Buku ini berisi ulasan-ulasan saya mengenai film yang sudah pernah saya tonton sebelumnya.
Seluruh tulisan dan resensi 100% murni alias jujur di setiap tanggapan, dan semuanya berdasarkan opini saya sendiri. Selain resensi, terdapat bagian-bagian la...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Perempuan Tanah Jahanam (Impetigore) adalah film bergenre Horror/Thriller yang disutradarai oleh Joko Anwar dan dirilis pada tahun 2019. Menceritakan tentang Maya, seorang petugas tol yang berusaha untuk bertahan hidup di kota bersama sahabatnya Dini tanpa keluarga, ceritanya pun dimulai ketika ia mulai pergi ke sebuah desa untuk mencari keluarganya tanpa mengetahui bahaya yang akan menimpanya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Film horror Indonesia terbaik yang pernah gua tonton sejauh ini. Perempuan Tanah Jahanam atau Impetigore menjadi contoh sebuah film horror yang bisa dijadikan tolak ukur bagi film bergenre horror Indonesia lainnya. Filmnya memiliki opening scene yang bagus, karena di adegan awal film, penonton sudah langsung dibuat penasaran oleh adegan yang menggantung atau 'cliffhanger' serta adegan awal hanya mengundang ketertarikan lebih sehingga membuat penonton ingin terus melanjutkan ceritanya. Namun, yang menjadi highlight dari film ini adalah kuatnya storyline yang disajikan pada filmnya. Premis yang disajikan meskipun bukan sesuatu yang fenomenal namun sangat dapat membuat penonton tertarik karena tidak hanya menyimpan sebuah 'rahasia' didalamnya melainkan juga menghadirkan 'a turn/twist of event'. Storyline di film ini menjadi highlight filmnya karena kita terus disuguhkan oleh keping-keping baru yang pada akhirnya akan disatukan sebagai sebuah puzzle yang utuh, dari awal hingga ke pertengahan menuju akhir, penonton tidak habis-habisnya disajikan oleh hal-hal yang baru dan janggal, sehingga sepanjang film kita seperti berusaha untuk bermain 'connect the dots'. Misterinya terletak pada kepingan ith sendiri dan bagaimana ceritanya terus-menerus mengupas lapisan demi lapisan hingga kita menuju ke keping yang terakhir. Satu poin yang ingin gua tekankan disini adalah kepintaran Joko Anwar dalam menggarap film yang satu ini, beliau tahu betul bahwa penonton Indonesia cenderung kurang menyukai storyline yang mengharuskan mereka untuk memecahkannya sendiri alias membuat mereka harus memiliki interpretasi atau teorinya sendiri, jeniusnya dia adalah dia tahu bagaimana caranya melakukan storytelling yang tetap menyimpan teka-teki atau 'rahasia' tanpa meng-lay-out secara penuh cerita itu sendiri. Di filmnya, penonton akan dibuat penasaran dan terus ingin tahu apa yang akan terjadi di adegan selanjutnya namun selagi adegannya terus berjalan, kita akan dibuat semakin tahu detail dibalik latar belakang ceritanya, namun Joko Anwar melakukannya dengan cara yang begitu subtle sehingga hal tersebut tidak merusak plot yang sudah disusun secara demikian. Untuk melakukan ini sangatlah tricky dan butuh ketelitian lebih dalam mengeksekusinya, namun sutradara Joko Anwar sukses dalam memberantasnya secara solid tanpa menumpahkan isi/konten dari filmnya sendiri. Hal ini pula yang menyebabkan ceritanya tetap menyimpan misteri meskipun pada akhirnya misteri dibalik cerita tersebut di lay-out namun hasilnya tetap tidak berpengaruh terhadap imajinasi penonton terhadap filmnya. Sangat dapat terlihat bahwa Joko Anwar begitu passionate dalam film yang satu ini, dia menaruh semua usaha dan kerja kerasnya kedalam film ini dan memang benar aja, dari semua interview dan artikel-artikel yang menceritakan pengalaman dia dalam membuat film ini adalah beliau harus melakukan banyak research, dan juga ide untuk film ini yang sudah dia miliki selama 10 tahun. Dan gua sangat mengapresiasi sutradara yang berdedikasi terhadap filmnya, serta film yang mempedulikan audience. Sangat terlihat perbedaan usaha yang dikeluarkan antara film ini dengan film lainnya seperti Gundala yang juga disutradarai oleh dia. Well done, Joko Anwar!