Jalal masih menutup sekujur tubuhnya dengan selimut saat Jodha baru saja keluar dari kamar mandi. Aroma jasmine yang menguar dari tubuh Jodha membuatnya terlena sesaat sebelum kembali pikirannya melayang pada kejadian beberapa menit yang lalu yang membuatnya kesal bukan kepalang pada istrinya yang telah tega mengerjainya. Disingkapnya sedikit selimut dari atas kepalanya dan melirik sekilas menatap Jodha yang ternyata juga tengah menatapnya dengan pandangan menggoda. Dengan rambut setengah basah dan hanya berbalut bathrobe dan tatapan sensual yang benar benar membuat pusat kehidupannya berdenyut kembali setelah tadinya kehilangan gairah akibat peristiwa yang membuatnya benar benar kesal pada pujaan hatinya ini.
"Masih marah?" Sapa Jodha sambil memilin milin ujung rambutnya yang hitam dan panjang tergerai.
"Masih!" Jawab Jalal singkat kemudian memalingkan wajahnya kearah lain.
"Masih sakit ya?" Tanya Jodha lagi kali ini ia mulai naik keatas tempat tidur dan mendekat kepada Jalal yang masih memalingkan wajahnya.
"Sakitnya sudah hilang! Tapi kesalnya masih belum hilang!" Jawab Jalal sambil mendengus kasara.
"Kan cuma tujuh helai, hunny," ucap Jodha dengan nada bicara yang dibuat sesensual mungkin. Entah mengapa Jodha sedang mood untuk menggoda suaminya malam ini.
"Hanya tujuh helai tapi caramulah yang membuatku tersiksa, sweety!" Jalal menatap tajam pada Jodha. Sementara Jodha malah terkikik geli mengingat kejadian didalam kamar mandi barusan.
Flashback
"Duduklah disini, hunny. Aku akan menjalankan hukumanku yang pertama. Memandikanmu!" Nada bicara Jodha yang dibuat buat serta liukan liukan tubuhnya yang polos tanpa sehelai benangpun membuat pusat kehidupan Jalal semakin memaksanya untuk segera memiliki Jodha.
"Kau mau apa, sweety? Sebaiknya kita cepat masuk kedalam bathup," ajak Jalal dengan tak sabar sambil mengusap usap wajahnya berkali kali menahan gairahnya.
Jodha terlihat sibuk mencari sesuatu sementara Jalal masih duduk diatas closet dengan gerakan gerakan yang terlihat gelisah. Jodha sengaja mengulur waktu agar bisa membuat Jalal semakin tersiksa. Jodha ingin membalas perbuatan Jalal yang selalu saja membuatnya tersiksa saat mereka hendak bercinta.
"Kali ini giliranmu, hunny," batin Jodha sambil sedikit terkikik.
"Kau mau apa dengan dasi dan kain penutup mata itu, sweety?" Tanya Jalal yang bingung dengan barang yang dibawa Jodha.
"Dasi ini untuk mengikat tanganmu dan kain ini untuk menutup matamu. Aku akan melayanimu dan membuatmu puas, hunny," sebenarnya Jodha merasa sedikit jengah juga dengan kata kata vulgar yang barusan ia lontarkan. Mendengar ucapan Jodha, Jalal pun menjadi semangat dan menurut saja dengan aksi yang dilakukan Jodha.
Tanpa curiga sedikitpun, akhirnya Jodha sukses membuat tangan Jalal terikat dan matanya tertutup dengan sempurna. Selang beberapa menit kemudian, Jodha memulai aksinya dengan sebuah pinset yang ia pegang ditangannya.
"Kau siap, hunny?" Tanya Jodha dengan menggoda.
"Sangat siap, sweety," jawab Jalal penuh semangat.
"Okey," sahut Jodha.
"Ahhh... sweety!! Sudah!! Jangan!!! Ahhhh!!! Itu sakit, sweety!! Ahhh!!!" Jalal menjerit kesakitan dan berjingkat jingkat mengangkat kakinya. Bagaimana tidak, Jodha mencabut bulu kaki Jalal menggunakan pinset yang ia pegang tadi.
"Diamlah sebentar, Hunny," sahut Jodha sambil tertawa terpingkal pingkal.
"Apa yang kau lakukan padaku, hah? Kau pasti mencabut bulu kakiku! Jangan, sweety! Sakit!! Aaauwwww!!" Jalal kembali berteriak karena Jodha kembali menarik bulu kakinya.

YOU ARE READING
My Perfect Wife
FanfictionFanfiction Jodha Akbar yang menceritakan seorang Jodha yang berprofesi sebagai SPG harus terlibat cinta rumit bersama Manajernya, Jalalluddin Khan. Cinta yang harus mereka perjuangkan diantara pertentangan, perjodohan dan masa lalu mereka yang akhir...