[Kisah] Yakin Kepada Allah

45 1 0
                                        

Diriwayatkan bahwa Hatim al-Aslam berkata kepada anak-anaknya, "Saya ingin pergi berhaji." Mereka pun menangis dan berkata, "Kepada siapa kamu akan menitipkan kami dan urusan kami?" tapi ada seorang putrinya yang tidak menangis. Karena putrinya itu adalah seorang yang paling baik takwa dan ketawakalannya. Putrinya berkata kepada saudarinya yang lain, "Biarkan ayah kita pergi, karena bukan dia yang memberi kita rezeki."

Hatim pun pergi, sedangkan keluarganya bermalam dalam keadaan lapar. Mereka mencela si anak perempuan yang membiarkan ayahnya pergi.

Si anak perempuan itu berkata, "Ya Allah! Jangan Engkau permalukan aku di tengah-tengah mereka."

Tak berapa lama, seorang gubernur dan pengawalnya lewat di samping rumah mereka. Dia berkata kepada salah seorang pengawalnya, "Carikan air untukku."

Pengawal itu mengetuk pintu rumah keluarga Hatim dan meminta air. si anak perempuan datang keluar, membawa sekendi air dan memberikannya. Pengawal itu datang menemui gubernur dan menyerahkan kendi air dan sang Gubernur itu langsung meminumnya.

Setelah dahaganya telah sirna, Gubernur itu bertanya, "Rumah siapa ini?"

Maka pengawalnya menjawab, "Rumah Hatim al-Aslam."

Kemudian gubernur melemparkan sekantong uang emas ke dalam kendi tempat air yang sudah kosong sembari berkata, "Barangsiapa mencintaiku, hendaklah dia melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan barusan."

Semua pasukan itu pun melemparkan harta yang mereka bawa ke dalam kendi yang sama hingga kendi itu penuh dengan uang.

Sang pengawal kembali ke depan rumah dan mengembalikan kendi itu. kemudian mereka pergi. Si anak perempuan datang untuk mengambil kendi. Betapa dia terkejut ketika melihat kantong uang yang berisi uang emas di dalam kendi. Dia menangis.

Saudari-saudarinya datang dan berkata, "Kenapa kamu menangis? Padahal Allah sudah memberikan kelapangan kepada kita."

Maka si anak perempuan itu menjawab, "Lantaran seorang makhluk melihat kita sehingga kita menjadi kaya, lalu bagaimana jika Sang pencipta melihat kita?"

Bening HatiWhere stories live. Discover now