Part 35

5.7K 341 5
                                    

Part 35

Hari Selasa ini aku sudah mulai masuk kuliah lagi. Setelah absen selama seminggu lebih, aku harus mulai mengejar ketertinggalanku. Kemarin sore Kururu sudah mengabarkanku, kalau dia sudah sampai dengan selamat di Tokyo.

Setelah bangun dan membersihkan diri, aku keluar kamar untuk sarapan di bawah. Baru saja kututup pintu kamarku, pandanganku langsung mengarah ke pintu kamar tamu di mana Kinal pernah tidur.

Tak ingin mengikuti kata hatiku, kakiku melangkah menuju pintu tersebut. Kuarahkan tanganku ke gagang pintu dan membukanya dengan sekali hentakan. Pintu terbuka, kulihat di dalam kamar sudah tidak berantakan lagi.

Pandanganku mengarah ke lantai di pinggir ranjang. Hidupku hampir saja berakhir di situ.

Dalam sekejap saja terlintas bayangan Kinal yang sedang menghabiskan malam di kamar ini bersamaku. Dia suka sekali bermain game di laptopku dan mengoceh sepanjang permainan.

Bibirku terangkat sedikit ketika mengingat kenangan itu. Tetapi langsung tertekuk ketika kuingat pertengkaran kami di kamar ini waktu itu.

"Aku tidak cinta sama kamu Veranda."

Kata-katanya waktu itu sepertinya akan terus menghantuiku seumur hidup.

Kuhela nafasku dan menggeleng-gelengkan kepala untuk membuyarkan kenanganku tentangnya. Aku melangkah keluar dan menutup kembali pintu kamar tamu.

Biarkan semua ini jadi kenanganku dengannya. Tapi, apa aku bisa?

Kemudian aku menuju meja makan untuk sarapan dan segera ke kampus setelah selesai. Aku sudah diperbolehkan membawa mobil sendiri, jadi aku akan menjemput Lidya pagi ini. Tadi dia sudah mengirimkanku pesan, memintaku untuk menjemputnya karena Yona ada kuliah pagi pagi sekali.

Sesampaiku di depan rumahnya, Lidya terlihat sudah menungguku. Dia langsung berjalan ke arahku ketika aku sudah menghentikan mobilku.

"Pagi Ve."

"Pagi Lid."

"Gimana tangan lu?"

Kuangkat tanganku dan menunjukkan padanya. Perbanku sudah dibuka, begitu juga dengan jahitannya.

"Kerenkan tato aku sekarang."

Lidya melongo lalu tertawa tak lama kemudian.

"Gua kira lu bakal sedih karena kejadian di Dufan kemarin," ucapnya setelah berhenti tertawa.

"Kelihatannya gimana emang Lid?"

"Keliatannya gak kenapa-napa tuh."

"Hahaha. Yuk ke kampus."

"Yuk."

Aku mulai menjalankan mobilku. Selang beberapa puluh menit, kami telah sampai di kampus dan langsung memarkirkan mobil. Sesampainya kami di kelas, teman-temanku langsung menghampiriku untuk bertanya tentang kabarku. Tentu saja kujawab kalau aku baik-baik saja.

Rasanya sangat tidak menyenangkan kalau dikasihani oleh orang-orang!

Selesai kuliah, aku masih harus mengikuti modul semester satu. Kami langsung membubarkan diri ketika dosen sudah keluar. Aku berjalan beriringan bersama dengan Lidya untuk keluar kelas.

Aku agak terkejut ketika kulihat di luar kelasku ada Yona dan Kinal yang sedang menunggu.

"Ve, gua orang mau ke Mall dulu. Lu masih ada kuliah kan?" tanya Lidya.

"Ya."

"Ok kalau gitu. Gua cabut dulu ya."

"Bye Kak Ve."

SenjaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora