[𝕝𝕠𝕒𝕕𝕚𝕟𝕘...]
[𝕤𝕪𝕟𝕔]Memang benar, esok harinya ia tidak bertemu dengan Jungkook lagi.
Hari itu adalah hari perpisahannya dengan Jungkook. Karena keesokan harinya, tepat pukul 7 pagi, gadis itu harus segera ke bandara.
Ibunya telah memesankan tiket pesawat untuk gadis itu tanpa sepengetahuannya. Oleh karena itu, ia hanya sempat menyiapkan beberapa barang yang sepertinya ia akan butuhkan di California selama satu tahun.
Haru menghentikan langkahnya tepat di depan layar yang mencantumkan jadwal penerbangan.
Masker dan topi menutupi wajahnya hampir secara keseluruhan. Meski tidak akan ada yang datang ke bandara karena keberangkatannya tidak di publikasikan, ia tetap saja mencoba untuk menyembunyikan identitasnya.
Setelah berjalan sendiri sedari tadi, ia kini menyadari bahwa ketakutannya pada pandangan orang lain terhadap dirinya masih dikalahkan oleh ketakutannya pada suara-suara itu. Suara-suara yang ada di kepalanya.
Mereka memang telah menghilang semenjak Jungkook memeluknya di stasiun kereta saat itu. Namun ia takut jika suara itu kembali.
Koper yang berada di tangannya kini ia genggam semakin erat. Paling tidak, ia ingin sampai di California dengan selamat. Itu saja.
Haru berjalan kembali menuju tempat menunggu. Di sisi kanan, sebuah dinding kaca besar menampilkan langit biru. Salah satu pesawat sedang terbang belum jauh di atas sana.
Saat memandangi pesawat itu, ponsel Haru bergetar.
Jeon is calling..
Haru tersenyum lalu mengangkat teleponnya. "Halo," ucapnya.
"Kau sudah di bandara?" tanya lelaki itu dengan suara khas bangun tidur.
Gadis itu tersenyum tipis, "Ya, sedang menunggu. Kau baru bangun tidur?"
Jungkook bergumam, "Hmm, aku memimpikanmu tadi."
Haru mengernyit penasaran, "Tentang apa?"
"Rahasia," jawab lelaki itu singkat.
"Kenapa? Apa kau mimpi yang aneh-aneh?" tanya gadis itu sembari menahan tawanya.
Lelaki itu terdiam. Lalu tanpa menjawab pertanyan itu, ia kemudian berkata, "Aku akan merindukanmu."
Haru tersenyum tipis, "I'd probably feel the same."
ㅡㅡㅡ
Malam sudah tiba saat Haru tiba di California. Segala keriuhan Los Angeles dapat terasa hingga di ujung kota. Taksi itu berhenti tepat di rumah Haru.
Setelah membayar, ia kemudian turun dari taksi dengan membawa kopernya. Sementara supir taksi itu membawakan beberapa tas lagi ke depan pintu rumah.
Saat Haru memegang engsel pintu, ia kemudian menyadari bahwa pintu itu terkunci. Ia kemudian memencet bel. Tak sampai dua menit kemudian, ibu Haru membuka pintu.
Mata wanita itu terlihat bengkak. Ia kemudian menarik Haru dalam pelukannya. "Oh God, kau tidak apa-apa?"
Gadis itu tersenyum lalu membalas pelukan ibunya, "Aku baik-baik saja, Mom."
Ibunya melepaskan pelukan mereka lalu tersenyum hangat, "Akhirnya kau tinggal di rumah ini lagi setelah bertahun-tahun berlalu."
Wanita itu kemudian berjalan Haru ke rumah dengan membawa dua tas besar milik Haru.
Haru membawa kopernya dan berkata, "Ya, rasanya aku kembali menjadi anak sepuluh tahun lagi."

YOU ARE READING
SYNC
Fanfiction[TELAH DITERBITKAN] Love is a game. You must win or you become the game itself. Ini adalah cerita tentang bagaimana dua dunia menghubungkan mereka. Jeon dan Haru. Seagull dan Iméra. Oh, fakta menariknya adalah; tidak ada kata kalah di kamus mereka b...