Author POV
Crystal mengerjapkan matanya berulang kali. Disisi ranjang kasur uks sekolahnya itu terdapat dua lelaki tampan yang terlihat sedang khawatir.
Keduanya menatap lurus-lurus kedepan. Pikiran keduanya kosong. Entah apa yang mereka fikirkan. Keduanya hanya ingin satu. Perempuan di belakangnya ini sadar dari pingsannya.
Kejadian tadi membuat Ferro dan Bara saling berebut untuk menggendong Crystall dan membawanya ke UKS. Kalau saja bu Evy tidak datang. Keadaan Crystall masih terbaring diaspal lapangan sekolahnya.
Bu Evy juga sudah menitipkan permohonan maafnya saat tau Crystall tidak bisa terkena panas terlalu lama. Inilah akibatnya jika Crystall melanggar ucapan Bundanya. Tapi ini bukan salahnya ini salah Ferro yang tidak mau mengakui kesalahannya tadi.
"Aw". Ucap Crystall menyentuh kepala belakangnya yang terasa sangat sakit. Mungkin karena terbentur aspal tadi. Lelaki yang tadinya sedang berlari-lari pada pikirannya menjadi tersadarkan dari lamunan mereka.
Keduanya menatap Crystall lalu dengan cekatan keduanya menghampiri Crystall.
"Crys lo gak papa?". Ucap Ferro menggenggam tangan kanan Crystall dari sebelah kasur kanan.
"Ada yang sakit?". Tanya Bara menggenggam tangan kiri Crystall dan berada disebelah kasur kiri.
"Ada yang luka?". Bara dan Ferro melihat sekeliling tubuh Crystall dan tidak ada luka sedikitpun.
"Kalian berdua kenapa sih aneh banget gue cuma pingsan aja". Ucap Crystall beranjak turun dari kasur UKS dan menyambar tasnya. Rasa sakitnya sudah tidak terasa lagi.
"Gue kan khawatir sama lo". Ucap Bara.
"Lagian kenapa gak pingsan di hati gue aja si Crys. Yakin deh gak bakal ada yang luka-luka". Ucap Ferro mengangkat kedua jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf V.
Crystall mengeryitkan dahinya bingung lalu hanya menggelengkan kepalanya.
"Astaga jam 15:00!". Ucap Crystall saat melihat jam di handphone nya itu.
"Semua udah pulang dan sekolah pasti udah sepi". Ucap Bara beranjak bangun dari duduknya bersamaan dengan Ferro.
"Kenapa kalian gak bangunin gue?". Ucap Crystall memasang sepatunya gusar. Ia takut orang rumah akan mengkhawatirkannya.
"Lo kan pingsan cantik. Ahh oon juga nih". Ucap Ferro yang dibalas tatapan tajam dari Crystall. Setelah selesai Crystall berlari kearah luar dengan cepat.
Bara yang tadinya mau mengejar Crystall ditahan oleh Ferro. Mau tak mau Bara mengalah dan memutuskan untuk pulang. Ferro mengejar Crystall dan langsung menggendongnya seperti karung beras.
"Ferro!!! Lepasss!!". Teriak Crystall memukul-mukul punggung Ferro tapi Ferro tidak menggubris ocehan Crystall sedikit pun. Seolah-olah Ferro tidak melakukan apapun dan tak mendengarnya juga.
Ferro memasukan Crystall kedalam mobilnya lalu Ferro berlari kecil memutari mobil dan ikut masuk. Setelah Ferro masuk dan melajukan mobilnya Ferro dihujani ocehan Crystall.
"Ferro turunin gue! Nanti nyokap bakalan khawatir gue belum balik. Apalagi bang Nika sama Niko".
"Sstt iya ini gue mau anter lo pulang diem aja napa sih". Ucap Ferro tetap melajukan mobilnya.
"Gue bisa pulang sendi---"
"Diem atau gue cium". Crystall membulatkan matanya dan dengan hati yang tak ikhlas dia menuruti kemauan Ferro.
"Good"
********
"Tapi kamu gak ada yang luka kan sayang? Apanya yang sakit? Apa perlu Bunda panggil Dokter?". Ucap Bundanya memutar-mutari badan Crystall. Bundanya terlihat sangat khawatir. Nika dan Niko hanya menatap Bundanya yang sedang sibuk memutari badan Satu-satunya anak gadisnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Osis Girl And Troublemaker
Teen FictionTERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA Crystalia Milla Ken Hidup gue gak senyaman dulu semenjak adanya cowok trouble maker kaya dia atau yaa, bisa dibilang bad boy yang gantengnya gak ketulungan. Ferro, orang yang ganggu gue selama gue jadi osis dan gak ada h...