CHAPTER 13

2.9K 294 13
                                    

Suasana aula kerajaan tampak memanas dengan beberapa pejabat istana yang terlihat menahan emosi dan marah. Sebagian yang lain tersenyum senang dan yang lainnya lagi hanya menatap dengan wajah bosan.

Obito yang berada di jajaran kursi paling dekat dengan singgasana raja, tampak mendengus tidak suka. Suasana rapat dimana raja sedang mendengarkan langsung laporan dari mentri - mentrinya juga menampung segala ide dan masukan untuk kemajuan Hildegard menjadi sedikit memanas, dikarenakan salah satu bangsawan yang meminta pada raja agar pajak rakyat untuk dinaikkan dengan alasan kerajaan membutuhkan dana besar saat ini untuk mengatasi beberapa pemberontakan yang terjadi di beberapa wilayah kerajaan.

Sebagian pejabat istana setuju karena memang alasan itu masuk akal, tapi beberapa yang lain menentang keras.

Obito tersenyum miris melihat dua kubu yang saling lempar pendapat dan alasan yang logis untuk mempengaruhi keputusan raja agar menerima usulan mereka. Adik termuda raja itu ingin sekali tertawa karena pihak manapun yang menang, tidak akan membawa keuntungan apapun untuk Hildegard. Mereka yang menolak juga bukan dilandasi atas kepentingan rakyat, tapi karena mereka tidak akan lagi bisa menarik simpati rakyat agar hormat pada mereka dan memberikan kesetiaan penuh pada para pejabat itu.

Para bangsawan yang menolak kebanyakan adalah orang - orang yang memiliki rencana tersembunyi dengan melibatkan rakyat Hildegard, dengan kata lain mereka sedang menggalang dukungan dan jika pajak dinaikkan itu akan membuat kesetiaan rakyat pada mereka berkurang. Sedang yang mengusulkan untuk menaikkan pajak tentu saja bukan hanya demi kepentingan Hildegard semata namun juga untuk memenuhi ambisi pribadi mereka yang ingin menambah pundi - pundi emas dalan guci penyimpanan mereka.

Obito mendesah sekali lagi, rasanya membosankan melihat para penjilat di depannya yang berusaha mempengaruhi raja dengan berbagai alasan yang menurutnya sama sekali tidak masuk akal.

Braakkk..

Suara saling interupsi yang terdengar sejak tadi kini menghilang, ketika seorang prajurit tampak tergesa memasuki ruangan dengan ekspresi antara takut dan bingung.

Semua mata di dalam ruangan memandangnya dengan berbagai ekspresi.

"Berani sekali kau masuk dengan cara tidak sopan seperti ini!'' Salah seorang mentri berdiri dari kursinya dan membentak prajurit yang sudah dianggapnya menyalahi aturan.

"Maafkan saya..'' si prajurit menunduk takut, berlutut dengan wajah pucat.

"Kau tahu..''.

"Biarkan dia bicara'' ucapan yang hendak terlontar dari mulut sang mentri urung terdengar begitu Fugaku mengeluarkan suaranya.

Sang raja berdiri dari singgasananya dan memberi isyarat pada si prajurit untuk bicara.

"Maaf Yang Mulia. Saya ingin melaporkan bahwa terjadi kerusuhan di wilayah Nevira. Ada kelompok yang sudah membakar gudang penyimpanan bahan makanan dan juga menghasut penduduk dengan berita bahwa Yang Mulia akan menaikan pajak'' laporan si prajurit ditanggapi bisik - bisik yang berdengung bagai sekawanan lebah terbang dari para pejabat yang masih duduk di kursinya masing - masing. Tentu saja ada beberapa yang tampak kesal, terutama dari pejabat yang beberapa saat lalu mengusulkan tentang kenaikan pajak. Belum sempat idenya di terima, namun sudah terjadi seperti ini, tentunya raja akan akan seribu kali berpikir ulang.

"Begitu ya'' Fugaku menatap tajam si prajurit dan juga para pejabat yang kini duduk dengan kepala tertunduk.

"Silahkan lanjutkan tugasmu'' Fugaku menyuruh si prajurit untuk keluar yang langsung dituruti.

"Tampaknya keadaan Hildegard semakin buruk, dan kalian sebagai pejabat istana tidak ada yang becus menangani ini. Sebenarnya apa yang kalian lakukan selama ini? Menumpuk kekayaan? Bersenang - senang?'' Suara Fugaku terdengar begitu rendah dan dalam, menandakan jika sang raja sedang menahan marah dan kecewanya. Hampir semua yang hadir dalam ruangan itu menahan diri untuk tidak bicara. Mereka tahu, saat ini bukanlah waktu tepat untuk bisa mengajak raja berdiskusi, terkutuklah prajurit yang melaporkan hal buruk disaat yang tidak tepat. Maki sebagian pejabat dalam hati mereka.

Behind the WallWhere stories live. Discover now