Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Aigooo kapan kau kembali ke korea?" tanyanya antusias.
"1 bulan yang lalu mungkin hyung" Jungkook memberikan senyuman yang memperlihatkan gigi kelincinya.
"Sudah lama sekali. Kenapa kau tak memberitahu kami?" jawabnya heran
"Ada tugas yang harus ke selesaikan, jadi aku tak banyak waktu untuk bertemu dengan kalian"
"Hmm arraseo. Jimin dan Nayeon akan kesini, apa kau akan ikut gabung?" tawar Jin.
"Tentu saja hyung. Oh iya hyung perkenalkan ini temanku semasa di LA" Jungkook seraya melihat Hye Soo.
Dia memperkenalkan ku pada temannya, sebagai teman. Apa ini masuk akal?
"Ah ne, annyeong Min Hye Soo imnida" Hye Soo berhenti dengan aktivitas makannya , lalu membungkukan kepalanya.
"Annyeong Hye Soo-ssi, Kim Soek Jin imnida" Jin membungkukan badannya.
"Boleh aku bergabung dengan kalian duduk disini?" tanya Jin
"Boleh hyung" Jungkook mempersilahkan duduk pada Jin.
"Hyung kau sering berkunjung ke lestoran ini?"
"Ne, karena aku harus berkunjung menemui eomma"
"Eomma?"
"Ah ya sebenernya dia adalah eomma nya Woohyun, tapi aku sudah menganggap nya sebagai eommaku, dan lestoran ini milik eomma nya Woohyun hyung"
"Ah aku lupa Woohyun hyung juga akan kesini"
"Woohyun hyung?" jungkook mengerutkan dahinya. Mukanya berubah menjadi datar dan menatap tajam pada Jin.
"Wae? Kau masih membencinya?"
"Hye Soo, kau sudah menghabiskan makananmu?"
"Bel..." dengan cepat Jungkook menarik lengan Hye Soo dan pergi dari lestoran itu.
"Jungkook!!"
"Jungkook!!"
"Kookie!!!"
"Jeon Jungkookkkk!!!!!!!!"
Jin mencoba memanggil Jungkook dan menyusulnya tapi nihil, jungkook terlalu cepat pergi begitu saja. Jin mematung di depan lestoran, mobil Jungkook berlalu begitu saja.
15 menit kemudian
Jimin dan Nayeon datang.
"Hyung ada apa?" tanya Jimin.
"Oppa Gwenchanna ?" di susul Nayeon yang bertanya.
"Ah ne, ayo kita masuk" Jin yang berjalan masuk ke dalam lestoran lalu duduk di kursi dan merebahkan punggungnya, tangan kanan nya memijat-mijat dahinya.
"Hyung sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Jimin.
"Kookie kembali".
"Chagi berhentilah bertanya pada Jin Oppa, sepertinya dia tak ingin membahasnya" Nayeon mencoba menenangkan.
"Tapi aku penasaran" kekeh Jimin.
Nayeon hanya melirik Jimin memberikan isyarat.
"Arraseo Chagiya"
"Hyung sebenarnya apa yang membuat aku dan Nayeon harus datang kesini" tanya Jimin kembali.
"Ini soal Jihyo" jawab Jin.
"Jihyo kenapa Oppa?" di susul dengan Nayeon yang bertanya.
"Annyeong apa kalian lama menungguku?" Woohyun yang tiba-tiba datang, lalu duduk dan bergabung dengan Jin, Jimin, dan Nayeon.
"Oppa kau kesini juga?" Nayeon kaget akan hadir nya Woohyun.
"Ne tentu saja, karena aku yang menyuruh Jin untuk mengundang kalian"
"Aku semakin tidak mengerti saja, sebenarnya apa yang terjadi hyung?"
Jimin semakin penasaran sebenarnya apa yang di sembunyikan oleh Jin dan Woohyun.
"Baiklah, aku tak akan bertele-tele pada kalian" kini Woohyun angkat bicara seraya membenarkan duduk nya senyaman mungkin.
"Aku ingin meminta kalian untuk menjaga Jihyo"
"Untuk apa Oppa?" tanya Nayeon.
"Aku tidak menerima pertanyaan untuk saat ini, aku akan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, setelah itu kalian boleh bertanya"
"Ne arraseo" jawab Jin, Jimin dan Nayeon bersamaan.
"Kalian tau aku sangat mencintai Jihyo sejak dulu, bagaimana aku memperjuangkan nya dengan keras. Tapi aku harus mengakhirinya, karena aku rasa ini jalan terakhir untuk melindunginya. Jujur saja aku telah di jebak oleh rekan kerja ku Mijoo, aku tidur dengannya dan dia kini mengandung anakku"
Ketika Nayeon akan bertanya karena geram akan kejujuran Woohyun, tapi Jimin melarangnya dan mencubit pelan paha Nayeon. Akhirnya Nayeon mengurungkan niatnya untuk bertanya.
"Tapi yang harus kalian tau, sebenarnya dia bukanlah anakku, tapi anaknya CEO Kim Group yang tiada lain adalah Sodaranya Jin. Karena dia tak mau bertanggung jawab jadilah aku yang bertanggung jawab, karena CEO Min Corp adalah sahabatnya yang juga mencintai kekasihku Jihyo, tuan Kim ingin sekali membahagiakan tuan Min karena untuk balas jasa, karena tuan Kim mengetahui tuan Min mencintai kekasihku, dia berusaha memisahkan ku dengan Jihyo. Dan 2 perusahan besar itu akan bangkrut bila tuan Kim mempunyai anak di luar nikah.Intinya aku tak ingin tuan Kim menggunakan cara lain untuk memisahkan aku dengan Jihyo, lebih baik aku yang mengakhiri nya Sendiri"
"Hiks"
"Hiks"
"Hiks"
"Chagiya kenapa kau menangis?" Jimin mencoba menenangkan Nayeon mengelus puncak kepala nya dengan lembut dan tangan kanan nya memeluk tubuh Nayeon.
"Aku tak menyangka Woohyun Oppa begitu sangat mencintai Jihyo, aku tadi sebenarnya ingin marah sekali padanya ketika mengetahui dia sudah tidur dengan yeoja lain sedangkan dia sudah memiliki yeoja. Tapi setelah aku mengetahui penjelasannya, hatiku sangat sakit, bila aku menjadi Woohyun Oppa aku pasti tidak akan kuat"
"Sudahlah tenangkan dirimu, sebaiknya sekarang kita menjalankan apa yang Woohyun hyung minta pada kita"
Jimin yang masih mengelus-ngelus puncak kepala Nayeon dengan lembut.
"Jamkkanman, Jin hyung kenapa kau biasa saja menanggapi semua ini. Jangan-jangan...."
"Kau benar Jimin-ah, aku sudah mengetahui semuanya" jawab Jin.
"Dan kau Jimin, kau tidak boleh memberitahu Yoongi tentang ini, karena aku ingin dia yang terus menjaga Jihyo. Meskipun aku tau kau sahabatnya Yoongi, tapi aku mohon jangan beritahu dia kebenarannya" Woohyun kini menundukkan kepalanya.
Sedari tadi dia menahan perasaannya. Untuk terilahat baik-baik saja di depan Jin, Jimin dan Nayeon.
Untuk menangis? Woohyun sudah menghabiskannya sedari tadi di jalan sejak keluar dari apartemen Mijoo.