Maaf ada konten 18+. Yang belum matang pemikirannya jangan dilanjut baca deh!Raya meneguk ludah dan menegakkan diri mengumpulkan segala ketegarannya hingga perlahan kakinya sanggup melangkah.
Penglihatannya sudah dapat menangkap sosok Mondy yang duduk bersandar di Sofa dengan mata terpejam. Sempat ragu saat langkah pertama dan hendak berbalik badan. Tapi melihat pergerakan Mondy yang melempar kasar kunci mobil ke meja, menaikkan kaki dan mengesah kasar, ia yakin Mondy masih terjaga. Dan ia tak mau jadi pengecut karena tak berani menemumuinya. Apa yang perlu ditakutkan ia tak merasa punya salah?
“Mondy…” lirih Raya.
Semua yang ada disana bergetar dengan frekuensi yang sama dan beresonansi hingga lirihan itu langsung terdengar ditelinga Mondy.
Seketika Mondy mencari sumber suara dan membolakan mata lelahnya dan bangkit dari duduknya.
“Raya…” lirih Mondy.
Jarak keduanya masih 3 meteran. Tak ada yang bersuara atau mendekat. Keduanya saling pandang tanpa berkedip.
Raya mengepalkan tangan kuat-kuat, meneguk salivanya, menarik nafas dalam dan mengumpulkan ketegarannya melangkah lebih mendekat hingga jarak keduanya tak lebih dari 1 meter.
“Undangan… Anniversary PRO FM!” ucap Raya dingin berusaha menutupi kegugupannya.
Mondy menerima undangan itu tanpa melepas pandangannya dari Raya yang seketika meluruhkan ketegaran Raya.
Raya bahkan harus memejam dan memalingkan muka sesaat.“Kamu sekarang puas kan Mon?” ucap sinis Raya dalam kegugupannya.
Mondy tak bereaksi dan masih terus menatapnya.
Raya kembali mengalihkan pandangan sekilas tak kuat menahan tatapan mata elangnya.
“Ternyata aku salah menilai kamu Mon! Aku pik…kir,” Raya menelan salivanya mengatasi kegugupannya.
“Aku pikir kamu pria yang dewasa, gentle dan…. Setidaknya yang aku kenal …. Tapi mungkin memang aku belum mengenalmu dengan baik Mon! Aku salah terlalu yakin pada kata-katamu bahwa rasa sayang kamu akan amat sangat.. bes-sar.”
Raya masih gugup. Menarik nafas dalam sebelum dengan sok tegar melanjutkan ucapannya.
“Pria sejati tidak akan pernah lari dan selalu berani menghadapi apa pun di depan matanya. Termasuk ketika ia ingin mengatakan PUTUS!” Tegas Raya.
“PUTUS?” Pekik Mondy. Keningnya mengerut tapi tatapan tajamnya masih tak berpaling dari Raya.
“Katakanlah kamu melihat aku melakukan kesalahan, memergoki aku, menganggap aku selingkuh atau apalah penerjemahan kamu. Tapi setidaknya-tidaknya kamu meminta penjelasan dahulu dan memberi kesempatan buatku untuk menjelaskan. Seorang terpidana pun bahkan masih ada hak membela diri. Tapi buatmu…..”
“Aku hanya butuh sedikit bersenang-senang. Aku Capek Mon! Aku lelah. Aku harus dan selalu mengalah. Aku sudah selalu kalah denganmu. Mengapa harus aku yang mengalah Mon?
Harus ya aku yang bertahan di PRO FM dan bukan kamu? Memang harus ya aku yang selalu menurut tanpa bisa menuntut?
Kamu bahkan gak pernah tahu dan gak mau tahu kan hari-hari berat yang aku jalani, berpatner dengan Rio yang bahkan aku juga harus banyak-banyak mengalah lagi demi semua. Harus ekstra sabar menghadapi kekurang ajarannnya, mengimbanginya, kamu bahkan gak pernah tahu kan aku harus datang lebih awal dan pulang sendirian lebih malam dari sebelum-sebelumnya?Harimu terlalu sibuk untuk dirimu dan duniamu sendiri. Demi skripsimu? Aku bahkan tak berani mengusik dan mengganggumu. Untuk menunggu kabar darimu saja aku harus bersabar. Aku tak mau menjadi penghalang semua kemauanmu, kesuksesanmu.

ANDA SEDANG MEMBACA
JANGAN SALAHKAN CINTA
Fiksyen Peminat18+. ini adalah sekuel dari Siapa takut Jatuh Cinta. Beberapa part di private. Jadi baca StJC dulu biar gak bingung, Perjalanan cinta Raya Mondy setelah mereka resmi pacaran dan apakah mereka berjodoh?? Beberapa konten sengaja di private. Just fo...