6 tahun kemudian.
Suara gemuruh air jatuh begitu deras, memekakan telinga. Percikannya terasa dingin bagai es. Kabut masih menggantung di setiap sudut batuan. Bahkan air di bagian bawah masih samar karena terlapisi kabut yang mengambang di atasnya. Meski matahari sudah bersinar cukup tinggi, ternyata belum mampu untuk mengusir kabut pagi yang menyisakan udara dingin malam. Air terjun Reiheinbach masih sama seperti enam tahun yang lalu, atau mungkin masih tetap sama sejak puluhan tahun yang lalu. Tetap curam dengan batuan yang mengelilinginya dan curah airnya yang tak pernah surut meski dihajar kemarau. Air terjun yang menjadi saksi pertempuran besar enam tahun yang lalu. Pertempuran yang akhirnya dimenangkan oleh Hildegard setelah Raja Elder akhirnya bisa dikalahkan, meski dengan pengorbanan yang besar.
Dari atas tebing yang paling tinggi, meluncur jatuh seikat bunga berbagai warna. Rangkaian bunga lily of the valley, forget me not, dan bleeding heart, tampak kontras dipadukan satu sama lain. Bunga dengan warna putih, biru dan merah dengan bahasanya sendiri. Ketulusan, kenangan dan pengorbanan cinta, menjadi simbol yang tidak bisa dipisahkan.
"Ibu, apa Ayah bahagia disana?''.
Seorang wanita cantik dengan rambut panjangnya yang disanggul tinggi, wanita yang tadi menjatuhkan rangkaian bunga ke dasar air terjun untuk mengenang orang yang paling berarti dalam hidupnya kini menunduk, tersenyum dengan begitu anggun pada seorang anak berusia sekitar lima tahun yang menatapnya dengan binar mata penuh harap dari bola mata hitamnya. Wanita itu mengusap lembut kepala yang ditumbuhi rambut hitam itu, menunjukkan rasa sayang pada putra satu - satunya.
"Tentu saja Ayahmu bahagia disana'' jawabnya masih dengan senyum di wajahnya, meski tidak bisa dipungkiri ada gurat kesedihan di mata wanita cantik itu. Kesedihan yang belum bisa dimengerti oleh putranya, meski pasti bisa dirasakan.
"Ayah itu seperti apa?'' Tanya anak itu dengan suara polosnya.
"Ayahmu seorang raja yang baik, pemberani dan setia'' jawab wanita itu lagi ''Dia tidak pernah takut melawan semua musuhnya meski dalam keadaan yang sulit sekalipun. Saat kau dewasa kau harus menjadi seperti Ayahmu, Itachi''.
Senyum lebar terbentuk di wajah anak bernama Itachi itu saat mendengar penjelasan ibunya. Dalam hati anak itu berjanji akan menjadi hebat seperti ayahnya. Ayah yang bahkan tidak pernah dilihatnya sejak dia lahir, karena ayahnya adalah salah satu dari banyak orang yang tidak pernah kembali saat perang besar enam tahun yang lalu. Uchiha Sasuke sang raja Hildegard tidak kembali untuk merayakan kemenangan.
"Ayah,.. aku akan menjadi hebat sepertimu. Untuk menjaga Ibu, untuk menjaga negeri ini''.
Janji yang diucapkan bocah berumur lima tahun itu mendorong air mata wanita di sampingnya untuk mengalir membasahi pipi putihnya 'Aku berdoa untukmu. Dimanapun kau berada. Bahagialah disana'.
Wanita itu memejamkan mata. Memanjatkan doa dan keyakinan dalam hatinya bahwa orang yang pernah mengisi hidupnya itu masih hidup dan sekarang berada disuatu tempat yang jauh dengan orang yang dicintainya. Wanita itu sangat yakin. Hinata yakin Sasuke tidak pernah mati di dasar air terjun dimana kini dia dan putranya berada. Tapi, biarlah keyakinan itu hanya menjadi miliknya karena hampir semua orang yakin Sasuke tidak selamat dari perang. Sebuah medali yang hanya dimiliki keluarga raja, ditemukan di atas tebing dengan lubang bekas tusukan pedang. Hanya dengan bukti itu semua orang yakin bahwa Sasuke sudah gugur dalam pertempuran, atau memang beberapa orang berusaha meyakinkan untuk tujuan tertentu.
6 tahun sebelumnya.
Dengan langkah terseok Naruto menghampiri tebing dimana Sasuke dan Orochimaru terjatuh. Melongokan kepalanya menatap derasnya air dan buih putih yang ditimbulkan di bawah dengan arus deras yang mampu menenggelamkan apapun ditambah dengan jejeran bebatuan yang bertebaran, sangat kecil kemungkinan orang akan selamat jika sampai jatuh dari atas tebing.

DU LIEST GERADE
Behind the Wall
FanfictionA Narusasu Fanfiction. Ketika dinding - dinding tinggi menghalangi pandangan dan kenyataan. Menyembunyikan kebenaran juga menjadi pemisah bagi keduanya. Mampukah mereka merobohkannya untuk mengungkap rahasia yang tersembunyi di belakangnya. Disc :...