Hari Minggu yang kesekian kalinya untuk gue tetap dirumah dan mengunci diri di kamar, bukan buat galau nangis-nangis ga jelas, bukan karna gue mau dangdutan dikamae, dan bukan juga buat bunuh diri karna patah hati.
Banyak sudah terjadi, gara-gara cinta tak direstui.
Akhirnya gantung diri, akal fikiran sudah tak berfungsi.
(Nyanyi ala anak sholehah)
Tadi pagi gue udah bangun buat mandi dan sarapan lalu mengeluarkan hp, laptop, dan baju serta celana panjang Nabila, sewaktu-sewaktu bisa saja dia membutuhkan semua itu.
Gue mengunci pintu kamar gue dan jendela-jendelanya, walaupun gordennya sedikit terbuka untuk cahaya matahari biar gue ga engap karna tidak terkena sinar matahari dan tidak menciumnya.
Gue udah berniat buat tidur panjang kayak beruang di masha and the bear, sayangnya ada si Masha yang siap sedia mengganggu. Bedanya, gue memiliki 2 Masha dan berjenis kelamin tidak diketahui, eh cowok deng.
Baru beberapa jam gue tidur, merek udah mengganggu dari sudut-sudut kamar gue, apa mereka itu ga percaya kalo gue tidur? Mereka kira gue bener-bener galau gitu? Hellow, Una bermatomofosis jadi unggas, eh kaga tapi jadi ganas.
Gue mencoba bersabar, gue cape nangis mulu gara-gara cowo, toh mereka ga akan tau seberapa nesarnya penderitaan gue setelah mereka sakiti berhari-hari.
"Aku bukanlah lagi wanita yang dijebak patah hati oleh cinta. Akulah wanita yang akan menjebak kalian dengan tatapan mata."
"Una"
"Unaaaaa"
"Bunga Ha Pe eN"
"Gue minta maaf"
"Eh bukan dia. Tapi gue yang minta maaf" jawab Aji yang merasa tersaingi dengan maaf dari seorang Raihan.
"Gue"
"Gue lah. Paan si lo"
"Eh anakan curut. Gue duluan yang minta maaf"
"Woi cogan prapatan(perempatan). Gue juga mau minta maaf"
"Yaudah. Kita minta maaf bareng-bareng dan harus sama-sama dimaaffin dan ga boleh kecewain dia lagi"
"Setuju!"
Itu yang gue dengar dari dalam kamar, ngakak juga mendengar mereka sangat akur seperti tom and jerry. Tidak hanya sampai situ karena mereka terus memanggil nama gue, cecan tak tertolong yang terkutuk oleh cogan cap kaki seribu.
Merasa ga tahan karna terganggu, akhirnya gue putusin buat keluar karna udah gak ada rasa-rasa ingin tidur lagi.
Krek. Mereka terdiam setelah mengetahui gue membuka pintu.
Gue keluar kamar, mereka hanya mematung, apa ada yang salah? Ga bau lah, kan gue udah mandi
"Lo tau ga? Pas lo keluar dari kamar baru bangun tidur, muka lo nunjukin kalo lo masa depan gue" ucap Aji ngawur.
"Saat dia ngerasa lo masa depan dia. Gue malah udah yakin kalo lo calon istri gue" balas Raihan tak mau kalah gembelnya, eh gombal.
"Cogan tapi ileran" gue berjalan ditengah mereka membuat mereka sedikit oleng karena tersenggol, gue turun kebawah dengan sedikit menguap dan sambil ngulet, menggerakan bagian badan gue yang terasa sedikit tidak enak.
"Una. Lo kurang ajar banget si ngeluarin barang gue"
"Maaf. Gye kan cuma mau tidur dan gamau diganggu, jadi gue taroh barang seperlu lo didepan kamar" Nabila hanya mendengus kesal mendengar penjelasan gue.
Gue cuek, gue berjalan ke ruang tengah untuk menonton tv acara kartun anak-anak.
