Part 10

15.9K 645 10
                                        


Sesampai di rumah aku terkejut melihat rumah berantakan, vas bunga pecah, dan pecahan piring beserta gelas dimana-mana. Bantal sofa terbang entah kemana. Aku mencari Khanza, tampak dia duduk di pojok. Tatapan matanya kosong, mata boneka itu sembab. Tapi, yang paling mengejutkan kakinya beradarah.

"Sayang, kamu kenapa?" Ucapku khawatir. Aku berusaha menenangkannya. Dia malah mendorongku keras hingga terjungkal.

"Kenapa? Kenapa kamu menyembunyikan hal sepenting ini padaku?" Khanza melemparkan amplop coklat ke wajahku.

Aku membuka amplop coklat itu, betapa terkejutnya aku saat melihat foto Maria, tapi yang lebih mengejutkannya lagi, ada foto Maria dengan Ibu dan Ayah Khanza sedang tersenyum bahagia.
Selain foto ada surat didalam sana.
Aku pun membaca surat itu.
.

                    ~~~~~~~~~~~~~~
Hai…Khanza, kenalkan aku Maria. Nama Maria adalah nama yang diberikan Ayah untukku. Aku anak kandung dari Ayahmu, kamu hanya anak angkat. Bunda Asri mandul, dia tidak bisa memberi Ayah anak. Lalu Ayah menikah diam-diam dengan Ibuku.
Aku pun lahir dan tumbuh bahagia bersama Ayah dan Ibuku. Tapi itu tidak lama, Ibu pergi dari kehidupan Ayah karena dia yang memintanya.
Ayah mengusir aku dan Ibu hanya untuk melindungi kamu dan Bundamu itu. Kau tahu sampai sekarang Bundamu tidak tahu bahwa dia sudah dikhianati.
Suami tersayangmu juga tahu semua ini. Dia bahkan membelikan aku mobil dan rumah, agar aku pergi dan tidak membongkar rahasia ini padamu dan Bunda. Khanza aku anak kandung Ayah, tapi dia menelantarkanku begitu saja. Lalu kenapa dia menikahi Ibu? Jika pada akhirnya kami ditelantarkan. Kenapa semua melindungimu. Bagaimana denganku? Aku juga berhak bahagia sepertimu. Aku akan merembut tempatku darimu, karena memperjuangkan hak, bukan kesalahan bukan?

By

Maria Ayyana Laura
                                    ~~~~~~~~~~~

Aku meremas surat itu dan melemparnya.
"Sayang kamu tenang ya! Ada aku yang selalu melindungimu. Aku memeluk Khanza, dia memberontak dan memukul dadaku, tapi aku terus mendekapnya.

"Sejak kapan kamu tahu? Kenapa kamu jahat padaku menyembunyikan semua ini? Aku kecewa padamu."
Aku hanya diam bingung bagaimana cara menjelaskannya. Khanza pun menarik kerah bajuku dan menatap tajam ke manik mataku.

"Katakan ini bohongkan? Ini mimpikan?  Aku anak kandungkan?" Bentak Khanza penuh kekecewaan.
Ternyata yang aku takutkan akhirnya terjadi juga.

Aku hanya bisa menangis melihat wanitaku kembali terluka. Aku benci mengetahui rahasia ini. Tapi, Maria juga terluka, apalagi sekarang dia yatim piatu.  Aku memahami perasaan Khanza, dan aku juga mengerti perasaan Maria.
.

"Ini kenyataan sayang, aku tahu ini akan membuatmu terluka jika mengetahui kebenarannya. Karena itu, aku selalu menutupinya dari kamu, juga Bunda. Bunda lemah jantung, kalau Bunda tahu aku takut terjadi sesuatu padanya."

Khanza terus saja menangis didadaku, dia sudah menerima pelukanku.  Aku membelai rambut hitam panjangnya, dan menepuk lembut punggung mungilnya.

"Apa yang harus aku lakukan? Aku belum siap menerima kenyataan ini."

Aku pun mengangkat wajahnya, menghapus air mata di pipi Khanza.

"Sayang, ada aku, apapun yang terjadi aku akan selalu menggenggam tanganmu. Jika kamu belum bisa menerima kenyataan ini, tidak apa-apa. Kamu anak kandung atau angkat, tidak masalah. Karena Ayah dan Bunda sangat mencintaimu."

"Tapi, aku ingin bertemu orangtua kandungku."

"Sudah, jangan berpikir terlalu keras, nanti kita bahas lagi. Kita obati dulu kakimu. Kena pecahan piring atau gelas tuh!"

Wanita Lain SuamikuWhere stories live. Discover now