Tunangan

13.9K 633 82
                                    

"Mamaaaaaa....." Daffa berlari ke arahku dan kak Shane yang baru saja sampai di rumah bos Farhan. Aku sedikit kaget Daffa memanggilku dengan sebutan itu.

"Daffa..Daffa, hati hati sayang nanti jatuh." Bos Farhan terlihat berjalan di belakang Daffa menghampiri kami.

"Mamaaaaaa......" Daffa memelukku, Daffa terlihat sangat gembira sekali pagi itu.

Aku tidak tahu kenapa tetapi seketika ada suasana hangat saat Daffa memelukku. Seorang anak kecil yang tidak pernah mendapatkan sosok ibu di masa kecilnya. Anak itu memelukku seakan aku ini memang ibu kandungnya. Hatiku teersentuh, pelukan Daffa kali ini terasa sangat berbeda.

"Hai Shane, makasih ya kalian sudah datang." Bos Farhan menjabat tangan kak Shane yang sedang berdiri di sampingku. Aku masih memeluk Daffa.

"Iya, santai pak."

"Mama, ayo kita beyangkat." Daffa bersemangat sekali.

"Hei Daffa, kau tidak mau menyapa papa barumu ini dulu?" kak Shane menggoda Daffa.

"Tidak, om jeyekk bukan papa Daffa." Daffa memanyunkan bibirnya lalu membuang muka dari kak Shane.

"Hehehe maafin Daffa ya Shane, Daffa sudah saya suruh buat panggil kamu papa tapi dia tidak mau. Dia hanya mau memanggil Ocha begitu."-bos Farhan.

"Hehehe saya juga cuma bercanda, lagipula itu juga tidak terlalu penting."-Kak Shane.

"Ayo Mama." tiba- tiba Daffa menarikku keluar rumah, kak Shane dan bos Farhan pun ikut keluar.

"Yasudah pak, saya sama Ocha pamit dulu."

"Iya hati hati kalian, makasih sekali lagi."

Kami pun berjalan menuju mobil kak Shane dan segera berangkat ke sekolah Daffa yang baru. Daffa tidak mau duduk sendiri di belakang, akupun memangkunya. Daffa duduk di pangkuan menghadap ke arahku.

"Mama, Daffa boyeh ya cium Mamaa."

"Hee?" Aku sedikit kaget mendengar permintaan Daffa.

"Daffaaaaa, om aja pagi ini belum dapet jatah." Celetuk kak Shane yang masih fokus menyetir.

"Hus kak Shanee, emm boleh Daffa sayang."

Tiba- tiba Daffa mendekat ke arahku dan menempelkan bibir kecilnya sekilas tepat di bibirku, aku agak geli merasakannya. Dia terlihat sangat lucu sekali, aku gemas melihatnya.

"Daffa lucu banget sih kamu, gemess deh."

"Sayang, itu Daffa boleh, tadi pagi aku pengen gak boleh."

"Apasih kamu, udah fokus nyetir gih."

"Sayanggg."

Kak Shane merengek lagi, tingkahnya tidak jauh beda dengan Daffa yang masih berumur 5 tahun. Aku tidak memberi respon lagi, karena aku sibuk bercanda dengan Daffa.

"Daffa mau sekolah yaa? Iyaa?" aku bergaya seperti seorang ibu yang sedang mengobrol dengan anaknya.

"Iya mamaa, Daffa sekoyah TK noy keciy."

"Ihhh lucu banget sih kamu Daffa." Aku mencubit pipi Daffa gemas.

"Hehehe." Daffa terkekeh karena ku cubit pipinya.

"Sayanggg, kamu kok perhatiin Daffa mulu sih."

"Sayanggg."

"Sayanggg." Ku lihat sekarang bibirnya maju ke depan, sepertinya bisa saja diikat dengan tali.

"Yaampun sayangku cintaku kak Shaneeeee, kamu itu lagi nyetir ya, ihh gemes banget sih aku sama kamu, sama anak kecil aja iri." Aku sungguh geram dengan tingkah kak Shane yang seperti anak kecil.

PACAR RAHASIA : Bukan LagiWhere stories live. Discover now