"Pagi-pagi enaknya jogging nih, Bil"
"Suara lo Raisa! Udah jam 12 bego"
"Oh. Yaudah gajadi jogging"
"Iiiih" dia hanya meremas kedua tangannya, tanyakan saja apa yang dia rasakan.
"Ketika mulut sulit berbicara, hati mulai banyak bicara, dan mata mengartikan seluruhnya." Ucap gue tiba-tiba.
"Lo lagi kenapa?" Perasaan lo nonton kartun, ga mungkin kan kalo lo baper?" Gue hanya meringis,benar juga kata Nabila, gue nonton karun jadi ga mungkin baper.
"Unaa" ucap ke-2 cogan itu saat sampai disebelah gue.
"Kits minta maaf yaa" ucap keduanya memelas.
"Gue lagi ga pengen ribut buat bahas selingkuhan kalian"
"Tap-.."
Gue meletakkan jari telunjuk gue dibibir Raihan, dia hanya diam dan langsung mengarahkan pandangannya ke tv, Aji juga begitu sebelum dia mihat sebal ke arah gue dan Raihan.
"Bil, Jojo mana?"
"Dia lagi bantu ka Kezia, baru pindahan didepan rumah kita"
"Kezia kakak kelas kita yang sedikit gemuk tapi cantik dan putih" Nabila mengangguk sambil memasukkan makannya kedalam mulutnya.
Keluarga gue bertambah dengan adanya Kezia, kakak kelas yang sudah dekat dengan gue sejak kelas X, dia merupakan mantan anggota osis yang sangat dekat dengan gue karena sempat bertetangga juga sebelum pada akhirnya gue pindah ke komplek gue yang sekarang.
Meskipun kakak kelas, tapi dia tidak keberatan jika gue memanggilnya tanpa sebutan "mba, mas, om, tante, kakak" dan lainnya.
Dia merupakan gamers dan pecinta anime sehingga membuatnya pandai berbahasa Inggris dan Jepang.
"Una, maaffin gue yaa. Sekarang gue mau pamit gue mau latihan basket. Gapapa ya?" Pamit Aji setelah beberapa kali melihat jam tangannya.
"Hm" gue mengangguk dan terus asik menonton siaran TV gue.
"Un, aku bener-bener minta maaf" ujar Raihan memelas.
"Gapapa. Gue maaffin."
"Aku pergi dulu ya, udah janjian sama temen buat main PS. Gapapa ya?"
"Gapapa, sante aja" jawab gue sesingkat mungkin, Raihan langsung pergi meninggalkan gue dan Nabila. Gue cuek ayam ga peduli.
"Un, kasian tau mereka"
"Biarin aja. Sapa tau mereka bakal nyesel"
"Nyesel cinta sama lo? Harusnya udah lama mereka nyesel tapi mereka khilaf terus"
"Bukan gitu bego. Nyesel udah nyakitin gue dan ga akan ulangin lagi"
"Iyadeh. Eh gue mau pergi sama gebetan baru gue"
"Yang bener lo?"
"Bukan deng. Cuma temen biasa"
"Gausah boong. Dia Kuliah mana? Jurusan apa?"
"Paan si lo. Kok tanya gitu"
"Lo kan ga selevel sama adik kelas dan teman satu angkatan"
"Kuliah di *** jurusannya gue lupa. Udah ya bye, kapan-kapan gue bawa rumah"
"Jangan kapan-kapan. Nanti aja"
"Iya. Nanti kalo mau" ucapnya dengan sedikit berteriak karena dia sudah berjalan menuju keluar rumah.
"Pantes aja udah siap dari tadi" gumam gue sambil tersenyum jail.
Hayo tuh Nabila sama siapa?😆
Vote!

YOU ARE READING
Adik kelas VS Kakak Kelas
HumorNO COPAS COPAS YAA #10 in Humor / 16 Oktober 2017 #7 in Humor / 3 November 2017 #6 in Humor / 6 December 2017 SLOW UP Pertemuan dua makhluk aneh yang bernama Cewek berakhir menjadi persahabatan. Hidup yang dimasuki monster c...