau mencoba membuat sekuel, tapi masih mentah banget bahannya.
Mungkin tidak dengan waktu dekat sekuel ini akan publish. Matengin dulu biar gak aneh kayak yang nulis.
Jadi mohon maaf banget yang tunggu sekuel.
Dan terima kasiiiihhhh banget yang udah ikutin cerita Gadis Peganti, maaf yang tidak sesuai dengan ekspektasi kalian, tapi ini hanya sebuah cerita, yang semoga ada hikmah yang bisa diambil.