Keputusan Tuk Berbagi

4.3K 165 1
                                    

Jodha's POV
Hari pertama pernikahanku harus diwarnai dengan kejadian yang benar benar menguras emosi. Dimulai dari pertengkaran Jalal dengan ayahnya yang pada akhirnya membuat tuan Humayun harus dirawat dirumah sakit dalam keadaan kritis hingga persetujuan Jalal untuk menikahi Rukaiya dengan persyaratan yang cukup aneh buatku. Tak dipungkiri, mendengar suamiku akan menikah lagi, hati ini pasti sangatlah sedih. Tapi demi kebaikan semua orang, biarlah aku yang mengalah. Karena kehadiranku jugalah semua ini akhirnya terjadi. Oleh karena itu aku harus berbesar hati mengikhlaskan suamiku yang baru menikah denganku hari ini, harus menikah lagi dengan wanita lain esok hari. Tapi aku yakin, melihat kegigihan dan keteguhan sikap Jalal, aku tahu bahwa ia sangat mencintaiku dan kekuatan cinta itulah yang membuatku percaya bahwa cintanya hanyalah untukku seorang. Untuk akibat kedepannya nanti, aku sudah siap menghadapinya karena kami sudah saling berjanji untuk saling bersama apapun keadaan ataupun cobaan yang akan menerpa.

"Sweety, apa yang kau lamunkan?" Jalal memeluk pinggangku dari belakang. Kami berdua tidur di apartemennya malam ini untuk kemudian bersiap pergi ke Sydney esok hari.

"Tidak, hanya saja aku masih penasaran dengan syarat yang kau ajukan mengenai pernikahanmu dengan Rukaiya," ucapku sambil menyenderkan kepalaku di dada bidangnya.

"Kau tak perlu tahu apa alasanku, sweety. Yang perlu kau tahu adalah bahwa yang akan aku lakukan ini semata mata adalah untuk kepentingan semua orang. Untuk kedua orangtuaku dan untuk kita berdua," ucap Jalal sambil membenamkan wajahnya di tengkukku dan membuatku menggila dengan sentuhannya.

"Lalu, apakah kita akan tinggal bersama Rukaiya setelah kau menikah dengannya nanti?" Tanyaku dengan hati hati. Karena jujur, aku sangat ingin menanyakan hal ini sedari tadi.

"Tidak!! Tentu saja tidak!! Terserah dia mau tinggal dimana, yang pasti aku tidak ingin kehadirannya mengusik ketentraman hidup kita," entah mengapa jawaban Jalal membuatku merasa lega.

"Berarti, kaulah yang akan bergantian mengunjungiku dan Rukaiya. Benar begitu?" Upss!! Mengapa aku menjadi semakin penasaran akan kehidupan kami nanti setelah Jalal menikahi Rukaiya.

"Hei sweety! Kau bicara apa? Tidak ada yang namanya kunjung mengunjungi! Karena aku hanya akan tinggal denganmu. Milikku!!" Mendengar Jalal mengatakan kalau aku ini milikknya, membuat hatiku menghangat dan perutku terasa dipenuhi oleh jutaan kupu kupu yang sedang menari disana.

Tanpa aku sadari, entah sejak kapan kakiku sudah tak menginjak lantai balkon kamar lagi. Tubuhku melayang terkungkung dalam dekapan tubuh kekar suamiku yang menggendongku dengan posesif menuju peraduan kami. Dibaringkannya tubuhku dengan sangat hati hati dan ia pun menyusulku berbaring namun dengan posisi setengah menindih tubuhku. Detak jantungku berpacu cepat manakala jemarinya mulai menyentuh wajahku dan membingkainya. Kupejamkan mata ini merasakan sensasi yang begitu dahsyat yang kurasakan walau hanya dengan ujung jari telunjuknya yang sedang menyentuh wajahku ini.

Perlahan jemari itu mulai turun menelusuri leher dan kemudian kearah dadaku yang membusung seolah menantang mata liarnya yang sedang menatap sendu kearahku. Dan tanpa aba aba, ia pun langsung membenamkan wajahnya disana, mencium, melumat dan menghisap setelah sebelumnya tanpa seijinku menarik gaunku paksa dan melemparkannya ke sembarang arah.

"Ahhhh!!!" Lagi lagi desahan itu lolos dari bibirku manakala kurasakan dahsyatnya sensasi sentuhan bibirnya didadaku.

Setelah puas bermain disana, ia kembali mengeksplore bagian tubuhku yang lain, memberikannya tanda kepemilikan dirinya didalam diriku dan sampai pada daerah yang benar benar menjadi titik kelemahanku, aku meleguh kencang manakala merasakan hisapan mulutnya dibagian sana hingga tanpa sadar kujambak rambutnya dengan kuat dan bukannya berhenti ia malah semakin liar menjelajah milikku membuatku ingin berteriak memintanya untuk berhenti.

My Perfect WifeWhere stories live. Discover now