"Ouch... aaahhh..."Stef meringis kesakitan. Memejamkan mata dan menggenggam salah satu tangan Nina dengan erat.
Cewek itu memutar bola mata. "Lebay banget." Cibirnya.
"Sakit..." Stef cemberut manja. Bersandar pada bahu Nina dan menelenggelamkan wajahnya di sana.
"Elo cowok apa bukan sih?" Tanya Nina menggeram.
"Cowok lah." Jawab Stef cepat. "Ganteng dan cinta Nina." Lanjutnya narsis.
Nina meradang. Cowok itu masih sempat-sempatnya narsis di saat lengan dan lehernya terluka. Bukan terluka parah, hanya kecipratan minyak goreng. Dan Stef membesar-besarkan kesakitannya. Mengadu pada Nina dan meminta di obati dengan sebaik-baiknya.
Hanya sakit sedikit saja. Tetapi cowok itu manja luar biasa. Seperti tidak pernah terluka sedikitpun.
Padahal Kevin pernah menabok wajahnya hingga hidungnya mengeluarkan darah. Cowok itu masih santai dan meringis sejenak kemudian. Memanfaatkan keadaan agar Nina mengobatinya.
"Sok gombal lo!"
"Nggak gombal, Nina sayang. Gue beneran cinta sama elo."
"Terserah." jawab Nina malas.
"Nin, bilang cinta dong sama gue."
"ogah!"
"Nin, gue lagi sakit lho... Gue harusnya disayang, bukan diabaikan"
"Kurang kasih sayang ya?" Goda Nina menyeringai.
Stef mengangguk polos. "Iya. Kurang kasih sayang dari Nina. Kurang belai juga. Lo maksa gue goreng ikan."
Nina tergelak. Lalu mengolesi kembali saleb ke permukaan luka di kulit Stef. Cowok itu meringis kesakitan, meskipun Nina tidak menekannya. Hanya menoles dengan lembut, tetapi cowok itu berlebihan.
"Udah nih."
"Sekarang gue lapar." Stef cemberut.
"Makan."
"Suapin." Stef merengek.
"Nggak mau." Nina mengelak.
"Gue nggak mau makan kalau begitu."
"Manja..."
"Manjanya di elo doang."
"Najong."
"Najongnya di elo doang."
"Kampret."
"Kampret apalagi. Di elo doang."
Nina mendengus. Tidak akan pernah menang melawan Stef. Lebih baik diam dan menuruti semua keinginannya. Dia ke dapur setelah selesai mengolesi saleb di kulit cowok tersebut. Memberi makan Stef dengan cara menyuapinya.
Beberapa saat kemudian Stef kembali bersuara menjengkelkan.
"Nin, kayaknya besok gue nggak bisa nyupirin elo deh." Ucapnya serius. Nina mengernyit bingung. "Badan gue masih sakit. Lemah kedua tangan gue."
"Najong!!!"
Stef tergelak. Terbahak-bahak dan mendekap cewek tersebut. Stef telah membangunkan singa betina tidur. Tamat riwayatnya jika melepaskan cewek tersebut.
"Ampun, Nin.. bercanda gue..." Kata Stef memelas.
"Nggak mau!!" Nina mengerucutkan bibirnya.
"Nanti malam kita ngedate. Janji!"
"Ogah! Nggak butuh!"
"Nin..., lo nggak cinta sama gue?"
"Nggak."
"Tega lo."
"Memang..."
Stef mengela nafas panjang. "Gue sakit lho, Nin. Cara nyembuhinnya gampamg banget. Cuma butuh pengakuan cinta dari elo."
"Nggak bakalan!" Nina menolak mentah-mentah.
"Gue makin sakit, Nin."
"Bodo amat!!" Nina nggak peduli. "Ini! makan sendiri!!" Nina memberikan piring pada cowok itu. Lalu berlalu meninggalkannya begitu saja.
***
Jakarta, 30 desember 2017
Ciyeee... Stef muncul melulu. Makin najong pastinya 😆😆😆

YOU ARE READING
Crazy Possessive [TERBIT]
Teen FictionSUPAYA NGGAK BINGUNG, BACA SESUAI URUTAN! 1. CRAZY POSSESSIVE (TERBIT) - SELF PUBLISH, PESAN DI GUA AJA - 2. EX (TERBIT) - ADA DI GRAMEDIA - 3. HIS GIRLFRIEND (TERBIT) - ADA DI GRAMEDIA - 4. QUEEN (PROSES TERBIT) ADA JUGA SPIN OF YANG BERHUBUNGAN DE...