Sherin sedang fokus mengkalkulasi budget untuk acara pernikahan anak seorang pengusaha automotif ternama. Dengan cermat ia menghitung kembali agar tidak ada kesalahan yang bisa membuat perusahaan merugi. Sherin menyukai setiap detil yang harus dipersiapkannya di setiap event.
Ponsel Sherin bergetar. Dilihatnya pada layar ponselnya, sebuah nama yang akhir-akhir ini hampir tidak pernah muncul di sana. Siapa lagi kalau bukan Denis!
Dibacanya pesan singkat dari Denis, lalu ia mengetikkan balasannya dengan cepat hampir tanpa berpikir.
Setelahnya, Sherin berkemas dan buru-buru keluar dari ruang kerjanya menuju ke depan kantor dan memanggil taxi yang kebetulan lewat di sana.
Theo yang kebetulan hendak bertemu klien melihat Sherin yang setengah berlari melewati lobby, menghentikan taxi dan berlalu.
Theo mengerutkan keningnya heran.
Tapi kemudian ia mengibaskan tangannya dan bergegas menuju mobilnya dan memacunya menuju lokasi dimana Romeo sudah menunggunya bersama klien.Dua puluh menit diperjalanan, Sherin akhirnya tiba di sebuah rumah makan yang terletak di daerah agak pinggiran. Meski begitu, rumah makan tersebut lumayan terkenal karena mampu menyajikan masakan yang berbeda, harga cukup terjangkau dan yang lebih penting, rasanya enak dan bersih.
Dipercepatnya langkah kecilnya memasuki rumah makan yang dinding dan tiangnya terbuat dari bambu. Mata jernih nya mencari-cari di antara orang-orang yang sedang menikmati makan siang mereka.Mata Sherin segera menangkap sosok yang sebenarnya dirindukannya. Denis!
Ia mendekat, menghampiri Denis yang sedang fokus pada ponselnya."Denis," sapa Sherin pelan, membuat Denis mengangkat wajahnya dan tersenyum.
"Sudah datang, Sher? Ayo duduk," Denis mempersilakan Sherin duduk.
Sherin mengambil tempat di depan Denis. Mereka duduk berhadapan.
"Ada apa kamu mengajakin ketemuan di sini?" tanya Sherin menyatukan pangkal alisnya yang melengkung sempurna.
"Kita makan dulu saja, kamu mau pesan apa?" tanya Denis, tangannya memberi isyarat pada waitress yang berdiri di dekat meja kasir.
"Samakan aja," sahut Sherin. Dalam hatinya bertanya-tanya, kenapa Denis mengajaknya bertemu?
Denis memesankan makanan yang sama dengannya, lalu fokus pada Sherin setelah waitress itu pergi membawa pesanannya.
"Gimana kabar kamu, Sher?" tanya Denis basa-basi.
"Baik. Kelihatannya kamu juga baik?" jawab Sherin mengangguk.
"Ya, baik tampak luar," Denis tersenyum kecut.
"Kenapa? Kamu ada masalah?" tanya Sherin mengangkat alisnya.
"Nggak sih. Ya masalah apalagi sih yang aku punya?" sahut Denis menertawakan dirinya sendiri.
"Sisi?" tebak Sherin tepat sasaran.
Denis terkekeh memandang Sherin. Gadis itu nampak makin cantik.
"Bukan cuma Sisi," jawab Denis tertawa.Sherin membulatkan matanya, kedua alisnya naik.
"Hah? Memang ada yang lain?""Ya ada lah... Kadang aku sendiri heran, kenapa cewek-cewek yang dekat denganku sekarang pada kabur dari aku ya?" tawa Denis meledak mengejek dirinya sendiri.
Sekarang alis bagus Sherin bertaut. Ia tidak mengerti maksud Denis.
"Ya contohnya selain Sisi, kamu juga menjauh, lalu Joan. Hahaha... Nasib aku jelek amat ya?" Denis tertawa, bahunya terguncang. Tapi sorot matanya tidak ikut tertawa. Ada luka tergambar di sana. Sherin melihatnya.

YOU ARE READING
MAKE YOU LOVE ME
FanfictionAku yakin bahwa kamulah jodohku. Aku akan terus berusaha membuatmu jatuh cinta padaku. **** Aku yakin ia adalah belahan jiwaku, tapi ia bukan jodohku. **** Aku hanya ingin dia bahagia. Aku ingin hari-harinya penuh tawa. Aku ingin wajahnya selalu ber...