#24

1.5K 307 102
                                    

Vote





















"Tuan, ada yang mencurigakan dari anak Tuan Huang yang sedang  kuliah di London"

"anak Tuan Huang yang di London? Huang Renjun?"

"iya. Saat ku selidiki kemarin ia masih mendapatkan uang dari Kakak anda yang sudah meninggal bahkan jumlahnya dua kali lipat"

"kau yakin?"

Dongwook memijit pelipisnya, saat melihat orang suruhannya mengangguk, "siapa yang mentransfer?"

"masih belum bisa dipastikan tapi menurutku kalau bukan sekretaris Tuan Lai kemungkinan anak Tuan Lai"

"tidak mungkin Guanlin, jadi Wooseok?"

"kemungkinan seperti itu"

Dongwook menegak winenya. Lalu menatap keluar jendela hotel yang ia tempati selama di Taiwan untuk mencaritahu kebenaran kematian Kakaknya.

"kirim orang untuk mengikuti Wooseok"

"ah itu akan sulit. Tuan Wooseok sendiri memiliki puluhan orang yang terus menjaganya dari jauh. Orang-orang itu adalah orang-orang berkebangsaan Korea Selatan yang ia rekrut beberapa bulan lalu saat dia di Korea"

"orang Korea? kenapa dia memerlukan orang-orang itu?"

"sepertinya untuk mengikuti beberapa orang, salah satunya adiknya sendiri, Tuan Guanlin"

Dongwook sedikit terkejut, "dia memata-matai adiknya sendiri?"

"bukan hanya Tuan Guanlin tapi juga Joo Kyulkyung dan Kim Mingyu"

Kepalanya semakin pusing, "untuk apa Wooseok memata-matai mereka" gumam Dongwook pelan.

"ada informasi lain?"

"aku pergi ke rumah Tuan Huang dan ternyata istrinya sudah hampir satu tahun koma dan selama ini yang membiayai adalah Tuan Lai, namun sampai beliau meninggal tidak ada tanda-tanda bantuan dana akan dihentikan"

"lalu siapa yang mengurusnya?"

"seperti dugaanku sebelumnya, sekretaris Tuan Lai atau anak Tuan Lai mungkin tahu masalah ini"

Dongwook mengangguk, "terus awasi keluarga Tuan Huang"

💮💮💮💮💮

Guanlin berkali-kali memeriksa penampilannya di cermin. Hari ini ia akan pergi dengan Jihoon ke toko bunga Ahreum.

Ia berdecak, "bagaimanapun penampilanku aku akan tetap tampan" ucap Guanlin. Menyesal kenapa daritadi sibuk di depan cermin dan membuang waktunya.

Segera saja ia sambar kunci mobil dia atas meja samping kasurnya lalu keluar dari kamar.

"mau kemana?"

Guanlin menghentikan langkahnya. Lalu menoleh pada Ibunya yang berdiri tidak jauh darinya, "keluar sebentar, Bu" ucap Guanlin sambil tersenyum.

"menemui siapa?"

Guanlin sedikit berpikir. Ia tidak yakin ingin memberitahukan yang sebenarnya.

"teman" jawab Guanlin akhirnya.

Ibunya hanya mengangguk. Masih curiga sebenarnya karena biasanya anaknya itu tidak seniat ini berdandan kalau keluar.

Lagipula dimana bulu-bulu halus di dagunya yang kemarin lumayan banyak itu? Dan kenapa juga rambutnya ia ganti warna?

"ada yang aneh?" tanya Guanlin.

Ibunya tersenyum lalu menggeleng, "hati-hati"

Semoga saja kejadian demi kejadian yang terus membuat Guanlin merasa tertekan satu-persatu terangkat. Semoga saja dengan perubahan kecil dengan penampilannya kali ini mencerminkan kalau dia sedang bangkit dari keterpurukan.

Scandal Where stories live. Discover now