Part 27
"Kamu lagi di mana Ve?"
"Kantin fakultas kamu."
"Ok, tunggu bentar aku ke sana ya."
"Ok Nal."
Aku menutup teleponku dan kembali menunggu Kinal sambil ditemani oleh Yona dan Lidya.
"Kak Kinal baru selesai Kak?" tanya Yona.
"Iya Lid, tuh anak bukannya ngomong kalau ada rapat senat!"
"Hahaha. Namanya juga Kak Kinal Kak. Tapi emang tiap Senin ada rapat Kak," balas Yona tertawa.
Dari kejauhan aku melihat Kinal sedang berjalan cepat menuju tempat kami. Dia sampai di depan kami dengan nafas tersengal-sengal.
"Sori Ve, aku lupa kasih tau kamu," ucapnya dengan rasa bersalah.
"Belum tua aja udah pikun!" omelku.
Kinal memajukan bibirnya. Yona dan Lidya menertawakannya.
"Mau jalan sekarang? Udah tau alamatnya?" tanyaku.
"Udah Ve, tadi aku udah minta sama senior aku."
"Ya udah jalan sekarang kalau gitu. Kalian berdua pulang bareng kan Lid?"
"Iya Ve. Kenapa? Kangen yah sama gua?" goda Lidya.
"Gak! Sama sekali!"
"Lu mah Ve, bikin orang seneng dikit napa?" gerutu Lidya.
"Hahaha. Aku sama Kinal liat kosan dulu ya. Kalian hati-hati pulangnya. Kabarin aku kalau udah di rumah Lid!"
"Iya iya bawel. Bye bye."
Setelah mengucapkan salam perpisahan, aku dan Kinal berjalan menuju parkiran mobil di fakultasku.
"Kamu sama Lidya dekat banget kayaknya Ve?" tanya Kinal di tengah jalan.
"Lidya orang yang pertama kali nyapa aku pas aku gak kenal siapa-siapa di sini."
"Oooo...."
"Kenapa Nal?" tanyaku karena kulihat Kinal berekspresi aneh.
"Gak, gak kenapa-napa."
Setelah setengah jam, kami sampai di kosan baru Kinal. Sebuah bangunan di dalam perumahan yang lumayan mewah. Kinal mengetuk-ngetuk pagar rumah tersebut. Seorang mbak-mbak keluar untuk membukakan gerbang.
"Masih terima kos Mbak?" tanya Kinal.
"Masih Dek. Ayo masuk, ngomong langsung sama pemiliknya," ucap mbak tersebut membuka gerbang dan mempersilahkan kami masuk.
Setelah di dalam rumah tersebut, seorang ibu-ibu menyapa kami dan Kinal menyampaikan kalau dia sedang mencari kosan. Ibu tersebut membawa kami ke lantai dua, di mana sedang ada kamar kosong di sana.
"Gimana Ve?" tanya Kinal meminta persetujuanku.
"Aku gak suka. Gak ada kamar mandinya di dalam, dapurnya juga gak setiap lantai, dan kayaknya ini kosan nyampur. Maaf ya Bu, kita gak jadi dulu," balasku dengan senyuman tidak enak hati palsu untuk Ibu Kos tersebut.
"Oh gak apa-apa Nak. Mari saya antar turun."
Kami bertiga turun menuju lantai dasar. Lalu aku dan Kinal segera keluar dari rumah tersebut.
"Yah gak bagus ya Ve?"
"Iya Nal."
"Kita keliling lagi yuk Ve, siapa tau ketemu sekitar sini?"

YOU ARE READING
Senja
FanfictionPertama kali aku bertemu dengannya ketika hari pertama masuk SMA. Sejak saat itu, kami langsung berkenalan dan menjadi teman dekat. Wajahnya sangat manis, mungkin karena potongan rambut pendek di atas bahunya. Tawa khasnya yang memperlihatkan gigi...