Harry

1.1K 145 13
                                        

Seleksi anak kelas satu berjalan lebih cepat dari biasanya. Dan entah untuk alasan apa, keempat orang Amerika disisihkan.

Anak kelas satu yang terakhir diseleksi sudah selesai, dan ia masuk ke Slytherin.

"Baiklah, semuanya!" seru McGonagall mengatasi kebisingan yang mulai mengambil alih. "Tahun ini, kita kedatangan murid pindahan dari Amerika. Dan mereka akan diseleksi untuk masuk asrama mana yang cocok bagi mereka,

"Chase, Annabeth!"

Harry melihat Annabeth memasang wajah gugup. Percy tampak membisikkan sesuatu, dan Annabeth maju.

Harry bisa merasakan mata para murid laki-laki mengikuti langkah Annabeth. Ia menarik, memang. Posturnya lebih dewasa dibanding nyaris semua murid perempuan di Hogwarts.

Topi seleksi memakan waktu cukup lama untuk memutuskan. Harry tidak tahu apa yang dikatakannya. Biar bagaimanapun, kan, topi itu bicara di dalam kepala yang diseleksi.

Sesaat topi tersebut hendak menyebutkan Ravenclaw, namun tampaknya berubah pikiran.

"Gryffindor!" seru topi tersebut.

"Di Angelo, Nico!"

Si pemuda raven maju dengan ekspresi dinginnya. Si topi seleksi tampak ketakutan sesaat, yang Harry tidak tahu alasannya.

"Gryffindor!" seru si topi.

"Grace, Thalia!"

Si cewek dengan tiara maju, namun dengan ekspresi kesal. Wajahnya seperti hendak memukul orang atau semacamnya di mata Harry.

"Gryffindor!"

Thalia berdiri, dan mengangguk. "Tolong jangan gunakan nama belakangku lagi lain kali."

Harry mengerutkan dahinya bingung. Ada hal yang aneh di dalam diri keempat murid pindahan itu. Dan Harry merasa harus nenguaknya. Mungkin itu akan jadi misi kedua yang menjadi prioritasnya, selain menghabisi Voldemort tentu saja.

Ah, itu dia! Siapa tahu mereka dikirim oleh Voldemort untuk memata-matai Harry. Apalagi si Nico dan Thalia itu. Harry bisa bertaruh mereka rela membunuh demi ketenaran.

"Jackson, Perseus!"

Saat Percy maju, seluruh aula terdiam. Dan Harry merasakan secercah rasa iri. Para gadis memelototi Percy, bahkan Harry bisa merasakan tatapan Hermione mengikuti setiap langkah Percy.

"It's just Percy, oke? Jangan memanggilku Perseus. Aku tidak akan mengapresiasinya,"

Percy duduk, dan si topi tampaknya siap melompat kapan saja. Harry bisa melihat wajah Percy yang sedikit memucat, entah karena apa.

"Gryffindor!" seru si topi. Kemudian, samar, Harry bisa mendengar topi tersebut bicara, "Kasihan sekali kau, nak. Penderitaanmu sungguh besar,"

Percy hanya diam, dan melangkah ke meja Gryffindor. Harry menangkap gerakan dari sudut matanya. Annabeth melesat dan langsung menghampiri Percy.

Harry sama sekali tidak tahu apa yang terjadi. Penderitaan yang sangat besar? Ia kira tidak ada penderitaan yang lebih besar darinya. Satu hal lagi yang perlu ia cari tahu.

"Baiklah, anak-anak!" Dumbledore berdiri, membuat seluruh aula terdiam. "Let's the feast begin!"

~#

Annabeth (Maaf atas perubahan sudut pandang di tengah chapter)

Annabeth tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan untuk menenangkan Percy. Seleksi tadi membuka memori buruk Percy lagi.

Memori itu sempat membuat Annabeth agak shock, tapi ia bisa mengendalikan diri. Biar bagaimanapun juga, kepedihan yang dirasakan Percy jauh lebih besar darinya.

"Annabeth, aku--aku melihat mereka semua, yang sudah--"

Annabeth mencium Percy, menghentikannya. Percy masih sedikit gemetar, tapi sudah tidak seburuk tadi. "Semuanya akan baik-baik saja. Mereka sudah tenang di Elysium. Mereka pantas mendapatkan tempat di sana." bisik Annabeth dalam bahasa Yunani.

Percy jadi sedikit rileks, tapi wajahnya masih pucat. "Kurasa aku tidak ingin makan,"

Annabeth menggeleng. "Ayolah, seaweed brain," katanya, "kau butuh stamina. Mana ada si pembunuh monster dengan tampang memelas?"

Percy berhasil mengulas senyum tipis. "Tidak. Aku tidak mau makan. Nafsu makanku sudah hilang,"

Annabeth mendesah. "Kalau begitu aku juga tidak akan makan."

"Wise girl, kumohon," kata Percy, "kau harus makan."

Thalia tertawa di sebelah Annabeth. "Kelp head, kau itu otak ganggang. Jangan berubah jadi otak batu juga,"

Annabeth tertawa. "Yeah, seaweed brain," katanya, "kau konyol."

Percy tertawa. "Dan kau orang paling serius di dunia,"

Nico mendengus. "Teruslah jadi Persassy. Kami mengapresiasikannya,"

Thalia tertawa. "Dan Percy di sini akan benar-benar tertawa."

"Ha, ha," tawa Percy sarkastis.

Annabeth tersenyum. Hari pertama di Hogwarts, semoga semuanya baik-baik saja.[]

A/N

Aloha, semuanya! Maaf baru update sore-sore. Maaf juga kalau part ini agak tidak jelas. Saya mau tanya, nih. Dijawab, ya.

Gimana sejauh ini cerita saya? Plotnya gimana? Menarik? Atau bosenin?

Kalau banyak kritik, saya akan rombak plot cerita ini.

Itu saja sih. Maaf author's note nya terlalu panjang.

Regardly,
Lucy-94

Colision CourseWhere stories live. Discover now