Assalamualaikum Wr. Wb
Orangtua memiliki tanggung jawab sangat besar sekali terhadap anak-anaknya. Seperti merawat sejak dalam kandungan hingga lahir ke dunia, mengajari, mendanai, serta menyekolahkan dan agar tumbuh menjadi orang yang baik dan bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya saat anak sudah tumbuh menjadi orang dewasa nanti.
Mereka harus mempersiapkan anak-anaknya agar siap hidup bersosial dan bermasyarakat serta menjadi generasi penerus keluarga kelak. Dalam Islam, seorang anak wajib menghormati kedua orangtuanya atau birrul walidain. Birrul walidain memiliki arti berbakti kepada orangtua.
Oleh karena itu bagi seorang anak, rawat inap baik dan berbakti kepada orang tua tidak terurus tuntunan norma susila dan norma kesopanan, namun yang utama adalah dalam rangka menaati perintah Allah Ta'ala dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam.
Dalam ajaran agama Islam, setiap anak diwajibkan untuk selalu berbakti kepada . Berbakti pada kedua orangtua yaitu tidak menyakiti hati orangtua dan senantiasa mematuhi perintahnya. Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Kamis (11/6), untuk membuat orang tua menjadi bahagia, anak harus berbakti kepada rekomendasi. Hal tersebut terdapat dalam firman Allah pada Alquran surat Al Israa ayat 23.
Wa qadaa rabbuka allaa ta'buduu illaa iyyaahu wa bil waalidaini ihsaanaa, immaa yabluganna 'indakal kibara ahaduhumaa au kilaahumaa fa laa taqul lahumaa uffiw wa laa tan-har-humaa wa qul lahumaa qaulang kariimaaArtinya:
"Dan Tuhanmu telah berperang kamu jangan menyembah selain Dia dan yang baik-baik kamu baik-baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara kedua atau kedua-duanya sampai selesai dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah kamu disampaikan kepada perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. "
Islam mewajibkan seorang anak untuk selalu berbakti kepada orangtua dengan selalu taat akan perintahnya, baik dan tidak menyakiti hati memang. Namun, tak hanya anak saja yang harus menjaga perasaan dan hati orang tua, anak juga berhak dijaga perasaannya oleh kedua orangtuanya.
Dalam Alquran surat At Tahrim ayat 6, Allah berfirman:Yaa ayyuhallaziina aamanu quu anfusakum wa ahliikum naaraw wa quduhan-naasu wal-hijaaratu 'alaihaa malaa'ikatun gilaazun syidaadul laa ya'sunallaaha maa amarahum wa yaf'aluna maa yu'marun
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu melakukan apa yang diperintahkan . "
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah memerintahkan manusia untuk menjaga dirinya sendiri serta keluarga dari neraka. Menjaga pengasingan berarti anak-anaknya juga agar terhindar dari keburukan. Maka para orang yang memiliki kewajiban untuk kasih anak dengan penuh kasih sayang.
- Hukum anak yang terlukai hati anaknya
Ada sebuah riwayat yang menceritakan tentang seorang yang durhaka pada anaknya. Seorang yang menemui Umar bin Khathab untuk menceritakan sikap anak durhaka dalam Islam yang dilakukan anaknya dan kemudian Umar memanggil anak tersebut kemudian menegur apa yang sudah dilakukan anak tersebut.
Anak itu kemudian bertanya, "Wahai Amirul Mukminin, bukankah anak yang memiliki hak atas orangtuanya?" dan Umar membenarkan perkataan anak tersebut sembari menjelaskan jika haknya adalah memilihkan calon ibu yang baik, memberi nama baik dan mengajari tentang Al Quran.
Kemudian anak tersebut berkata, "Wahai Amirul Mukminin, ayahku tidak melakukan satu pun dari apa yang tuan sebutkan itu. Ibuku wanita berkulit hitam bekas budak beragama Majusi. Ia menamakanku Ju'lan (tikus atau curut), dan dia tidak mengajariku satu huruf pun dari Alquran.Umar lalu memandangi orang tua tersebut sembari berkata, "Engkau datang mengadukan kedurhakaan anakmu, padahal engkau telah durhaka kepadanya sebelum ia mendurhakaimu. Engkau telah menanyakan buruk kepadanya sebelum ia buruk kepadamu."
