Juara 1 Lomba menulis #LiveInCampus tahun 2019 oleh Storial.
"Nggak tahu itu berarti goblok!" umpat Rangga dengan tatapan mata membara.
Cinta pasrah mendengar cercaan dari Dokter Ruangan itu. Sebagai mahasiswa bidan yang kurang pengalaman, Cinta me...
Ketika Rangga pamit ke toilet untuk menunaikan tugas mulia, sang ayah menghampiri Cinta dan menyapanya. Pria itu ternyata sangat ramah. Beda jauh dengan penampilannya yang terkesan garang.
"Nak Cinta, bagaimana kamu bisa mengenal anak lanangku?" tegur Camernya yang tampak penasaran. Sepertinya dia sengaja menunggu Rangga pergi dulu supaya tidak diusir.
"Saya mahasiswa praktik di rumah sakit tempat Dokter bekerja," jelas Cinta.
"Oh ya? Kamu bidan?" tebak sang ayah karena anaknya bekerja di kamar bersalin. Wajar saja kesimpulannya ke arah sana, sebab Cinta menggunakan seragam putih-putih yang bukan ciri khas koas. Cinta mengangguk sebagai jawaban.
"Sudah pernah menolong persalinan?"
"Beberapa kali."
Setelah beberapa pertanyaan basa-basi, Ayah Rangga menatap Cinta dengan serius. "Bagaimana ceritanya kalian bisa jadian? Siapa yang naksir duluan? Siapa yang nembak duluan?"
Cinta menunduk malu-malu. "Sepertinya saya yang suka duluan."
Ayah Rangga menutup mulutnya dengan tidak percaya. "Kamu beneran nggak apa-apa sama anak itu?" ucapnya terdengar sangsi. Cinta hanya tersenyum meski dalam hati heran, kenapa seorang ayah bisa begitu pada anaknya sendiri?
"Yah, sekarang dia emang keliatan normal sih, tapi kamu harus tetap hati-hati."
Netra Cinta melebar mendengar peringatan itu. Memangnya Rangga punya kepribadian lain yang disembunyikan? Apakah jangan-jangan dia psikopat? Kayaknya sih iya, kesenangannya dalam membully Cinta itu adalah buktinya.
"Memangnya ada apa dengan Dokter?"
Calon mertuanya terbahak. "Karena hidup dengan orang tua seperti aku, dia hanya tahu berkelahi saja. Kira-kira sampai SMA dia jadi ketua geng di kampung sini."
"Dokter jadi ketua geng?" ulang Cinta tidak percaya.
"Kamu mau lihat foto-fotonya jaman jahiliah?"
Cinta segera mengangguk antusias. Ayah Rangga mengambil hapenya dan menunjukkan sebuah folder berjudul anak lanangku. Cinta tersenyum melihat ada ratusan foto di dalamnya. Potret sejak Rangga bayi diabadikan di sana. Cinta ternganga ketika melihat sosok pemuda dengan rambut yang menyerupai kuda khimar dengan jaket kulit dan anting-anting.
"Ini Dokter Rangga?" tanyanya tidak percaya. Sang ayah hanya tertawa saja.
"Jaman SMA dia seperti itu. Meski kelihatannya kurus, dia cukup jago berkelahi. Jadi dia cukup disegani. Waktu dia bilang mau jadi dokter kandungan, aku menertawakan tujuh hari tujuh malam. Secara nilainya saja pas-pasan, kok cita-cita selangit. Sesuai dugaanku dia gagal pada tes pertama. Tapi saat melihat dia tidak menyerah dan mendaftar tes lagi, akhirnya aku jadi terpaksa mendukung dia. Tak kusangka akhirnya dia benar-benar bisa jadi dokter."
Cinta tertegun mendengar cerita dari sang ayah. Ternyata ada perjuangan yang sangat kerjas dibalik kisah hidup Rangga sebagai dokter. Melihat penampilan Rangga saat SMA ini saja, Cinta bisa tahu seberapa keras pria itu berjuang. Cinta benar-benar kagum pada semangat pacarnya itu.
"Ayah benar-benar khawatir karena dia nggak pernah punya pacar. Jaman sekolah dia terlalu menyeramkan, jadi cewek-cewek pada kabur. Setelah kuliah dan lulus, dia jadi workaholic. Syukurlah sekarang dia bisa bersama kamu." Senyuman Ayah Rangga terkembang manis. Pria itu melanjutkan ucapannya, "Terima kasih ya, Nak Cinta sudah mau menjadi pacar anak bodoh itu. Ayah titip dia. Semoga kalian langgeng."
"Justru saya yang merasa beruntung karena bisa bersama dengan Dokter," geleng Cinta.
"Ah, kamu benar-benar manis anak mantuku," seringai Ayah Rangga.
"Ngomong-ngomong saya boleh minta foto ini?"
"Boleh dong! Mana whatsappmu biar ayah kirim. Kalau dia macam-macam, ancam saja pake foto ini."
Cinta tertawa riang. Mengobrol dengan calon ayah mertuanya ternyata sangat menyenangkan.
***
"Kamu tadi ngobrol apa aja sama ayah?" selidik Rangga. Setelah kembali dari kamar mandi tadi dia curiga melihat Cinta yang tampak mengobrol seru dengan sang ayah. Jadi begitu mereka sudah duduk di dalam mobil dalam perjalanan pulang ke apartemen, dia menegur pacarnya.
"Ngobrolin masa lalu Dokter, ini saya dikasih foto ini." Cinta menunjukkan foto Rangga dengan rambut kuda khimar yang jadi wallpaper ponsel Cinta.
"Hapus nggak!" amuk Rangga sembari melotot.
"Nggak mau!" tolak Cinta. "Ini baru fotonya Dokter yang beneran ganteng. Kayak Paul Pogba," kekehnya.
"Ganteng dari Hongkong! Jangan dijadiin wallpaper gitu! Kalau orang-orang rumah sakit tahu gimana!"
Melihat pacarnya yang tampak ketakutan, Cinta jadi semakin ingin mengerjainya. Jarang-jarang dia bisa membully Rangga seperti ini.
"Wah, ide bagus tuh. Sebarin di grup ruang VK ah!"
"Jangan dong, please...."
***
Votes dan komen ya guys...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.