Sherin sedang mengetik sesuatu di ponselnya. Lalu ia terkikik geli. Tapi mendadak dirasakannya sebuah lengan melingkari perutnya.
"Ih, Romeo! Ngagetin aja deh," Sherin mencubit hidung Romeo dengan gemas.
"Kenapa sih senyum-senyum sendiri gitu?" Romeo mengerutkan dahinya.
"Hehehe... Gak kenapa-napa. Ini lagi nge-line sama Sisi. Kaya nya seru banget honeymoon mereka," Sherin menunjukkan sekilas layar ponselnya ke Romeo yang ditanggapi senyum lebar oleh laki-laki itu.
"Sekarang giliran kita yang mempersiapkan pernikahan, Sherin cantik," bisik Romeo di dekat telinga Sherin.
"Memang kamu udah yakin mau nikah sama aku, Rom?" tanya Sherin tersenyum.
"Yakin sejak awal," sahut Romeo mantap, membuat senyum Sherin makin lebar.
"Makasih ya, kamu udah sabar banget sama aku. Kamu udah mau nerima aku apa adanya," Sherin melingkarkan lengannya di pinggang Romeo dan menyandarkan kepalanya di dada keras Romeo.
"Karena kamu pantas mendapatkannya, Sherin Sayang," Romeo mengecup pucuk kepala Sherin lembut.
"Aku beruntung dipertemukan sama kamu," ucap Sherin pelan.
"You know what? Saat aku bertemu denganmu pertama kalinya, aku merasa kamu itu seperti magnet yang membuatku tidak jauh dari kamu. Bahkan saat kamu sedih dan terluka, kamu seperti Dewi Aprodhite buatku. Cantik, selalu cantik. Lembut, dan kamu itu sempurna buatku," Romeo menatap lekat mata Sherin, tersenyum dan menjentik ujung hidung bagus Sherin.
"Beneran? Yakin?" tanya Sherin melebarkan mata indahnya.
"Mmm... Boleh aku jujur padamu? Tapi kamu jangan marah ya," Romeo masih menatap Sherin dalam.
Sherin mengangguk, menanti Romeo melanjutkan kalimatnya.
"Aku pernah berharap dan berdoa, semoga Denis tidak jatuh cinta padamu. Agar kamu bisa memilikimu dan mencintaimu. Membuatmu mencintaiku, meskipun aku tau itu akan sulit, karena kamu terlanjur mencintai Denis," ada sorot penuh sayang di mata Romeo, yang menatapnya penuh cinta.
Sherin membelalakkan matanya tidak percaya.
"Romeo? Tega banget sih?" Sherin mencubit pinggang Romeo keras hingga laki-laki itu mengaduh kesakitan."Aku mau kita saling jujur, Sher," Romeo menyentuhkan dahinya ke dahi Sherin.
Sherin mengangguk, memandang Romeo.
"Aku juga mau kamu mendengarkan kejujuranku, Rom," ujarnya pelan.
"Aku siap mendengarnya, Sher," entah kenapa, jantung Romeo berdetak berlipat kali lebih cepat.
"Beberapa waktu sebelum kita menemani Sisi dan Digo melakukan foto dan shooting prewed, Denis sempat menghubungiku, mengajakku ketemu. Dan kami ketemuan. Dia bertanya, apakah aku mau jika ia melamar dan menikahi aku," Sherin menarik nafas panjang, sementara Romeo menahan nafas. Ada yang tersayat di ujung jantungnya dan meneteskan darah.
"Lalu jawabmu?" Romeo berusaha tenang meski jantungnya berpacu dengan rasa nyeri yang menyentaknya.
"Aku bilang, aku tidak bisa meninggalkanmu. Aku menolaknya, untukmu," Romeo menghembuskan nafas lega mendengar kalimat Sherin.
"Kenapa Sher? Bukankah ini kesempatanmu?" Romeo masih penasaran.
"Karena aku yakin, kamu pasti bisa membuatku jatuh cinta seutuhnya padamu, Rom," Sherin tersenyum manis pada Romeo, membuat Romeo tertawa bahagia, dan memeluk Sherin erat.
"Jadi, mau menikah denganku kan?" kerling Romeo.
"Ya, aku mau," Sherin mengangguk mantap.
Mata Romeo membola. Ia merengkuh Sherin, mengangkatnya dan berputar beberapa kali.
Tawanya menyatu dengan tawa Sherin. Ia tau, kesabarannya pasti akan membuahkan hasil. Penantiannya tidak akan sia-sia.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAKE YOU LOVE ME
FanfictionAku yakin bahwa kamulah jodohku. Aku akan terus berusaha membuatmu jatuh cinta padaku. **** Aku yakin ia adalah belahan jiwaku, tapi ia bukan jodohku. **** Aku hanya ingin dia bahagia. Aku ingin hari-harinya penuh tawa. Aku ingin wajahnya selalu ber...