Quin : Kamu Siapa?

1K 86 1
                                    

Dia pikir dia siapa? Seenaknya ngatur hidup orang! Emangnya aku boneka yang siap nurut sama semua titahnya? Helllooow! Kamu Siapa?

Nyebelin emang tapi aku puas juga setelah berhasil menendang tulang kering kakinya dan dia meringis.

"Aaarggh" teriak Gio sambil memegangi kaki kanannya yang aku tendang

"Lo ga suka di bantah tapi gue orangnya suka banget ngebantah! Jangan harap lo bisa seenaknya sama gue!" protesku yang diakhiri dengan pergi meninggalkannya

Sabodo ah nanti dia ngamuk di kelas atau apapun juga yang pasti aku ga suka di atur olehnya. Aku berjalan lebih cepat saat dirasa ada yang mengikutiku dari belakang.

"Quin" suaranya memanggil dan aku bisa mendengar derap langkahnya yang berlari mendekat padaku

Aku berbalik ke arahnya "Stop! Jaga jarak aman 5 meter dari gue!"

"Siapa lo berani ngelarang gue?" ucapnya sambil tersenyum smirk

"Jangan deketin gue!" bentakku hingga tanpa sadar kami berdua menjadi bahan tontonan pagi ini di koridor sekolah.

Gio tertawa ke arahku saat aku menyadari bahwa hampir semua murid menatap ke arahku dan aku hanya bisa menunduk. Beberapa orang terdengar berbisik-bisik dan aku sangat tidak ingin berada pada situasi seperti ini. Menjadi pusat perhatian adalah salah satu hal yang sangat aku hindari. Aku bingung dengan keadaan ini, entah kenapa walaupun aku tidak pernah mengalami bagaimana aku menjadi pusat perhatian, perasaanku berkata sebaliknya.

Aku bisa merasakan ada tangan besar berada di kepalaku.

"Gue disini Quin"

Tanpa aba-aba aku langsung masuk dalam pelukannya "Gue takut"

-LOVABLE II-

"BERHENTII!" teriakku

Setelah Gamma berhasil menenangkanku dalam pelukannya, Gio langsung mendorongku agar terlepas dari pelukan Gamma. Tangannya lansung menarik kerah baju Gamma dan cowok songong itu menonjok wajah Gamma tanpa pikir panjang. Dasar cowok gila!

Saat tonjokkan keduanya akan dia layangkan, aku berteriak kembali. Semua orang yang ada di lorong sekolah itu hanya menjerit tanpa membantu Gamma, mereka hanya bisa menjadi penonton.

Gio menoleh kearahku dengan tatapan tajam dan penuh amarah, tangannya melepaskan genggaman kerah baju Gamma. Aku berlari mendekati Gamma yang dengan bodohnya dia masih saja tersenyum lebar ke arahku. Belum aku berhasil menyentuh Gamma, dia langsung menarik tanganku. Ralat ini bukan ditarik tapi diseret paksa olehnya.

Aku bisa mendengar cibiran dari beberapa murid cewek saat Gio dan aku melewatinya. Semua cibiran negatif yang bisa aku dengar saat ini dan aku yakin ke depan akan semakin banyak cibiran lainnya setelah ini.

Gio membawaku ke dalam kelas "KELUAR SEMUA!" titahnya yang kemudian dituruti oleh semua orang yang ada di dalam kelas dan tanpa perintah mereka menutup pintu kelas.

Ini cowok emang rada ga waras sih! Lihat aja kelakuannya ababil gini! Kenapa coba dia harus emosi jiwa kaya gini? Aku rasa wajar kalo aku meluk Gamma saat tadi aku merasa takut. Justru kalo meluk kunyuk songong didepanku ini yang jadi ga wajar, enak di dia dong.

Gio melepaskan genggaman tangannya kemudian berbalik membelakangiku. Aku bisa melihat bagaimana pundaknya naik turun dan itu aku simpulkan sebagai amarah Gio yang masih memuncak.

LOVABLE PART II (END)Where stories live. Discover now