Kini pernikahan ali dan prilly tinggal 2minggu lagi. Walaupun mereka di sibukkan dengan pekerjaan masing2 tetapi mereka tetap menyempatkan untuk mengurus pernikahan nya. Semua kebutuhan sudah 90%, dari makanan, gedung, undangan yg sudah di sebar, serta seragam untuk keluarga dan baju pengantin yg akan mereka gunakan.
Seperti saat ini, setelah mendapat kabar dari butik yg mendesign baju pernikahan mereka bahwa baju pernikahan mereka sudah jadi. Ali segera menjemput prilly untuk melihat baju pengantin mereka, untuk memastikan agar tak ada yg kurang sedikitpun.
Sesampai nya di rumah sakit, ali segera menuju ruang kerja prilly, ia sudah sangat tak sabar untuk melihat baju pengantin nya. Namun langkah nya terhenti, saat melihat tunangan nya yg sebentar lagi akan menjadi istri nya kini tengah berpelukan dengan seorang pria yg ali tak kenal.
Seketika rahang ali mengeras, ia mengepalkan tangan nya lalu menghampiri 2 insan yg tengah berpelukan itu.
"Prill....." panggil ali dingin yg membuat prilly melepaskan pelukan nya dari pria itu.
"Sayang, aku bisa jelasin" kata prilly. Prilly ingin menjelaskan, Namun ia terlambat, seperti nya ali sudah terlanjur salah faham. Terlihat jelas dari rahang ali yg mengeras dan tatapan tajam ali.
"Apa yg mau kamu jelasin?!! Hah? Kamu mau bilang, kamu lebih nyaman di peluk sama dia? Gitu?" Kata ali dengan emosi yg sudah meluap2 sambil menunjuk pria yg berada di samping prilly.
"Kamu dengerin aku dulu, kenalin ini...." ucap prilly.
"Ternyata aku salah ya nilai kamu, kamu ngga sebaik yg aku pikirin!! Kamu sama aja kayak wanita2 ular yg liar di luar sana!! Baik di depan, busuk di belakang!!" Bentak ali sambil tersenyum remeh. Prilly menggelengkan kepalanya dengan air mata yg sudah mengalir membasahi pipi nya. Untuk ke 2x nya ali bersifat kasar seperti ini. selalu seperti ini, Berasumsi sendiri tanpa mendengar penjelasan.
"Kenapa kamu nangis? Buat nutupin keliaran kamu?!!" Lagi2 kata2 kotor itu keluar dari mulut ali.
"Jaga mulut lo!!" Bentak pria di samping prilly yg sudah tak terima prilly di rendahkan seperti ini.
"Diem lo!! Lo ngga berhak ikut campur urusan gue dan tunangan gue!! Gimana lo puas udah meluk dia? Atau bahkan setelah ini lo mau bawa dia ke hotel trus nidurin dia?!!" Prilly menutup mulut nya tak percaya, ali memandang diri nya serendah itu.
Pria tersebut mengepalkan tangan nya, ingin sekali ia meninju wajah ali yg seenak nya merendahkan prilly, tapi ia mengurungkan niat nya karena tidak ingin membuat keributan di rumah sakit.
"Oh ini tunangan lo. Lo ngga pantas jadi tunangan dia apalagi nikah sama dia. Lo cuma cowok brengsek yg bisa nya ngerendahin orang!! Gue bisa jamin setelah ini lo akan nyesel udah rendahin dia kayak gini" ucap pria tersebut sambil tersenyum sinis.
"Brengsek lo!!!" Ali siap melayangkan tinjuannya ke wajah pria tersebut langsung di halangi oleh prilly.
"STOP!!! Ali stop!!! Aku ngga nyangka kamu anggap aku serendah itu. Kenapa kamu selalu kayak gini?! Kenapa kamu ngga pernah bisa dengerin penjelasan aku dulu!! Kenapa?!! Apa aku seperti cewek murahan di mata kamu?! Hah?!! Jawab!!!" Ucap prilly dalam isakan nya.
"Emang kenyataan nya kan, kamu kayak cewek murahan?" Balas ali sambil tersenyum remeh. Lagi dan lagi prilly harus mendengar kata2 kotor dari mulut laki2 yg sangat ia cintai ini.
"Oke kalau kamu berfikir kayak gitu. Lebih baik kamu fikir2 lagi, pernikahan ini mau di lanjutin atau engga? Sebelum kamu nyesel nanti nikah sama cewek murahan kayak aku" ucap prilly lalu pergi meninggalkan ali yg di ikuti oleh pria yg sedaritadi di samping nya. Ali mengacak rambut nya frustasi, ia sangat benci dirinya sendiri yg selalu emosi dalam menghadapi masalah.
