Ebook bisa di beli di playstore https://play.google.com/store/books/details?id=2QuEDwAAQBAJPdf bisa wa
+62 895‑2600‑4971
Atau di kbm app kalian bisa membacanya dengan membeli koin.
****
Terbuai dalam gelombang pelajaran yang Nata berikan, hingga jarak mereka teramatlah sangat dekat, wajah Yana merona.
Tidak... ini sangat gila, Yana merasa sesuatu tidak beres karena Nata tidak menyudahi ciumannya yang kini merambat ke leher Yana.
"Cukup.." pinta Yana yang terengah engah terlalu lemah mencegah sangat agresifnya Nata menggagahinya.
Permintaan Yana sama sekali tidak di gubris, Nata terlalu fokus apa yang di kerjakanya, menciumi leher Yana meninggalkan jejak merah di sana.
Ciuman Nata kembali ke bibir Yana yang sudah membengkak menciumnya lagi.
Dengan cepat Yana di balik posisi berbaring di sofa, sementara Nata di atasnya.
"Nata..." Bisik Yana di sela ciumannya saat Nata menciumi dagunya semakin turun.
"Tidak!" Kekuatan dari mana Yana bisa mendorong sedikit Nata, menyadari pria itu terlalu jauh berperan sebagai pengajar nya.
Kedua mata Yana berkaca kaca tepat beradu pada Nata yang bergeming.
"Cukup." Bisik Yana.
Nata meneguk salivanya, menyadari sudah melampaui batas, perlahan ia menjauh dari tubuh Yana duduk masih bergeming dengan perasaan berkecamuk.
Yana bangkit membenarkan pakaian nya, beberapa saat hanya keheningan tercipta di antara mereka.
"Maaf!" Nata buka suara menoleh pada Yana.
"Bukan maksudku menyakitimu, aku hanya ingin menunjukan sebagai mana mestinya di jelaskan di buku tersebut." Kata Nata penuh sesal.
Yana menghela nafas panjang, memasang senyum nya.
"Lupakan lah, terima kasih sudah mengajariku, aku pasti memperaktekannya nanti dengan Fajar." Kata Yana.
Raut wajah Nata datar, ia membuang pandangannya, seakan enggan tau apa yang Yana ucapkan.
"Sebaiknya kamu pulang, biar ku antar." Kata Nata berdiri angkuh.
Yana menyadari perubahan sikap Nata,memang apa ada yang salah dengan ucapannya.
Yana menatap buku panduan di atas meja, mengambilnya.
"Buku ini kamu pinjam dari siapa?" Tanya Yana mencairkan suasana.
"Aku tidak pernah meminjam barang orang lain." Kata Nata berbalik melangkah keluar dari kamar.
Yana mengerutkan keningnya mengusap cover depan buku itu, apakah Nata membelinya untuk Yana? Tapi kenapa pria itu mau saja merepotkan diri untuk membantu Yana?
***
Klek
Fajar melirik pada pintu ruangannya terbuka, seorang wanita menyelinap masuk menghadapnya dengan senyum menggoda.
"Bapak tidak pulang?" Tanyanya masih berdiri.
Fajar mengangkat alisnya ke atas, lalu kembali fokus ke layar laptop.
"Kamu tidak lihat aku sedang sibuk Bella, lebih baik kamu pulang saja bukan kah jam kantor sudah habis." Sahut Fajar jutek.
Bella tidak menyerah, ia melangkah anggun berhenti di belakang Fajar, tidak ada sopannya ia memijat bahu bidang bosnya itu.
"Pak Fajar pasti lelah." Kata Bella dengan suara serak seksinya.
Fajar tertawa samar, ia memejamkan matanya sejenak begitu menikmati pijatan dari seketarisnya itu.
"Bagaimana pak, cukup enakan?"
"Ternyata tidak hanya cantik, kamu juga pandai memijat." Puji Fajar lugas.
"Buat bapak saya bersedia melakukan apapun." Kata Bella tanpa sungkan.
Fajar berbalikkan kursinya hingga Bella mudur selangkah.
"Memang kenapa denganku hingga kamu mau melakukan apapun."
Bella merunduk menyampingkan rambutnya ke belakang telinga.
"Sejak malam itu, aku tidak bisa melupakan bapak." Bisik Bella masih bisa di dengar Fajar.
Fajar tertawa sumbang mendengar pengakuan Bella.
"Kamu menangapinya serius?" Tanya Fajar.
"Aku menyukai Bapak." Jawab Bella tanpa basa basi lagi.
"Lupakan, keluar dari ruangan ku." Kata Fajar memutar kursinya ke depan tapi lebih dulu di cegat Bella.
Fajar menatap murka seketarisnya dengan menyelidik.
"Jangan kamu fikir apa yang terjadi di antara kita, aku akan mempertanggung jawabkannya bukan kah kamu sendiri yang menyerahkan tubuhmu padaku." Kata Fajar kejam.
"Aku tidak meminta apapun pak, aku..aku hanya ingin menjadi wanita spesial di hati bapak meski.."
"Cukup..ini aku benci, makanya aku selalu menghindari hubungan satu malam dengan pekerja ku sendiri." Gumam Fajar.
"Apa maksud bapak, jangan katakan bapak menyesal bercinta malam itu denganku." Kata Bella sedih.
"Bercinta tidak ada di dalam kamus ku yang ada hanya melakukan sex." Sahut Fajar hingga Bella tidak berkutik.
"Keluar!" Perintah Fajar.
Bella mengeleng, mengejutkan Fajar Bella mencium bibir Fajar sekilas.
Bella menjauhkan kepalanya sedikit. Mengusap bibir Fajar lembut dengan jari jemarinya.
"Saya tidak mengapa menjadi pelampiasan nafsu bapak, di saat bapak menginginkan tubuh saya, bahkan saya tidak mengharapkan lebih pak." Lirih Bella memohon.
"Kamu sangat murahan, tapi aku menyukai wanita liar seperti mu." Kata Fajar meraih dagu Bella mencium bibir wanita itu.
Tidak ada rugi bagi Fajar, bukan dia memaksa atau meminta tapi Bella sendiri menawarkan tubuh gratisnya untuk di cicipi Fajar.
Tidak akan di sia siakan Fajar kesempatan ini, mengingat istrinya Yana sangatlah membosankan di tempat tidur. Di bandingkan dengan Yana yang banyak diam Bella lebih unggul dalam membangkitkan gairah nya. Tapi Fajar tidak akan melepaskan Yana meski istrinya itu sangatlah polos terkesan bodoh.
Yana bagi Fajar adalah boneka hidupnya, wajah pucat dengan kulit seputih kanvas menjadi pajangan baginya.
TBC

YOU ARE READING
Main Hati (Series)
RomanceRomance (SEBAGIAN PART DI TARIK KARENA SUDAH TAMAT ) Saat kesetiaan di pertanyakan dalam suatu ikatan sakral janji pernikahan, Tapi apakah hati mampu bisa melawan bila salah satu nya tidak bisa menghargai cinta?