Orangtua yang menyakiti hati anak ditambah dengan menelantarkan anaknya tersebut mengartikan jika orangtua baik ayah atau ibu sudah berdosa pada anak anaknya.
Rasulullah SAW bersabda, "seseorang berkata telah cukup. Dosa bilamana menelantarkan orang-orang yang menjadi tanggungannya. (HR Abu Daud dan Nasa'i). Sebagai orangtua, tidak boleh beranggapan dapat memperlakukan anak seenaknya, sebab orang tua memiliki tanggung jawab tidak hanya dalam urusan kelahiran, namun berbagai penyebab lainnya di dunia. Segala kebutuhan dan hak seorang anak juga harus terpenuhi mulai dari kasih sayang, makanan, pakaian, tempat bernaung dan juga pendidikan anak dalam Islam yang menjadi kewajiban anak terhadap anaknya.
- Sifat orantua yang tidak masuk oleh Rasulullah
Nabi Muhammad SAW mencontohkan pada para orangtua untuk mengajar ilmu agama dan peringatan pada anak-anaknya. Beliau melarang keras keras hati pada anak. Hal ini karena baik buruknya anak sangat bergantung pada pola sebagai anak orangtua. Berikut ini sifat yang tidak melihat oleh Rasulullah:
1. Bersikap kasar dan memaki anak
Sebagai orang yang baik, tidak boleh memaki anak karena perilaku nakalnya. Jika anak nakal, nasehatilah dengan lembut dan tetap penuh kasih sayang, bukan malah memaki anaknya atau bahkan menyumpahi anak.
Rasulullah SAW sangat menekankan agar kita memberi nama yang baik kepada anak-anak kita. Abu Darda 'meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kalian dan nama ayah kalian, maka perbaikilah nama kalian." (HR. Abu Dawud dalam Kitab Adab, hadits nomor 4297).
Jadi, memaki anak dengan sebutan yang tidak pantas dan yang menghinakan anaknya merupakan sebuah bentuk kejahatan.
2. Orangtua yang pilih kasih
Nu'man bin Basyir bercerita, "Ayahku menginfakkan sebagian hartanya untukku. Ibuku Amrah binti Rawahah kemudian berkata," Saya tidak suka melakukan hal itu sehingga menemui Rasulullah. "Ayahku kemudian berangkat menemui Rasulullah SAW.
Rasulullah melihat. kepadanya, "Apakah Anda melakukan hal ini kepada seluruh anak-anakmu?" Ia mengatakan, "Tidak." Rasulullah melihat. menyatakan, "Bertakwalah kepada Allah dan terus adillah kepada anak-anakmu." Ayahku kemudian kembali dan menarik lagi sedekah itu. "(HR. Muslim dalam Kitab Al-Hibaat, hadits nomor 3055).
Orangtua yang memiliki anak lebih dari satu, dilarang untuk pilih kasih kepada anak-anaknya. Memberi lebih kepada anak kesayangan dan mengabaikan anak yang lain adalah bentuk kejahatan kepada anaknya, karena sikap pilih kasih adalah salah satu faktor pemicu putusnya hubungan silaturrahmi anak kepada orangtuanya dan pangkal dari permusuhan antar saudara.
3. Tidak memberikan pendidikan kepada anak
Bentuk perhatian yang berada pada orangtua yang anaknya adalah memberikan pendidikan yang baik. Tidak memberikan pendidikan yang baik dan maksimal adalah sikap orangtua yang sangat buruk.
Pendidikan ini maksudnya mengajarkan anak pendidikan agama, budi pekerti, santun, bukan hanya menyekolahkan anak saja.
***Semoga bermanfaat bagi orang tua dan calon orang tua :)
SC: https://www.brilio.net/wow/hukum-orangtua-menyakiti-hati-anak-dalam-ajaran-agama-islam-200611z.html

YOU ARE READING
Tentang Islam
Spiritualبِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ Assalamualaikum wr. wb Ini bukanlah Novel yang membuat teman-teman sekalian berkhayal dengan ketidakpastian. Tetapi lebih ke sebuah artikel yang saya kutip dari berbagai sumber, yang InshaAllah menambah wawasan tem...