Scandal

#23

Vote

Sarapan pagi di keluarga Lai berlangsung sangat hening. Kehilangan kepala keluarga masih menjadi pukulan yang berat bagi mereka meskipun sudah berlalu dua minggu.

Hari ini, Guanlin dan Ibunya akan berangkat ke Korea. Nyonya Lai bilang ingin mencari suasana baru dan menyegarkan pikirannya. Guanlin memilih menemani Ibunya karena kesehatan ibunya yang juga semakin menurun pasca kematian Ayahnya.

"kalian berangkat jam berapa?"

"sembilan Hyung"

"baiklah. Aku akan mengantar kalian ke Bandara"

"tidak perlu. Kau kan harus ke kantor, nak"

Wooseok tersenyum, "tidak apa Ibu. Aku akan mengantar kalian ke Bandara lebih dulu baru ke kantor"

💮💮💮💮💮

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2 setengah jam menggunakan pesawat akhirnya Guanlin dan Ibunya sampai di Korea.

Mereka akan dijemput oleh adik dari Ayah Guanlin, Lai Darren, yang karena sudah tinggal lama di Korea ia lebih sering menggunakan nama koreanya yaitu Lee Dongwook.

"Paman!" Guanlin yang memakai masker segera menghampiri pamannya yang sudah menunggu.

"bagimana kabarmu?"

"aku..baik" ucap Guanlin sedikit ragu apakah dirinya sendiri saat ini sedang baik-baik saja.

"kakak ipar"

Ibu Guanlin tersenyum, "istrimu tidak ikut?"

Dongwook menggelengkan kepalanya, "dia sedang hamil anak pertama kami jadi ku suruh di rumah saja"

Guanlin dan Ibunya tersenyum senang mendengar kabar kemhamilan Yoo In na, istri Dongwook.

"kenapa tidak mengabari kami soal ini?"

"ah aku pikir belum pantas menyampaikan kabar seperti ini ditengah duka"

Mereka kembali terdiam.

"ayo segera ke rumah pasti istriku sudah memasakkan banyak makanan untuk kita" ucap Dongwook memecah keheningan.

💮💮💮💮💮

"selamat datang" sambut Inna saat melihat suaminya beserta Guanlin dan kakak iparnya memasuki rumah.

Ibu Guanlin segera memeluk adik iparnya lalu mengelus pelan perut Inna, "sudah berapa bulan?"

"baru tiga minggu, kami mengetahui kehamilan ini beberapa hari setelah pulang dari Taiwan kemarin"

"bolehkah aku ke kamar lebih dulu?" tanya Guanlin. Ia butuh itirahat dan ruang pribadi secepatnya.

"ayo ku antar ke kamarmu" ucap Dongwook.

Ia begitu bersemangat saat mengetahui bahwa Guanlin dan kakak iparnya itu akan tinggal di rumahnya selama di Korea. Karena walaupun dulu Guanlin juga di Korea tapi Guanlin sama sekali belum pernah ke rumahnya yang baru ia beli beberapa bulan yang lalu ini.

"anggap saja rumah sendiri" ucap Dongwook sambil menepuk pelan bahu Guanlin lalu meninggalkan keponakannya itu di kamar sendirian.

Guanlin segera membuka sepatunya dan merebahkan diri di kasur. Sedetik kemudian tangannya mengambil ponsel dari dalam tas ranselnya.

Ia berpikir sejenak, haruskah mengabari Jihoon atau tidak. Ia sudah berpikir bahwa ia harus menemui Jihoon untuk meminta maaf secara langsung. Tapi saat sampai di Korea tiba-tiba saja kepercayaan dirinya kembali hilang.